×
Connect with us

Headline

Masukkan Sagu sebagai Menu di Japan Air Lines

-

Profesor sagu. Begitu yang kerap orang katakan terhadap dirinya. Ide dan pikirannya selalu dipenuhi oleh sagu. Termasuk langkah inovasi yang akan dilakulan untuk membuat makanan penghasil karbohidrat ini lebih familiar dan membumi di tengah masyarakat.

Laporan: Rahma Amri

Dari sejumlah hasil penelitiannya, terungkap cukup banyak keunggulan dari tanaman tersebut. Lelaki yang juga akrab disapa Sensei Oso ini mengatakan produktifitas sagu bisa bersaing dengan sumber makanan pokok lainnya seperti beras dan jagung. Tanamannya tidak membutukan air yang terlalu banyak. Selain itu, tanaman sagu tidak tergantung pada pupuk dan obat-obatan anti hama. Sehingga bisa dibilang sagu merupakan makanan organik. Di sisi lingkungan, sagu mampu menyerap gas karbondioksida atau CO2 yang mampu membuat polusi.
Dari segi investasi, bertanam sagu cukup menjanjikan. Bagi pemilik tanaman sagu, pohon itu mampu memberi penghasilan yang lumayan dan menjadi pohon masa depan. Dia member contoh, bagi petani sagu yang ingin menyekolahkan anaknya hingga ke bangku universitas, bisa menanam saat sang anak masih kecil dan bisa panen saat anak membutuhkan biaya sekolah yang tidak sedikit.
Keunggulan lain, sagu mengandung karbohidrat murni sehingga orang yang alergi terhadap kandungan lain seperti protein, sangat aman mengonsumsi.
“Saat ini, Japan Air Lines misalnya, sudah memasukkan makanan berbahan sagu dalam daftar menunya. Itu dilakukan untuk mempertimbangkan penumpang yang alergi terhadap protein,” kata Oso.
Kecintaannya terhadap sagu sudah mengalir hingga ke dalam darahnya. Termasuk menyukai semua jenis makanan olahan berbahan dasar sagu. Terutama kapurung, dange dan lawa ikan.
“Saya suka sekali jenis makanan itu,” jelasnya.
Saat ini, dia tengah mengagendakan tiga tiga rencana studi sebagai langkah tindak lanjut dari penelitian yang dilakukan selama ini.
Pertama, membuat tempat pembibitan benih unggul sagu yang representatif supaya bisa dihasilkan tanaman berproduksi bagus. Kedua, mencoba membuat sagu bersih agar bisa bersaing dengan tepung lain seperti tapioka. Dan ketiga, menghadirkan Information Centre yang memberi akses terhadap siapa saja yang ingin tahu informasi seputar sagu. (b)

Share

Komentar Anda

Populer Minggu ini