pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken
pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken

150 Ekor Sapi Dilepas ke Jakarta

Pastikan Kesehatan Hewan Aman

MAKASSAR, BKM — Sejak penyakit mulut dan kuku (PMK) merebak di sejumlah wilayah di tanah air, Balai Karantina Pertanian Sulsel semakin memperketat jalan masuk dan keluar hewan ternak di provinsi ini.

Kendati begitu, menurut Kepala Balai Karantina Pertanian Sulsel, Luthfie Natsir, distribusi hewan ternak khususnya sapi yang akan diperdagangkan ke luar Sulsel tetap berjalan dengan baik.
Apalagi, sejauh ini, belum ditemukan hewan ternak yang terjangkit PMK di wilayah kerjanya.
“Jadi walaupun PMK masih menjadi persoalan saat ini, namun melalui pengawasan dan karantina ketat, seluruh hewan ternak, khususnya sapi yang dikirim ke luar daerah insyaallah aman,” ungkapnya.
Dia mengatakan, pada 10 Juni lalu, melalui Pelabuhan Laut Soekarno-Hatta, sebanyak 27 ekor sapi dikirim menuju Batu Licin, Kalimantan Selatan.

“Hewan ternak tersebut sebelumnya telah melalui proses karantina di Instalasi Karantina Hewan Pate’ne.
Sapi-sapi tersebut dikarantina selama 14 hari. Terhitung mulai 26 Mei hingga 10 Juni 2022,” ungkap Luthfie.
Selanjutnya, hari ini, Jumat (17/6) Balai Karantina juga akan melepas 150 ekor sapi ke Sunda Kelapa, Jakarta.
Pengiriman sapi-sapi tersebut melalui Pelabuhan Tuju-tuju Kabupaten Sinjai. Selanjutnya pada 18 Juni juga akan dikirim sapi sebanyak 33 ekor menuju pelabuhan Batulicin.
“Itu juga akan dikirim lewat pelabuhan Soekarno Hatta,” katanya.

Lutfi menjelaskan, Pelabuhan Soekarno Hatta baru pertama kali dijadikan sebagai tempat pengeluaran hewan ternak.
Itu dikarenakan instalasi karantina hewan yang ada di Parepare sudah tak bisa menampung hewan ternak tersebut.
Apalagi, masa karantina sejak munculnya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) harus dilakukan selama 14 hari.
Selain di Makassar dan Parepare, pemasukan dan pengeluaran hewan ternak juga berpusat di Kabupaten Bone (pelabuhan Tuju-tuju), Sinjai, Jeneponto dan Bulukumba.
Adapun daerah asal hewan ternak didominasi dari Nusa Tenggara Timur (NTT) dan NTB.
Karantina Pertanian kata Lutfi hanya mengurusi hewan ternak yang masuk dan keluar lewat jalur yang ditetapkan, lewat pelabuhan.
“Kita tidak punya kewenangan kalau lewat darat, yang ada di pelabuhan,” katanya.

Hal senada disampaikan Koordinator Karantina Hewan, Sandra Widhiyana menyampaikan, selain melakukan karantina hewan, pemeriksaan fisik serta dokumen juga telah dilakukan untuk memastikan kesehatan hewan.
Karantina Pertanian Makassar telah melakukan koordinasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulsel terkait pencegahan dan antisipasi virus PMK.
“Kita terus berupaya meningkatan pengawasan lalu lintas hewan rentan PMK di Wilayah Kerja Karantina Pertanian Makassar,” terangnya

Berdasarkan data Karantina Pertanian Makassar, pelabuhan terbanyak menerima pemasukan hewan yakni di Jeneponto dengan 97 kali pemasukan. Total untuk sapi, kerbau, dan kambing sebanyak 4.014 ekor.
Sementara khusus sapi hingga Mei 2022, mencapai 2.551 ekor.
“Kalau sapi tahun lalu sekitar 9 ribuan yang masuk, keluar 21 ribu,” ujarnya.
Sub Kordinator Promosi dan Pelayanan Usaha Dinas Peternakan Sulsel Rasmiati mengatakan, pihaknya terus berupaya mengawasi hewan-hewan ternak yang masuk dan keluar di Sulsel.

Bekerjasama dengan Balai Karantina Pertanian dan stakeholder terkait.
Termasuk bekerjasama dengan kepolisian untuk mengawasi hewan ternak, termasuk hewan-hewan ternak yang masuk secara ilegal.
“Untuk antisipasi PMK kita sudah bentuk satgas Pencegahan PMK,” pungkasnya. (rhm)




×


150 Ekor Sapi Dilepas ke Jakarta

Bagikan artikel ini melalui

atau copy link