×
Connect with us

Headline

“Angeline Soppeng”, Diperkosa Lalu Dibunuh Sepupu

-

SOPPENG, BKM — Awalnya Aqista (9) dilaporkan hilang sejak 22 Juli 2015 lalu. Namun, warga Kampung Pao’e, Kelurahan Salokaraja, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng tiba-tiba geger setelah Aqista ditemukan tidak bernyawa lagi di sebuah kebun di Pao’e, Kamis (30/7) dini hari.
Kasus tewasnya Aqista ini membuat ingatan kita kembali ke kasus kematian Ageline, sebuah gadis berumur 7 tahun di Denpasar Bali beberapa bulan lalu. Kendati motifnya berbeda, tapi Angeline juga tewas setelah sebelumnya dilaporkan hilang oleh keluarganya. Namun, beberapa pekan kemudian, mayat Angelina ditemukan dikubur tidak jauh dari rumahnya yang diduga dibunuh oleh orang dekatnya.
Berdasarkan penelusuran polisi , Aqista diduga tewas dibunuh oleh sepupunya Misbah (22). Bahkan, diduga, sebelum dibunuh, Aqista sempat diperkosa.
Misbah ditangkap di Makassar kemarin malam. Dari pengakuan Misbah inilah, polisi berhasil menemukan lokasi dimana anak pasangan A Musakkir dan Aci ini dikubur.
Kapolres Soppeng, AKBP Dodied Prasetyo Aji melalui Kasi Humas Polres Soppeng, Iptu Syamsuddin, Kamis (30/7) mengatakan, polisi telah menerima laporan dari orang tua Aqista bahwa anaknya hilang. Dari laporan ini polisi langsung turun melakukan penyelidikan.
Namun, ternyata keluarga korban juga melakukan pencarian. Keluarga korban mengaku curiga dengan Misbah, salah satu sepupu korban. Pasalnya, pada Rabu (22/7) siang, salah seorang warga sempat melihat Misbah menggendong korban menyeberang jembatan menuju ke areal kuburan.
“Tapi saat itu saya tidak curiga karena korban dan laki-laki itu masih sepupu,” kata warga Pao’e yang enggan namanya ditulis.
Kecurigaan terhadap Misbah makin kuat karena beberapa saat setelah ia dilihat menggendong Aqista, ia langsung berangkat ke Makassar. Padahal, ada informasi, ia bersama keluarga baru akan berangkat ke Makassar pada Kamis (23/7).
Pihak keluarga, salah satunya bernama Hasyim lalu menyusul ke Makassar, Rabu (29/7) malam. Di Makassar, Misbah berhasil ditemukan. Ia lalu diinterogasi dan diamankan di kantor polisi. Saat diinterogasi polisi, Misbah mengakui perbuatannya. Ia pun memberitahu dimana ia mengubur Aqista.
Malam itu juga Hasyim menghubungi pihak keluarga bahwa Aqista telah dibunuh dan dikubur di salah satu kebun di Paoe. Keluarga dan polisi langsung turun ke lokasi. Evakuasi korban dipimpin langsung Kapolres Soppeng, AKBP Dodied Prasetyo Aji. Sementara, Misbah baru dibawa ke Soppeng, Kamis (30/7) subuh.
Saat polisi menemukan lokasi dimana Aqista dikubur, bau busuk mulai menyengat. Pasalnya, sudah seminggu korban di kubur. Bahkan, tubuh korban tidak terkubur semua. Masih tampak pergelangan kakinya di atas permukaan tanah. Lokasinya ditutup dengan daun kelapa.
Setelah dievakuasi, mayat korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Latemmamala Soppeng untuk divisium.
“Korban diduga diperkosa lebih dulu sebelum dibunuh. Ini berdasarkan hasil visum di Rumah Saki Latemmamala,” ungkap Kasi Humas Polres Soppeng Iptu Syamsuddin.
Dari hasil visum itu, kata dia, ditemukan luka robek di bagian vagina korban. Batok kepala korban juga pecah dan tangan kanan mengalami luka gores.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Soppeng, AKP Amrin mengatakan, jika pelaku yang ditangkap di Makassar telah mengakui perbuatannya.
“Korban dibunuh dengan cara dicekik. Setelah dicekik, tersangka lalu menginjak-injak korban karena belum yakin korban tewas,” katanya.
Tersangka kini mendekam di sel Mapolres Soppeng untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Tersangka dijerat pasal 76 B jo 81 (1) UU 35 tahun 2014 dan penganiayaan yang menyebabkan kematian pasal 76 C jo 80 (3) UU 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman 15 tahun penjara. (fir/maf/a)

Share

Komentar Anda


Populer Minggu ini