pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken
pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken

Kadang Makan Hanya Sekali Hingga Berpuasa

Deng Jalli-Dg Mari, Pasutri Yang Hidup Miskin di Bontoduri (1)

DENG Jalli (69) dan istrinya Dg Mari (60), pasangan suami-istri warga Jalan Bontoduri IX lorong I, RT 4 , RW 13, Kelurahan Parang Tambung, Kecamatan Tamalate ini terlihat duduk termenung di gubuk rumahnya yang tampak reot.

Laporan: RAHMAN

Di benaknya seolah tersirat bagaimana agar bisa hidup layak seperti warga yang lainnya. Kedua pasutri yang telah menikah 40 tahun yang lalu itu terus berharap untuk bisa hidup layak dan nyaman. Sebab, selama ini mereka hidup penuh kesusahan. Bahkan untuk bertahan hidup, pasutri hanya bisa makan satu kali sehari, dan kadangpula harus berpuasa menahan lapar.
“Kalau tidak ada uang untuk beli beras, terpaksa puasa dan kadangkala jika ada rezeki hanya membeli beras satu liter saja di warung tetangga. Itu kami makan tanpa lauk dan ikan,” kata Deng Jalli.
Saat ini Dg Jalli hanya tinggal berdua di sebuah gubuk kecil berukuran 2×2 meter di bawah kolong rumah. Dalam rumah itu tidak ada sekat kamar ataupun ruang tamu. Tempat tidur dan satu kursi plastik yang terikat tali rapia hanya terlihat di dalam rumah tersebut.Bahkan, lantai rumah terlihat rendah, sehingga jika hujan turun, mereka tidak bisa tidur dengan nyenyak karena air sudah menggenagi rumahnya hingga lutut orang dewasa.
Saat ini, keduanya hanya bisa pasrah dan berdoa kepada sang Maha Kuasa agar terbebas dari penderitaan hidup yang melilitnya terutama kesehatannya.
Dg Jalli berkisah, sebagai kepala keluarga,seharusnya dia mencari nafkah untuk istrinya. Hanya saja, dia hanya bisa makan dan salat di rumah karena kedua matanya buta akibat terkena besi. Saat itu dirinya bekerja sebagai kuli bangunan 20 tahun silam di Perumahan Minasa Upa.”Mataku begini sudah ada 20 tahun. Ini terkena besi di Minasa Upa waktu kerja bangunan ka,” kata Dg Jalli.
Nasib naas yang menimpanya tersebut membuat dia tidak bisa membuatnya berbuat apa-apa, membeli satu sendok nasi pun dirinya tidak sanggup.
Belum lagi, dirinya terkena penyakit gatal-gatal akibat air sumur dan nyamuk. Dia ingin berobat tetapi tidak mampu. Ibarat pepatah ” Ingin hati memeluk gunung apa daya tangan tak sampai” atau istilah jaman sekarang “boro-boro mau berobat, untuk makan sehari-hari saja susah.
Istrinya yakni Dg. Mari juga tidak mampu berbuat banyak. Wanita asal Maros itu hanya mampu memasak untuk makan mereka berdua. Dia juga hanya mendengarkan radio dengan harapan ada informasi bantuan yang diberikan kepadanya.
Untuk memasak, dia hanya menggunakan kompor minyak tanah dengan pengeluaran Rp10 ribu perminggu atau Rp40 ribu perbulan. Dan untuk air panas, dirinya menggambil air ledeng milik tetangganya.”Kalau mauka minum, ambilma sedeng air ledeng ku masakki. Dan untuk mandi pakai air sumur,” ujarnya. (man/b)




×


Kadang Makan Hanya Sekali Hingga Berpuasa

Bagikan artikel ini melalui

atau copy link

Tinggalkan komentar