GOWA, BKM — Kasus bayi tertukar menghebohkan penghuni RSU Syekh Yusuf Gowa. Kejadiannya bermula ketika seorang ibu muda bernama Kiki (24) melahirkan dua bayi kembar pada Jumat (17/7).
Sayangnya, peristiwa ini baru diketahui pada Minggu (19/7) di saat Kiki tersebut hendak memberikan ASI (Air Susu Ibu) kepada kedua bayinya tersebut. Dia kaget karena sepengetahuannya dua bayi kembarnya adalah lahir emas. Artinya, satu berjenis laki-laki dan satunya perempuan.
Namun bayi yang diberikan petugas di ruang Perinatologi keduanya berjenis kelamin laki-laki .Tak terima hal tersebut, akhirnya Fendi (24), suami Kiki langsung melaporkan kejadian itu ke Polres Gowa.
Mendapat laporan tersebut, petugas Polres Gowa kemudian ke RSU Syekh Yusuf. Saat dimintai keterangan oleh polisi, Kiki mengaku jika salah satu bayinya yang diklaimnya perempuan itu ternyata tertukar dengan seorang bayi laki-laki.
“Kami terpaksa melapor ke polisi karena pihak rumah sakit tidak ada yang mau memberikan penjelasan kepada kami atas tertukarnya bayi cucu kami,” ucap Rosmini, ibu Kiki yang juga nenek dari dua bayi kembar tersebut.
Hingga kini pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait kasus tertukarnya bayi itu. Polisi juga masih meminta keterangan dari keluarga bayi kembar tersebut. Termasuk pihak rumah sakit.
Kasat Reskrim Polres Gowa, AKP Muh Yunus mengatakan, pihak RS belum bisa memberikan keterangan lebih detil. adahal keterangan RS sangat penting untuk mengetahui proses hingga anak itu dimasukkan ke ruang perawatan bayi.
Menurut AKP Muh Yunus, ada indikasi malpraktik. “Kami juga menyiapkan langkah tes DNA. Itu memungkinkan dilakukan. Selain itu, kami juga sedang mengumpulkan rekaman CCTV guna pengembangan kasus ini,” jelas Kasat Reskrim.
Rosmini, nenek bayi mengatakan, pihak rumah sakit juga memberitahukan kepada pihak keluarganya kalau dalam waktu dekat pihak rumah sakit akan mengumpulkan semua dokter untuk mengklarifikasi peristiwa ini.
Sementara itu, Direktur RSU Syekh Yusuf Gowa, dr Salahuddin yang dikonfirmasi BKM via ponselnya, Senin (20/7) pukul 20.30 Wita menjelaskan, bahwa indikasi tertukar bayi kembar berawal dari adanya seorang pasien melahirkan dalam kondisi operasi caesar.
“Ibu bayi tersebut menjalani seksio atau dioperasi dalam kondisi darurat atau tanpa perencanaan. Hal itu dilakukan semata-mata untuk menyelamatkan bayi dan ibunya. Bayi ini ternyata kembar. Bayi laki-laki pertama berhasil lahir (diseksio) dan kemudian dibawa petugas dari kamar operasi ke kamar perawatan bayi. Bayi tersebut segera dibawa untuk stabilisasi karena ternyata mengalami gangguan pernafasan. Setelah bayi itu distabilisasi, ternyata petugas di ruang operasi mengabarkan lagi bahwa bayinya kembar,” jelas dr Salahuddin.
Ketika berhasil mengangkat bayi kedua itulah, petugas di bagian operasi mengabarkan identifikasi awal bahwa bayi kedua adalah perempuan. Namun ternyata sesampainya di ruang perawatan, petugas setempat menyampaikan bahwa bayi itu ternyata berjenis kelamin laki-laki.
“Makanya akan diupayakan melakukan tes DNA. Tapi karena masih libur lebaran, maka kita urungkan dulu sebab petugas DNA baru akan masuk setelah libur nasional selesai. Yang kita syukuri karena kedua bayi tersebut maupun ibunya dapat terselamatkan jiwanya. Memang ibu kedua bayi itu divonis harus menjalani sito operasi (artinya segera), sebab kondisi awal ibunya sangat tidak memungkinkan,” terangnya. (sar-ril/c)
Bayi Tertukar akan Jalani Tes DNA
×





