×
Connect with us

Headline

Aku Rela Jual Diri Demi Narkoba

-

Namanya Rani (samaran). Tinggal di salah satu kampung di sebelah selatan Kota Makassar. Umurnya sekarang 27 tahun.

Rani dulunya seorang kembang desa. Dengan paras lumayan, bodi semampai, dan kulit kuning langsat, banyak lelaki, baik yang perjaka, duda, malah yang sudah beristri ingin mempersunting dirinya.
Namun karena sadar kalau cantik, perempuan berambut sebahu itu sangat selektif dalam berpacaran.
Banyak lelaki yang dibuat tak berdaya karena cintanya ditolak hingga patah hati. Malah ada yang nekat ingin mengakhiri hidupnya. Dalam menjalin hubungan, Rani menetapkan standar cukup tinggi. Paras sang lelaki harus minimal tujuh. Kendaraan yang gunakan minimal motor sporty keluaran terbaru.
Sejak duduk di bangku kelas 1 SMA, Rani sudah gonta-ganti pacar. Karena kemolekannya, dia percaya banyak lelaki yang antre ingin jadi pacarnya. BosaN sedikit saja, dia akan memutuskan lelaki tersebut. Malah, jika dia tahu pacarnya sudah mapan alias bekerja, Rani tak segan-segan menjadikannya sebagai ATM berjalan.
Hingga Rani terjerumus pergaulan bebas. Dia termasuk anak korban broken home. Ibunya, Dg Cora (bukan nama sebenarnya), seorang perias pengantin yang jarang ada di rumah. Apalagi jika musim kawin. Sementara ayahnya, Dg Ngitung (bukan nama sebenarnya), adalah seorang pelaut yang juga sangat jarang tinggal di rumah. Karena kurang mendapat pengawasan, Rani tumbuh menjadi remaja gaul yang keluar masuk tempat hiburan malam serta bergaul dengan remaja lain korban broken home juga. Diapun mulai kenal dengan obat-obatan terlarang. Barang haram itu dikenal saat duduk di bangku kelas 3 SMA. Pacarnya yang anak seorang pejabat yang awalnya memberikan barang tersebut untuk Rani. Diapun mulai ketagihan. Sambil nge-drugs, wanita bermata lentik itupun akrab dengan seks bebas. Karena ketergantungan dengan narkoba, utamanya jenis sabu, Rani kerap berbohong pada ibunya agar diberi uang lebih banyak. Tak jarang dia rela menggadaikan barang berharganya seperti ponsel atau emas miliknya. Jika sang ibu bertanya kemana barang-barangnya, dengan diplomatis Rani mengatakan dicuri.
Kecanduannya pada narkoba membuat dia merasa tergantung pada sang pacar, Doni yang menjadi penyuplai barang haram tersebut. Apapun yang dikatakan sang pacar akan diturutinya. Diapun merasa takut ditinggalkan oleh lelaki berperawakan sedikit tambun itu. Mereka kerap berpesta narkoba di kamar-kamar penginapan yang disewa secar short time. Atau jika tak ada orang di rumah Rani, mereka melampiaskan nafsu mengonsumsi barang itu di rumahnya. Jika uang keduanya habis, maka mereka memutar otak bagaimana cara mendapatkannya. Hingga suatu ketika, saat itu, Rani menunggu pengumuman lulus ujian, tak ada uang sesenpun di kantongnya. Sementara dia bersama sang pacar sangat ingin nyabu. Tak ada barang berharga yang bisa dijual. Dengan inisiatif Doni, Rina pun dijual melayani seorang lelaki paruh baya yang juga diketahui pengedar narkoba. Saat ini apapun akan dilakukan Rani demi mendapatkan barang haram tersebut. (b)

Share

Komentar Anda


Populer Minggu ini