MAKASSAR, BKM–Dinamika pertarungan menuju kursi Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) Sulsel semakin ketat.
Pengamat politik Universitas Hasanuddin Makassar, Sukri Tamma mengatakan DPW PAN Sulsel bukan hanya soal figur, tapi juga strategi dan dukungan struktur partai.
“Nama-nama besar yang mencuat akan menjadi penentu arah PAN Sulsel lima tahun ke depan,” jelasnya.
“Perebutan kursi Ketua DPW PAN Sulawesi Selatan (Sulsel) melibatkan sejumlah kepala daerah dan ketua DPD di Sulsel termasuk petahana Ashabul Kahfi,” tambah dia.
Sukri Tamma, menilai PAN Sulsel perlu regenerasi kepemimpinan usai kursi di DPRD Sulsel anjlok selama tiga periode dipimpin Ashabul Kahfi. Lanjut dia, mestinya memang ini bahan evaluasi.
“Selain itu saya kira faktor regenerasi penting untuk menjadi perhatian agar membuka jalan bagi kader lain,” ujar Sukri.
Banyaknya pendaftar, kata Sukri, membuat DPP PAN akan mempertimbangkan adanya regenerasi. Apalagi kursi PAN di DPRD Sulsel anjlok dalam tiga periode terakhir yakni Pileg 2014 meraih 9 kursi, Pileg 2019 turun menjadi 7 kursi dan Pileg 2024 cuma 4 kursi.
“Sepertinya masih fifty-fifty (DPP ganti Kahfi), tapi saya kira pertimbangan regenerasi akan jadi pertimbangan penting,” katanya.
Sukri menilai regenerasi kepemimpinan di PAN Sulsel akan berdampak pada kesiapan partai menghadapi Pemilu 2029.
Menurutnya, PAN Sulsel harus punya pemimpin yang mampu beradaptasi dengan dinamika politik yang terus berubah.
Sangat penting (regenerasi) karena tentu PAN ingin agar pemilu depan hasil yang mereka capai akan lebih baik dengan dinamika sistem dan masyarakat yang terus berubah, tentu PAN juga harus dapat terus menyesuaikan diri.
“Karena itu menurut saya PAN butuh leader yang dapat memastikan mereka mampu beradaptasi lebih baik lagi pada perkembangan kecenderungan dinamika sistem politik ke depannya,” sambung Sukri.
Dari sejumlah nama yang mencuat, dua bupati disebut memiliki peluang besar. Sukri menilai Bupati Maros Chaidir Syam lebih diunggulkan dibanding Bupati Gowa Husniah Talenrang karena faktor pengalaman.
“Pak Chaidir Syam sedikit lebih diuntungkan dari sisi pengalaman dan rekam jejak di partai. Beliau pernah menjadi Wakil Ketua DPRD dan Ketua DPRD. Sementara Ibu Husniah masih baru,” sebut Sukri. (rif)