×
Connect with us

Sulselbar

Warga Protes Pemkab

-

MAJENE, BKM — Berbagai kalangan masyarakat di Kabupaten Majene memprotes Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majene. Protes dilakukan terhadap rencana Pemkab Majene menggelar kegiatan sabung ayam atau ‘Mappasilotteng Manuq’. Salah satu di antaranya dari budayawan Mandar yang juga Ketua Dewan Kesenian Sulbar, Muhammad Syariat Tajuddin.
”Saya minta agar rencana ini dibatalkan. Tak boleh kita paksakan sebuah tradisi yang mendapat penolakan dari pemuka, baik agama maupun budayawan di tanah Mandar ini,” tegas Syariat saat ditemui BKM di Mamuju , kemarin.
Menurut Syariat, kendati beralasan pelestarian budaya, tapi ia menegaskan, seni dan budaya harus menghambat pada kehidupan, sebagaimana seni dan budaya lahir dari kehidupan. Tak boleh lepas dari konteks masyarakatnya. Dikatakan, dulu sabung ayam bisa diterima sebagai produk budaya. Tapi dalam konteks hari ini, boleh jadi ia tak lagi kontekstual dengan kepentingan perdaban.
”Hemat saya, Pemkab harus melihat realitas masyarakatny. Disitu ia harus kontekstual membaca denyut nadi dan aspirasi masyarakatnya,” pungkas Syariat.
Sorotan juga datang dari budayawan muda, Muhammad Ridwan Alimuddin. Menurut penulis asal Mandar ini, sabung ayam dalam rangkaian memeriahkan HUT Kabupaten Majene, diminta untuk tidak dilaksanakan. Sebab, saat ini di tengah-tengah maraknya penangkapan pelaku judi sabung ayam justru tak elok jika digelar di kota pendidikan itu.
”Di Polewali Mandar dan di Mamuju , pelaku judi sabung ayam marak digrebek oleh kepolisian. Kenapa di Majene malah mau dipentaskan,” ungkapnya.
Ridwan mengaku, Mandar memiliki permainan rakyat yang sangat banyak. Salah satu yang banyak mengundang atensi adalah Mamaccaq atau pencak silat. ”Di Majene itu, banyak permainan rakyat. Kenapa harus sabung ayam. Ada Mamaccaq (pencak silat), mengapa bukan itu yang dilaksanakan. Kalau memang ingin menampilkan ayam lebih baik pameran ayam saja,” paparnya. (ala/mir/c)

Share

Komentar Anda


Populer Minggu ini