AKASSAR, BKM — Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) di sejumlah kabupaten di Provinsi Sulsel dan Sulbar pada 9 Desember 2015 mendatang, telah membuat para pelaku usaha bordiran baju bergeliyat. Begitu pula dengan yang dialami Adry Satria Sucianto, pelaku usaha bordiran baju di bilangan Jalan Urip Sumohardjo Makassar.
Ketika ditemui di tempat usahanya, Selasa (25/8), Adry yang akrab disapa Kho Esbin mengakui, jelang Pemilukada perusahaannya sudah menerima orderan atau pesanan dari beberapa daerah, seperti Luwu Timur, Maros, Gowa, dan Majene (Sulbar). Pesanan yang diterimanya masih belum normal karena belum ada nomor urut.
”Biasanya kalau sudah dapat nomor urut, pesanannya baru normal. Dan kalau pesanannya sudah normal, kapasitas produksinya berkisar antara enam ribu sampai delapan ribu lembar dalam sebulan. Saat ini kami sudah menerima pesanan dari Luwu Timur, Maros, Gowa, dan Majene,” tutur Kho Esbin.
Meski mendapat banyak pesanan untuk Pemilukada, namun Kho Esbin mengaku tak ada promo khusus. Kecuali untuk pemilihan presiden dan gubernur yang biasanya memiliki promo. ”Tidak ada promo. Biasanya yang ada promo itu pesanan saat pemilihan presiden atau pemilihan gubernur,” jelasnya.
Untuk menyelesaikan satu pesanan, jelasnya, tergantung pada banyaknya orderan. Misalnya untuk pesanan sampai 100 lembar, dibutuhkan waktu sekitar dua minggu sampai satu bulan. Orderan yang diterimanya tidak saja berasal dari para peserta Pemilukada, tapi ada juga dari pegawai, sekolah, almamater, dan masyarakat umum lainnya.
”Di luar dari baju untuk keperluan Pemilukada, kami juga sering mendapatkan pesanan dari Papua maupun Kalimantan serta beberapa daerah lainnya di Indonesia,” akunya.
Respon masyarakat terhadap usaha yang mulai dirintis sejak tahun 1999 atau 16 tahun lalu, tambah Kho Esbin, terbilang cukup besar. Bahkan untuk jenis usaha baju bordiran, Kho Esbin termasuk perintisnya. Hingga kini, usahanya sudah mempunyai 20 cabang yang tersebar di berbagai sudut jalan di kota Makassar, seperti Jalan Andi Tonro, Kumala, Veteran, Mappaoddang, dan Jalan Bawakaraeng.
Untuk lebih mengembangkan usahanya hingga ke luar Makassar, Kho Esbin sudah mempersiapkannya. Hanya saja, dalam pembukaan cabang nanti, pihaknya menerapkan pola franchise. Untuk mempertahankan kualitas pekerjaannya, selain menggunakan tenaga kerja lokal, ia juga mendatangkan tenaga kerja dari Bandung.
”Target kami ke depan adalah membuka cabang di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Karena saat ini kami telah menerima banyak pesanan dari daerah lainnya di Indonesia. Tapi kami akan menerapkan pola franchise,” terangnya.
Tentang harga jual dari baju bordiran yang dibuatnya berkisar antara Rp70 ribu sampai Rp80 ribu per lembar. Tapi harga tersebut belum termasuk bordirannya yang biayanya mencapai Rp120 ribu per lembar. ”Omzet kami dari 20 toko atau cabang yang kini ada sekitar hampir Rp1 miliar per bulan. Selama ini, harga baju maupun biaya bordiran yang kami patok tidak berubah. Hal ini untuk menjaga agar pelanggan kami tetap datang untuk memesan di tempat kami,” jelas lelaki berusia 31 ini. (kkn3-kkn5/mir)
da masyarakat Indonesia,” kata Donny. (*mir)