SEHARI sebelumnya kader PKS kabupaten Maros menginap di Masjid Nurul Hidayah, Maccopa. Para Bacaleg mengikuti pelatihan peningkatan spiritual (PPS).
Dimulai dari Magrib sampai Subuh hari.
Selain salat wajib, mereka juga menerima siraman rohani dari beberapa pendakwah. Lalu istirahat pada malam peringatan hari kemerdekaan sebelum sama-sama bangun salat Tahajud.
Muzayyin menuturkan, partainya merasa ada yang lebih penting diperhitungkan dalam langkah politik, yakni keridaan Allah Swt.
“Kita tidak mau ikut terjebak dalam hitung-hitungan suara di pemilu. Bagi PKS, hal paling utama yang perlu dikalkulasi adalah tujuan dari berpolitik itu. Berjuang untuk kemaslahatan umat dalam tindakan-tindakan yang mendekatkan diri dengan Sang Pencipta,” ucap Muzayyin.
Wakil Ketua DPRD Sulsel itu sepakat bahwa pemilu membutuhkan kekuatan. Namun bukan fisik semata, tetapi juga kekuatan akal dan jiwa.
“Menimba ilmu pada majelis ini adalah upaya menguatkan akal itu. Sedangkan rangkaian ibadah yang kita lakukan di tempat ini untuk meneguhkan mental. Seringkali orang tidak bisa berbuat banyak bukan karena lemah fisik, namun lemah jiwa,” tambahnya.
PKS Maros mendorong para pejuang kursi legislatifnya untuk menebalkan kekuatan spiritualnya.
Ketua Bappilu PKS Maros, Faizal Zainal menambahkan, para Bacaleg diminta berjuang bersama-sama. Bahkan yang berada di dapil yang sama juga harus saling menunjukkan kekompakan. Kompak dalam bergerak bersama meraup suara sebanyak-banyaknya.
PKS Maros menargetkan satu kursi dari setiap dapil (enam) untuk kursi DPRD Maros agar bisa membentuk fraksi sendiri. Legislator petahana PKS, Rahmat Hidayat menyebut itu bisa saja dicapai, dengan syarat semua caleg mengencangkan pergerakannya. Jangan lelah bertemu masyarakat.
Di Gusung Pangkayya, para pengurus dan kader PKS juga membentangkan bendera Merah-Putih yang panjangnya 78 meter. Mereka mengarak bendera itu sambil menggaungkan yel-yel kemerdekaan. (rif)