MAKASSAR, BKM –Moda angkutan massal bus rapid transport (BRT) atau akrab disebut busway kurang diminati masyarakat. Masalahnya ada pada kurangnya sosialisasi ke masyarakat.
Promosi memang menjadi satu-satuya jalan untuk mendongkrak minat masyarakat. Apalagi, rata-rata busway hanya mengangkut satu sampai lima orang dalam satu kali perjalanan.
Sosialisasi dan promosi yang dimaksud terkait rute yang dilayani, harga yang sangat terjangkau, serta kenyamanan yang diperoleh penumpang jika menggunakan BRT.
Selama ini, Perum Damri dinilai terkesan menutup diri dalam pengoperasian busway.
Kepala Bidang (Kabid) Angkutan Darat Dishubkominfo Sulsel, Ilyas Iskandar mengatakan, sosialisasi dan promosi akan maksimal dilakukan setelah halte terpasang.
Dia menilai percuma melakukan sosialisasi kalau fasilitas belum tersedia. Penumpang juga bingung mau turun dan naik di mana.
“Kalau halte sudah banyak, sosialisasi akan dimaksimalkan,” ungkap Ilyas.
Ia pun mengaku akan menagih janji mal dan pusat perbelanjaan untuk membuat halte sendiri. Sejauh ini, baru GTC di Tanjung Bunga yang membangun.
Dia melanjutkan, dalam waktu dekat, sebanyak 37 halte segera dipasang. Itu akan makin lengkap dengan penambahan halte dari pusat perbelanjaan.
Pihaknya juga akan mendorong Makassar berpartisipasi membuat halte dengan alasan, BRT dominan beroperasi di kota ini.
Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pada dasarnya Pemprov Sulsel mendukung langkah atau upaya-upaya memaksimalkan pengoperasian BRT. Termasuk memberi signal untuk suntikan subsidi. Namun dia belum bisa memastikan berapa besar subsidi yang akan diberikan.
Semua itu harus jelas hitung-hitungannya.
Syahrul menegaskan, BRT harus didorong menjadi pilihan utama angkutan umum. Bus berkapasitas 50 orang tersebut, mesti menjadi pengurai kemacetan Kota Makassar. (rhm/war/c)
Kurang Promosi, BRT Sepi Penumpang
Komentar Anda