pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken
pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken

Harap tak Ada Lagi Banjir dan Genangan

Maddatuang, Pengurus Masjid Al Hilal Katangka

MASJID Al-Hilal atau lebih dikenal dengan nama Masjid Katangka adalah salah satu masjid tertua di provinsi Sulawesi Selatan. Dinamakan Masjid Katangka karena berlokasi di kelurahan Katangka, kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa.Kebersihan masjid tersebut tak lepas dari peran Maddatuang, sebagai pengurus masjid tertua tersebut.

Laporan: MUH FACHRIZAL

Setiap hari pria yang sudah berumur lebih setengah abad ini berada di masjid yang dibangun pada 1603 dan merupakan masjid Kerajaan Gowa.
Menurut Maddatuang kepada penulis, masjid adalah tempat beribadah umat Islam. Karenanya sudah sepantasnya, umat Islam untuk memakmurkan keberadaan masjid tersebut agar kita mendapat ganjaran pahala dari Allah SWT yang cukup besar.
Ia juga mengaku, telah lima tahun dipercaya menjadi Ketua Pengurus Masjid Al-Hilal. Ia terus merawat masjid Al-Hilal, apalagi tempat tinggalnya berada di sekitar Masjid Al Hilal.”Syukur ka nak, ka na’bantu ja anak remaja masjid untuk membersihkan masjid agar tetap bersih,”katanya.
Selain menrawat dan menjaga kebersihan masjid, Maddatuang juga dipercaya sebagai imam masjid. Hanya saja, beberapa kendala diakuinya setiap musim penghujan tiba.
“Kami kesulitan nak, karena setiap musim hujan selalu ada genangan air yang tertinggal dan rawan banjir juga di lokasi masjid. Harapan saya semoga pemerintah memberikan solusi agar sekitar masjid tidak lagi banjir,”harapnya.

Apalagui, kata Maddatuang, dari awal pertamanya dipilih menjadi ketua pengurus masjid, ia sudah menyurati pemerintah agar merespon banjir dan genangan di sekitar masjid.
Hal sama dikatakan, petugas pembersih Masjid Al-Hilal atau sering disebut marbot, Harun Rahman Dg Ngilla. Ia dipercaya sebagai marbot sejak tahun 2004. Dulunya dia seorang buruh harian, tapi ia tinggalkan karena pendapatnnya kecil. Akhirnya, ia dipercaya sebagai marbot dan digaji Rp1 juta oleh dinas kebudayaan.
“Saya sudah memiliki dua orang anak dan satu orang istri. saya tinggal juga di sekitar masjid. Penghasilan saya dicukupkan saja untuk kebutuhan sehari-hari,”jelasnya.
Ditanya suka-dukanya, Rahma mengaku, jika musim penghujan lokasi masjid terkadang terendam air.”Mudah-mudahan pemerintah provinsi dan kabupaten memperhatikan kondisi masjid serta kesejateraan marbot.Di masjid katangka ini, sering di datangi wisatawan dari luar kota maupun luar negeri,”tutupnya.(*)




×


Harap tak Ada Lagi Banjir dan Genangan

Bagikan artikel ini melalui

atau copy link

Tinggalkan komentar