MAKASSAR, BKM–Pedagang hewan kurban mulai marak berjualan di pinggir jalan jelang Hari Raya Idul Adha. Seperti halnya di Jalan Aroepala, eks Hertasning Baru. Mereka mengambil lahan-lahan kosong untuk menempatkan hewan kurban berupa sapi dan kambing sebelum dijual.
Pemerintah Kota Makassar mulai mempersiapkan pengawasan dan pemeriksaan hewan kurban.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Perikanan (DP2) Kota Makassar, Andi Herliyani memperkirakan jumlah hewan kurban di Makassar mengalami peningkatan. Bahkan peningkatan hingga 5 persen.
Kebiasaan Umat Islam di seluruh dunia dimana di setiap perayaan Hari Raya Idul Adha selalu dijadikan momen untuk saling berbagi kepada sesama.
Di Kota Makassar sendiri jauh sebelum Idul Adha ini, sebagian umat Islam sudah mempersiapkan hewan hewan yang akan dikurbankan nanti. Termasuk penjualan hewan sudah mulai menjajalkan dagangannya.
Herliyani pun mengakui melihat kondisi tersebut ia memastikan tahun ini akan ada peningkatan jumlah hewan kurban di Makassar.
Menurutnya, peningkatan tersebut lebih tinggi di banding tahun sebelumnya, sebab pada tahun 2018 DP2 Kota Makassar telah memeriksa setidaknya kurang lebih 3.900 hewan kurban.
“Pasti ada peningkatan karena tahun lalu saja hewan kurban yang terperiksa itu hampir mencapai 4 ribuan yah sekitar 3.900 sekianlah,” kata Herliyani.
Berdasarkan pengalamannya, hampir setiap tahunnya hewan yang akan dikurbankan selalu meningkat. Olehnya itu ia menyebut ada kenaikan sebesar 5 persen dari tahun 2018.
“Jadi estimasi kita tahun ini yah ada kenaikan sebanyak 5 persen atau sekitar 4 ribuan,” ungkapnya.
Selain itu banyak warga kota yang menetap di sini akan tetapi melakukan kurban di daerah lain.
Terpisah, anggota Komisi B Bidang Ekonomi dan Keuangan DPRD Kota Makassar, Hasanuddin Leo menyebut, pengawasan dan pemeriksaan seluruh hewan ternak sangat penting dilakukan. Tujuannya, untuk menjamin dan memastikan hewan yang akan disembelih dan dikonsumsi dipastikan sehat dan layak.
Olehnya itu, penting DPP Kota Makassar bersama Rumah Potong Hewan (RPH) mulai turun melakukan pengawasan dan pemeriksaan kesehatan hewan. Jangan sampai hewan ternak untuk kurban ada beredar cacat, tidak sehat dan dagingnya tidak layak dikonsumsi.
“Ada dua terlibat melakukan pengawasan hewan kurban, yaitu DPP Kota Makassar dan RPH. Keduanya sekarang ini sudah harus mulai turun melakukan pengawasan dan pemeriksaan. Bisa dengan berjaga di perbatasan terus memeriksa hewan-hewan yang masuk dari luar kota atau bisa juga turun ke tempat penjualan hewan melakukan pemeriksaan,” kata Hasanuddin Leo, Minggu (28/07).
Tidak sampai disitu, DPP Kota Makassar dengan RPH harus selalu berkoordinasi. Melaporkan aktivitas jual beli hewan kurban di Makassar agar memudahkan melakukan pemeriksaan kesehatan.
Dia juga berharap penjual hewan kurban bisa menjaga kebersihan kandang dan sekitar tempat jualan hewan kurbannya. Dan tidak berjualan di tengah kota yang dapat pasti mempengaruhi kenyamanan masyarakat termasuk keindahan kota.
“Keduanya harus menjaga koordinasi. Kalau ada lokasi penjualan hewan kurban, laporkan segera agar mudah diperiksa kesehatan hewan-hewan termasuk suratnya. Jangan ada yang beredar hewan tidak layak konsumsi,” tutupnya. (arf-nug/war/b)