LUWU, BKM — Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Rabu (7/10) hari ini akan memulai penyelidikan mengungkap penyebab jatuhnya pesawat Aviastar di Gunung Bajaja, Desa Ulu Salu, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu.
Sebelumnya, pesawat Aviastar jenis Twin Otter DHC 6 dengan nomor penerbangan MV7503 dinyatakan hilang kontak saat terbang dari Bandara Andi Djemma Masamba menuju Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Jumat (2/10) siang lalu. Berkat kegigihan tim, akhirnya aparat Polres Luwu berhasil menemukan pesawat dan seluruh penumpang dalam kondisi tak bernyawa lagi, Senin (5/10) sore.
BKM/IRWAN MUSA
PUING AVIASTAR-Kapolres Luwu sendiri AKBP Adex Yudiswan menyerahkan puing Aviastar ke Kepala Basarnas Pusat Marsekal HB Sulistyo di Desa Ulu Salu, Kecamatan Latimojong, Selasa (6/10). Tampak pula tim evakuasi mengangkut jenazah penumpang Aviastar menggunakan alat seadanya. Direktur Operasional Basarnas, Brigjen TNI Marinis, Ivan Ahmad Rizki mengatakan, KNKT akan turun melakukan penyelidikan untuk mengungkap penyebab jatuhnya Aviastar. Saat ini, sejumlah serpihan pesawat telah diamankan untuk dilakukan penyelidikan. Termasuk black xox (kotak hitam) pesawat yang sudah diterima Basarnas setelah diserahkan Kapolres Luwu, AKBP Adex Yudiswan.
Sementara itu, 10 korban tewas dalam musibah jatuhnya pesawat Aviastar di Gunung Bajaja, Kecamatan Latimojong
Kabupaten Luwu dievakuasi, Selasa (6/10) siang. Proses evakuasi dilakukan Tim TNI-Polri serta masyarakat Desa Ulu Salu.
Tetap pukul 14.55 Wita, seluruh penumpang serta kru pesawat berhasil dievakuasi oleh tim gabungan ke Posko Caraka Ulu Salu. Seluruh penumpang yang tewas dalam kondisi hangus terbakar.
Jenazah seluruh korban dievakuasi secara estafet oleh tim gabungan ke Posko Caraka. Kondisi perbukitan yang berkabut dengan lembah terjal menjadi salah satu penghambat proses evakuasi. Setelah itu seluruh jenazah diterbangkan ke Makassar. Sekitar pukul 18.27 tadi malam, lima jenazah pertama tiba di Lanud Hasanuddin, Makassar.
Dari Lanud Hasanuddin, seluruh jenazah lalu dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk proses identifikasi yang dilakukan DVI Polda Sulselbar.
Petugas DVI Polda Sulselbar, M Idrus kepada BKM saat di lokasi evakuasi di Luwu sebelumnya mengatakan, personilnya hanya mencatat, membungkus serta melabel jenazah korban. Selanjutnya, jasad tersebut akan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara, Makassar untuk diidentifikasi.
Pihak Basarnas sendiri menerjunkan empat helikopter untuk melakukan evakuasi jalur udara dan darat.
Empat helikopter itu masing-masing jenis Dolphin milik Mabes Polri, dua helikopter jenis HR-3602 dan helikopter milik Bosowa jenis bell 407 PK-BSE. Sementara satu helikopter juga turut disiagakan di posko transit di Sidrap.
Begitu juga dua helikopter Basarnas milik TNI-AD jenis bell 179 EH juga sudah standby di Luwu untuk bergabung membantu mengevakuasi bangkai pesawat dan jenazah.
Kepala Basarnas RI Marsekal Madya TNI Felicianus Henry Bambang (FHB) Soelistyo yang dikonfirmasi di posko Transit Stadion Ganggawa menjelaskan, proses evakuasi dilakukan dua tahap masing-masing melalui jalur darat dan udara.
“Evakausi darat membutuhkan waktu 4 sampai 5 jam,” paparnya.
Begitu juga, proses pemindahan jenazah pesawat Aviastar dilakukan dengan menggunakan empat helikopter khusus yang akan membawa langsung ke Makassar, untuk proses identifikasi.
”Hanya nantinya, sesuai prosedur standar, semua helikopter akan transit di Sidrap untuk melakukan pengisian bahan bakar sebelum melanjutkan terbang ke Makassar,” beber FHB Soleistyo, kemarin.
FHB Soelistyo menambahkan, tim yang diterjunkan dalam proses evakuasi ini mencapai sekitar 300-350 orang dari elemen masyarakat, TNI, Polri, Basarnas gabungan, dan sejumlah elemen lainnya.
Kapolda Sulselbar, Irjen Pol Pudji Hartanto bersama Pangdam VII Wirabuana, Mayjen TNI Bachtiar yang tiba di Ulu Salu langsung menggelar pertemuan tertutup dengan Kepala Basarnas, HB Sulistyo dan Bupati Luwu, Andi Mudzakkar.
Bupati Luwu, Andi Mudzakkar bersama Komandan Kodim 1403 Letkol Cecep Endi Sutendi bersama Komandan Korem 131/Tatag Kol Inf Syafrudin membagi enam kelompok tim evakuasi korban pesawat Avia Star.
Kapolres Luwu sendiri AKBP Adex Yudiswan masih berada di lokasi jatuhnya pesawat di Bukit Bajaja untuk tetap mengamankan TKP.
Adex melaporkan, seluruh penumpang dan crew pesat Aviastar meninggal dunia sementara badan pesawat nahas tersebut nampak bagian depannya hancur terbelah.
“Seluruh penumpang sudah meninggal dunia dan baru 3 penumpang yang bisa diidentifikasi yakni berupa jasad seorang wanita dan dua bayinya,” kata Adex.
Adex Yudiswan yang ikut dengan rombongan evakuasi menggendong potongan pesawat Aviastar dan saat tiba di Posko Caraka Ulu Salu, potongan puing pesawat itu diserahkan ke Kepala Basarnas Marsekal HB Sulistyo disaksikan Kapolda Sulselbar bersama Pangdam VII Wirabuana dan Andi Mudzakkar. (wan-ady/cha/b)
Hari Ini, KNKT Selidiki Penyebab Aviastar Jatuh
×





