pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken
pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken

Tertinggi Keempat di Indonesia, Didominasi Persoalan Ekonomi

Kasus percerain di Makassar menjadi fenomena sosial tersendiri. Makassar tahun ini menempati peringkat keempat tertinggi angka perceraian di Indonesia.

Laporan: Arditha-Satriani-Citra Dewi

Sesuai data, gugat cerai didominasi oleh kaun hawa. Penyebabnya, soal ketidakharmoniasan dengan pasangan serta faktor ekonomi.
Psikolog dan dosen Universitas Negeri Makassar (UNM), Widyastuti, S.Psi., M.Si kepada BKM membenarkan jika tingkat perceraian di Makassar dari tahun ke tahun terus bertambah.
“Pemicu meningkatnya perceraian di Sulawesi Selatan khususnya Makassar akibat beberapa faktor. Seperti KDRT, perselingkuhan, masalah ekonomi, pertengkaran terus-menerus, campur tangan dari keluarga, kelainan seksual serta ketidakharmonisan,” kata Widyastuti saat ditemui di Menara Phinisi UNM, Jalan AP Pettrani, Rabu (26/8).
Menurutnya, pemicu perceraian terbanyak adalah masalah ekonomi, yakni 110 kasus atau 24 persen. Setelah itu karena pertengkaran terus-menerus sebanyak 20 persen, kekerasan dalam rumah tangga 10 persen, perselingkuhan sebesar 9 persen, campur tangan dari keluarga 12 persen dan kelainan seksual sebanyak 2 persen.
Hal yang sama juga diungkapkan Kepala Praktik Psikolog Halwa Makassar, Hilwa Anwar, S.Psi., M.A. Ia mengatakan, Makassar kini peringkat keempat tertinggi angka perceraiannya di Indonesia.
Banyaknya gugatan cerai di Makassar, kata Hilwa, akibat adanya perbedaan kesenjangan sosial yaitu faktor ekonomi. Selain itu, banyaknya perselingkuhan yang didominasi oleh kaum perempuan.
“Kasus perceraian meningkat karena istri zaman sekarang lebih individualistis. Jika menghadapi masalah dalam pernikahan, mereka cenderung lebih memikirkan kepentingan mereka sendiri ketimbang keharmonisan keluarganya,” katanya.
Hilwa menegaskan, faktor lain yang tak lepas adalah semakin merangseknya kaum wanita ke ranah publik untuk mencari nafkah. Hal ini tampak pada data penelitian perselingkuhan di kalangan eksekutif pria. Selingkuh dilatari hasrat afeksi tinggi, namun pemicu lainnya selain perselingkuhan adalah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Sementara itu, data yang diperoleh di Pengadilan Agama Makassar, selama Januari hingga Agustus 2015, jumlah perceraian mencapai ribuan kasus. Hampir 80 persen dari ribuan kasus cerai itu adalah cerai gugat, yakni istri menggugat suami.
Kepala Bidang Urais dan Bimsar Kanwil Kemenag Sulsel Kaswad Sartono menyebutkan, persentasi secara umum, data perceraian yang dihimpun Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Sulsel menunjukkan, tahun 2014 jumlah perceraian tercatat ada 10.615 kasus atau 14,33 persen dengan jumlah pernikahan 74.067 ribu.
“Jumlah tersebut meningkat di tahun 2015 sebanyak 15 persen dibanding tahun lalu,” ujarnya. (/b)


Share


Komentar Anda



Tinggalkan komentar