pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken
pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken

Jadi Guru Honor saat Kuliah Semester III

Muh Arsyidin CHM, Peraih Penghargaan Guru Berprestasi Nasional (1)

Meraih prestasi merupakan wujud eksistensi seseorang dalam melakoni profesi atau aktifitas. Penghargaan tentu diberikan setelah melewati proses dan menetapkan indikator prestasi.

Laporan: Rahma Amri

Salah satunya yang telah menunjukkan prestasi di profesinya adalah Muh Arsyidin CHM yang kini terdaftar sebagai guru di SMPN 30 Makassar.
Lelaki kelahiran Kabupaten Bone, 8 Maret 1976 silam ini dinobatkan sebagai guru berprestasi Sulawesi Selatan tahun 2014. Dia ditetapkan sebagai salah satu guru terbaik yang dimiliki Indonesia karena pengabdian, gebrakan dan berbagai penghargaan yang diraih di bidang pendidikan.
Guru berprestasi diseleksi mulai tingkat sekolah, kemudian kabupaten/kota, lanjut ke tingkat provinsi, dan akhirnya dinobatkan sebagai guru berprestasi tingkat nasional.
Mengawali karir sebagai guru honor saat dirinya masih duduk di bangku kuliah semester 3. Dia waktu itu tercatat sebagai mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM).
Lepas kuliah, Rasyidin terangkat sebagai guru di SMPN 2 Palakka, Kabupaten Bone pada tahun 2000. Pada tahun 2003, dia memutuskan untuk hijrah ke Kota Makassar dan mengabdi di SMPN 37 Makassar sebelum bertugas di SMPN 30 Makassar hingga saat ini. Bagi bapak enam anak ini, guru merupakan profesi mulia yang membimbing, melatih, dan mendidik anak-anak.
“Saya memang senang, dan merasa terpanggil untuk membimbing anak-anak. Jiwa saya di situ,” jelasnya saat bincang-bincang santai dengan BKM, Kamis (17/12).
Dia tidak pernah meniatkan diri untuk menonjol dan berprestasi agar mendapat pengakuan. Dia melakoni profesi secara ikhlas, profesional, murni karena panggilan dari hati. Namun, jika keseriusaannya dalam menekuni dunia pendidikan berbuah manis dengan penghargaan, itu hanya efek dari yang telah dilakukannya selama ini.
Baginya, berprestasi itu adalah pilihan. Berprestasi sesungguhnya adalah melaksanakan tugas sebagai pendidik dengan kreatif, ikhlas, dan sabar. Tujuannya untuk mendidik anak agar terampil, cerdas, dan berkarakter.
“Keikhlasan itulah yang membuahkan prestasi,” ungkapnya.
Sebagai seorang guru, Rasyidin sudah banyak makan asam garam. Namun, karena selalu menikmati pekerjaan, dia mengaku nyaris tidak ada duka yang dirasakan. Kalaupun ada, itu hanya bagian dari proses yang memang harus dilalui.
Dia menuturkan, profesi guru memberikan kepuasan batin yang luar biasa. Ketika mampu mendidik anak-anak menjadi lebih baik dan sukses. Memberi tahu apa yang mereka tidak tahu. Mengarahkan hal yang masih keliru.
“Itu adalah pengalaman yang sangat berharga yang dimiliki guru yang tidak dimiliki profesi lain,” jelasnya.
Seorang guru memiliki ribuan bahkan puluhan ribu anak didik yang dibina dan mempunyai ikatan batin dengan guru. “Itu adalah sesuatu yang luar biasa bagi saya,” jelasnya. (rhm/cha/b)




×


Jadi Guru Honor saat Kuliah Semester III

Bagikan artikel ini melalui

atau copy link

Tinggalkan komentar