SIDRAP, BKM — Hingga saat ini belum ada upaya untuk memperlebar jembatan di lokasi jalan yang menghubungkan Kabupaten Sidrap dan Pinrang, tepatnya di Kecamatan Baranti. Akibatnya, setiap tahun usai lebaran Idul Fitri, jalur ini menjadi biang kemacetan.
Pemandangan itu terlihat setiap tahun atau waktu-waktu tertentu. Kemacetan selalu mencapai beberapa kilometer, dan terjadi
pada puncak arus mudik atau liburan lebaran. Pasalnya, jalur trans tersebut satu-satunya jalan penghubung antarkedua kabupaten, yang bisa dilintasi dengan cepat oleh para pengguna jalan.
Sejumlah warga setempat menuturkan, kemacetan dipicu oleh jembatan yang lebarnya hanya 6 meter dari sisi pagar pembatas sungai. Sementara panjangnya 5 meter.
Jembatan tersebut sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan yang menjadi penanggung jawab, belum pernah melakukan pelebaran jembatan itu. Kecuali pengaspalan.
Jika libur lebaran, kemacetan terjadi dari dua sisi arah berlawanan. Bahkan biasa sampai di perbatasan Aressie, dan sebaliknya Rappang yang panjangnya diperkirakan 5 kilometer.
“Terakhir jalan ini di aspal 10 tahun lalu. Kalau jembatannya, sejak jaman Belanda belum pernah dipugar dan dilebarkan oleh pemerintah. Jadi wajar setiap tahun libur lebaran macetnya minta ampun,” ungkap H Amir yang diamini H Arifuddin, tokoh masyarakat Baranti, Selasa (21/7).
Hal senada juga dikemukakan tokoh masyarakat Baranti lainnya H Zulkifli Zain. Ia berharap pemerintah daerah bisa mengusulkan pelebaran jalan tahun depan, agar kemacetan di Baranti tidak terjadi lagi di tahun-tahun mendatang.
“Kami akan koordinasikan dengan Dinas Bina Marga untuk mengusulkan ke PU Provinsi agar dilakukan pelebaran pada tahun anggaran 2016 mendatang,” kata H Zulkifli yang juga Ketua DPRD Sidrap, kemarin.
Sebelumnya, salah seorang anggota DPRD Provinsi yang juga putra Sidrap H Saharuddin Alrif, mengaku pernah merasakan kemacetan di lokasi tersebut saat melintas pada lebaran tahun ini.
“Jangankan masyarakat, kemarin saya mengunjungi keluarga di Pinrang sempat terjebak macet sampai dua jam karena kendaraan harus diantre dari dua sisi berlawanan. Ini yang harus menjadi perhatian pemerintah secepatnya,” ungkap legislator asal Nasdem ini.
Diapun mengaku siap membantu memperjuangkan anggarannya di provinsi. “Ini sebenarnya bukan bidang kami karena saya di Komisi E. Tetapi kita akan usahakan perjuangkan pada teman-teman komisi yang membidangi jalan dan jembatan itu, agar tahun depan sudah bisa ada proyek pelebaran jembatan di Baranti,” tandas Saharuddin Alrif. (ady/rus/b)