Headline
Mate Disantangngi, Itu Ciri Orang Sulsel

MAKASSAR, BKM– Sulsel kembali kehilangan seorang tokoh terbaik. Budayawan serta tokoh pers nasional dan Sulsel Rahman Arge tutup usia, Senin (10/8) sekitar pukul 10.00 Wita di kediamannya di Jalan Ade Irma Nasution, Blok D/8 Makassar.
Almarhum meninggal dunia karena sakit. Menurut anak keempat almarhum, Upika, Rahman selama beberapa bulan terakhir mengalami komplikasi beberapa penyakit. Selain prostat, almarhum juga terkena serangan stroke kedua pada April lalu dan harus dirawat di Rumah Sakit Siloam Makassar.
Setelah terkena serangan stroke kedua, kata Upik, almarhum tidak bisa beraktifitas seperti biasanya.
“Bapak harus bedrest,” kata Upik di rumah duka kemarin.
Dia menuturkan, dua minggu sebelum meninggal, almarhum menolak makan apapun yang diberikan. Namun pagi menjelang ajal menjemput, Rahman sempat makan bubur empat sendok.
Upik mengatakan, sebagai bapak, almarhum adalah sosok yang tegas namun sangat menyayangi keluarga.
“Beliau selalu menekankan kepada kami untuk menjunjung tinggi nama baik keluarga. Beliau juga berpesan agar saling menghargai dan menyayangi sesama saudara,” kata Upik.
Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo usai melakukan peresmian Gedung Radiologi RS Sayang Rakyat, didampingi sejumlah kepada SKPD melayat ke rumah almarhum.
Di mata Syahrul, Rahman Arge adalah salah seorang tokoh Sulsel yang telah meninggalkan banyak pesan baik untuk masyarakat Sulsel.
Banyak pesan diungkapkan Rahman baik secara lisan maupun tulisan yang memperlihatkan ketinggian budaya dan gengsi orang Bugis Makassar.
“Beliau adalah sosok sempurna yang mewakili karakter orang Bugis Makassar. Beliau pernah jadi wartawan, politisi, dan bintang film,” kenang Syahrul.
Orang nomor satu di Sulsel itu menambahkan, banyak kesan mendalam yang ditinggalkan almarhum. Salah satunya dalam menjunjung tinggi nilai dan martabat.
Dia mengatakan, salah satu naskah yang saat ini sedang dicari karya Rahman Arge adalah sebuah tulisan berjudul Mate Disantangngi. Kalimat itu memiliki arti cukup dalam. Artinya, seseorang, khususnya laki-laki, harus mati dengan harga dirinya.
“Saya pernah minta tulisan itu, tapi belum ada. Mate Disantangngi itu ciri orang Sulsel. Kita harus mati secara terhormat,” kata Syahrul.
Dia menambahkan, Sulsel kembali kehilangan salah seorang putra terbaiknya yang menjadi sumber referensi.
Kepada wartawan, Syahrul membacakan salah satu sms terakhir yang dikirim kepadanya. Isinya: Kematian dalam Islam diibaratkan pintu hakikat karena ia menyodorkan kekosongan di jalan menuju kembali titik asal. Kematian ada dua, ketidakadaan kehidupan dan ketiadaan dirian.
“Itu luar biasa. Dia mau saya terbentuk jadi sosok Bugis Makassar yang sesungguhnya,” kata Syahrul.
Menurut rencana, almarhum akan dimakamkan hari ini, Selasa (11/8) di Pemakaman Beroangin, Jalan Tinumbu. Almarhum meninggalkan lima orang anak dan seorang isteri. (rhm/b)
-
Headline4 minggu ago
Tak Lulus Tes, Kontrak Diputus
-
Headline3 minggu ago
Bikin Resah, Pemadaman Listrik Tanpa Pemberitahuan
-
Headline4 minggu ago
Jaksa Tuntut Mati Pemilik Sabu 12 Kg
-
Sulselbar3 minggu ago
Lurah-Disdagkoprinum Sidak Agen LPG
-
Metro4 minggu ago
KAHMI Makassar Bakal Gelar Sejumlah Kegiatan Meriahkan Milad ke-57
-
Metro4 minggu ago
Polimarim Gelar Workshop Pemutakhiran Modul Prodi Nautika
-
Berita4 minggu ago
Jamaah Al Jasiyah Travel Ziarah Seputar Kota Mekkah
-
Politik3 minggu ago
PSI Tak Ingin Buru-Buru Dukung Capres dan Cawapres