Site icon Berita Kota Makassar

Chang: Makassar Siap Hadapi MEA

BKM/RAHMAN RESPON-Chairman PT Media Fajar Gorup, HM Alwi Hamu saat berada di Unhas merespon positif kedatangan perwakilan Taipe Economic and Trade Office in Indonesia (TETO), Sabtu (23/1). Alwi Hamu juga berfoto bersama dengan Leni Lestari di lantai 15, Gedung Graha Pena, Minggu (24/1).

MAKASSAR, BKM — Sulawesi Selatan, khususnya Kota Makassar dianggap telah siap menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN (MEA), terutama dari segi sumber daya alam (SDA).
“Saya melihat Makassar sudah siap menghadapi MEA, khususnya sumber daya alam,” kata Kepala Perwakilan Taipe Economic and Trade Office in Indonesia (TETO), Chang, saat menghadiri seminar Ilmu Pengetahuan dan Tehnologi (Iptek) yang bertema Seminar on Agricultural and Aquacultural Development in South Sulawesi.
Seminar tersebut digelar di gedung Sain dan Teknologi (Saintek), Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Sabtu (23/1). Untuk kegiatan ini Chang memboyong para kolega yang berjumlah 24 orang. Mereka menjajaki kerjasama dibidang agrikultur.
BKM/RAHMAN
RESPON-Chairman PT Media Fajar Gorup, HM Alwi Hamu saat berada di Unhas merespon positif kedatangan perwakilan Taipe Economic and Trade Office in Indonesia (TETO), Sabtu (23/1). Alwi Hamu juga berfoto bersama dengan Leni Lestari di lantai 15, Gedung Graha Pena, Minggu (24/1).“Kita menitikberatkan pada bidang agrikultur dan beras,” ujarnya.
Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Abd Haris yang mewakili Gubernur Sulawesi Selatan, mengatakan bahwa pihaknya siap menjalin kerjasama dengan negara lain, terutama Taiwan. Apalagi, kerjasama tersebut bertujuan memajukan Sulsel dan kesejahteraan masyarakat, serta mewujudkan visi Sulsel sebagai penyedia pangan nasional berkelanjutan dan berdaya saing.
“Kita semua senantiasa meningkatkan koordinasi untuk bersama-sama mendorong komoditas unggulan,” kata Abd Haris.
Pada kesempatan itu, Abd Haris juga membeberkan potensi sumber daya alam Sulsel seperti beras, jagung, kedelai, udang, rumput laut dan lain-lain. Potensi tersebut mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
“Potensi sumber daya alam Sulsel sangat menggembirakan dan selalu mengalami peningkatan, seperti padi dari 5,43 ton meningkat menjadi 290, 265 atau 7,7 persen,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Chairman PT Media Fajar Group, HM Alwi Hamu sangat merespon baik kedatangan pengusaha Taiwan. Alwi juga memuji keunggulan Taiwan, terutama dalam tekhnologi pertanian, seperti mampu meningkatkan produksi dari 6 ton hingga 11 ton lebih.
Dia juga mengatakan bahwa, Taiwan yang notabene memiliki lahan yang tergolong sempit (2/3 dari Jawa), namun mampu meningkatkan hasil pertaniannya. Bahkan Taiwan kini menjadi negara penyuplai teknologi pertanian ke negara lain, seperti Vietnam. Dengan alasan itu, pihaknya juga tertarik melakukan kerjasama dengan Taiwan.
Saat ini, lanjut Alwi Hamu, Sulsel memiliki teknologi pembibitan padi yang telah diujicoba di Kabupaten Pinrang, dan menyusul Bantaeng. Teknologi tersebut juga sementara digunakan pada sebagian daerah di Jawa Timur.
“Sekarang percobaan di Pinrang berupa pembimbitan padi, dan juga di Bantaeng. Beberapa daerah di Jawa Timur juga telah menggunakan pabrik pembibitan padi,” kata Alwi Hamu.
Dia berharap bahwa momen tersebut bisa dimanfaatkan masyarakat Sulsel. Apalagi Taiwan memiliki keseriusan untuk mengembangkan Sulsel. “Saya berharap momen ini bisa dimanfaatkan dengan baik,” imbuhnya.
Selain kerjasama di bidang pertanian, Taiwan juga menawarkan beasiswa ke masyarakat Indonesia, terutama untuk Kota Makassar. Hal ini disampaikan Ketua Umum Kehormatan Alumni Taiwan Indonesia Rini Lestari.
Menurut Rini, Taiwan membuka peluang besar melalui beasiswa kepada masyarakat Indonesia. Hanya saja tidak banyak diketahui publik.”Banyak beasiswa Taiwan yang tidak diketahui orang,” katanya saat berada di lantai 19 Gedung Graha Pena, Minggu (24/1).
Di sela-sela makan siang, ia juga memuji perkembangan pendidikan di Taiwan yang cukup pesat. Taiwan memiliki kualitas pendidikan yang tinggi. “Mutu pendidikan disana (Taiwan) sangat bagus,” lanjutnya.
Sebagai seorang alumni perguruan tinggi Taiwan yang konsen pada dunia pendidikan, dia mengaku terpanggil untuk memberikan informasi ke publik tentang peluang yang besar tersebut. Dia pun mengajak masyarakat untuk menangkap peluang itu.
Untuk mengetahui peluang beasiswa, masyarakat Indonesia bisa mengakses lewat internet dan melalui organisasi alumni Taiwan Indonesia. Organisasi alumni Taiwan bisa memfasilitasi, minimal membeberikan informasi seputar pendidikan di negara itu.
Saat ini organisasi alumni tersebut sudah tersebar di berbagai daerah di Indonesia seperti Jakarta, Palembang, Bandung, Medan, Riau, Sulawesi dan daerah lain.
Namun Rini mengingatkan, untuk berangkat ke Taiwan, harus menguasai bahasa Mandarin. Karena kebanyakan jurusan disana menggunakan bahasa pengantar berbahasa Mandarin. Saat ini jumlah alumni Taiwan di seluruh Indonesia sudah sekitar 6.000-an orang. Sementara setiap tahun sedikitnya ada 1.300 orang yang berangkat ke Taiwan. (man/rus/b)

Exit mobile version