pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken
pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken

Puluhan Ribu Warga Baring sambil Tunjuk Matahari

MAKASSAR, BKM — Gerhana matahari total akan terjadi di sejumlah daerah di Indonesia, Rabu (9/3) besok. Di Makassar gerhana matahari terjadi hanya 88 persen saja. Namun, fenomena alam ini tak ingin dilewatkan begitu saja oleh pemerintah dan warga Makassar.
Jika dahulu saat terjadi gerhana matahari total, masyarakat diminta untuk berada di dalam rumah, saat ini tidak lagi. Warga berlumba-lumba untuk menyaksikan dengan menggunakan cara sederhana atau dengan teknologi modern. Bahkan, tidak sedikit warga memilih melaksanakan salat gerhana.
Bahkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar saat gerhana matahari total akan menggelar festival gerhana matahari, Battu Rate Ma Ri Bulang (saya sudah datang dari bulan) di anjungan Pantai Losari, besok.
Festival ini digelar untuk menggelar sejumlah kegiatan mulai dari keagamaan, sains hingga budaya terkait gerhana matahari.
Dari keagamaan akan digelar salat gerhana dan zikir akbar menyambut gerhana matahari. Sedangkan dari sisi sains akan dilakukan pemutaran film dokumenter tentang gerhana matahari, lomba foto dan dari sisi budaya akan ada atraksi-atraksi budaya.
“Penyelenggaraan festival ini tidak menggunakan anggaran khusus. Sumbernya dari anggaran operasional Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang terlibat. Ada juga dari BMKG dan Telkomsel,” kata Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Danny Pomanto di ruang kerjanya usai melakukan rapat bersama Telkomsel, Telkom dan BBMKG Wilayah IV membahas soal persiapan acara besok, Senin (7/3).
“Makassar sangat antusias menyambut momen langka ini. 10 pelajar bersama kelompok masyarakat lainnya akan berkumpul di anjungan losari untuk menyaksikan keindahan langit makassar pada saat proses gerhana berlangsung ” ujar DannyPomanto.
“Ini bukan cuma momentum Makassar, bukan Indonesia dan bahkan dunia, tapi gerhana matahari adalah momentum semesta. Ada pesan religius, pesan sains dan juga pesan budaya di balik fenomena gerhana matahari, dan Makassar menyambutnya dengan tiga unsur itu,” tambahnya,
Danny mengungkapkan, festival ini nanti akan dihadiri 50 warga dari sejumlah kalangan. Para peserta festival nanti, kata dia, akan melakukan foto bersama pada posisi baring sambil menunjuk matahari.
Untuk mencegah bahaya sinar matahari yang bisa merusak mata saat terjadi gerhana, Danny mengaku saat terjadi gerhana dan terlihat corona (sinar matahari yang menjulur seperti api), semua peserta akan membelakangi matahari. Dengan demikian, peserta tidak perlu menggunakan kaca mata.
“Momen yang berbahaya itu pada kontek awal ada ledakan cahaya dan pada saat lepas. Saat itu kita belakangi matahari menghadap ke layar monitor besar sambil berdzikir. Nanti setelah aman baru kita menghadap ke matahari,” jelas Danny.
Di tempat yang sama, perwakilan Balai Besar Meteorologi Klimatologi Geofisika (BBMKG) Wilayah IV, Irwan Slamet menyampaikan puncak gerhana matahari akan berlangsung tepat pukul 08.35 Wita.
“Puncaknya itu 08.35 Wita, dengan total gerhana matahari 88 persen ada sabitnya,” kata Irwan Slamet.
Setelah itu, Dr Halik Basalama asal Madinah juga akan membawakan khutbah tetang gerhana matahari dari perspektif Islam. Sementara untuk atraksi kebudayaan akan menampilkan sinrilik dengan lagu Battu ratema’ ri bulang, tarian Pepepepeka Ri’ Makka, Pa’llawa, dan Pa’raga. Para peserta juga diharuskan memakai pakaian berwarna putih serta membawa sajadah.
Kepala Dinas Kominfo Makassar, Muh Ismounandar mengatakan, sejumlah kelompok seniman juga akan hadir bersama dengan berbagai atraksi seni, diantaranya sinrili’, kasidah sufi, tabuhan gendang.
Ismounandar juga mengajak seluruh warga Makassar untuk meramaikan hastag #makassargerhana2016 demi memperlihatkan ekspresi Makassar dalam menyambut gerhana matahari di abad 21 ini.
“Kita juga akan melakukan live streiming detik-detik gerhana matahari dengan menggunakan fasilitas pemantauan BMKG yang ditempatkan di lantai 12 gedung balaikota Makassar, ini bisa diakses via smartphone, termasuk di layar videotron yang akan kita pasang di anjungan Losari,” lanjut Ismounandar.
Selain itu, Diskominfo Makassar bekerjasama Telkomsel juga menggelar lomba foto gerhana matahari dengan menggunakan ponsel.

An Nadzir tak Punya Ritual Khusus

Jika kalangan pemerintahan menggelar sejumlah acara saat gerhana matahari, tidak demikian dengan kelompok jamaah An Nadzir di Kabupaten Gowa.
Jamaah yang berciri khas nyentrik dan berdiam di salah satu wilayah bernama Kampung Butta Ejaya, Kelurahan Romang Lompoa, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa ini mengaku tidak punya persiapan khusus menghadapi gerhana matahari.
Pemimpin jamaah An Nadzir, ustadz Lukman Al Bakti yang dikonfirmasi, Senin (7/3) mengatakan, pihaknya tidak ada persiapan acara khusus apalagi ritual.
ustadz Lukman mengatakan, gerhana matahari merupakan momentum untuk lebih jeli mengamati peredaran bulan dan matahari. “Bahwa gerhana itu adalah tanda-tanda alam yang menunjukkan dimana adanya posisi segaris lurus sempurna antara matahari dan bulan. Ini memang momen langka namun kami tidak pernah melakukan ritual khusus untuk itu selain kami akan melakukan pengamatan saja,” kata ustadz Lukman.
Pengamatan tentang proses pergantian bulan ini diakui ustadz Lukman, dimana terjadi pasang puncak di laut. Jika gerhana terjadi maka laut akan surut.
“Jadi tidak selamanya itu pergantian bulan terjadi di sore hari tapi bisa terjadi pada pagi atau siang hari. Ini potensi yang kerap tidak teramati oleh para pakar. Dan fenomena inilah yang menjadi patokan kita selama ini untuk pergantian bulan,” jelas ustadz Lukman.

Salat Gerhana Dipusatkan di Masjid Agung

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Sidrap bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI), mengimbau kepada para takmir masjid dan warga termasuk para sekolah diseluruh Sidrap untuk melaksanakan salat Gerhana pada pukul 06.30 Wita.
“Saya sudah perintahkan kepada Setdakab untuk membuat surat edaran keseluruh Masjid-masjid mengimbau warga bisa hadir di masjid-masjid, yang mengadakan shalat gerhana,” kata Bupati Rusdi Masse, ditemui di Pangkajene, Senin (7/3).
Selain masjid-masjid, Rusdi mengintruksikan pengikut khuruj Jemaah Dakwah Islamiah (JDI) yang ada di Sulses, untuk turut menyelenggarakan shalat gerhana sebagai salah satu rasa syukur dan mengakui kebesaran Allah.
“Salah satu hikmah shalat gerhana adalah kita mengakui Allah sebagai Sang Pencipta dan Pengatur alam raya, dimana matahari dan bumi serta bulan, bisa ditata dalam satu dimensi dan terjadi gerhana,” jelas Rusdi Masse yang juga pimpinan JDI yang bermarkas di Sidrap.
Sementara Ketua MUI Sidrap, H. Fatahuddin Sukkara menjelaskan salat gerhana itu akan dilaksanakan serentak sekitar pukul 07.00 Wita.
Adapun caranya yakni ketika gerhana matahari tengah terjadi, umat islam dianjurkan untuk melakukan salat kusuf. Salat gerhana terbagi menjadi dua yaitu, kusuf dan khusuf. Salat kusuf dilakukan ketika gerhana matahari, khusuf yaitu peristiwa di mana sinar matahari menghilang baik sebagian atau total pada siang hari karena terhalang oleh bulan yang melintas antara bumi dan matahari.
“Salat Gerhana hukumnya sunnat Mu’akkad (sunnat yang penting), sebaiknya dilaksanakan secara berjamaah dan dibolehkan secara sendiri-sendiri. Dilaksanakan ketika mulai terjadi gerhana dan sebaiknya salat sampai selesai gerhana, dilakukan sebanyak dua rakaat. Dalam setiap rakaat dua kali ruku’ dan dua kali bacaan Al Fatihah dan surat,” terang Fatahuddin, Senin (7/3).
Surat edaran bupati sudah ditindak lanjuti Setdakat H Ruslan serta pihak Kementerian Agama (Kemenag) Sidrap untuk melakukan salat gerhana. Surat himbauan itu sudah mulai disosialisasikan kepada warga melalui kantor-kantor desa/kelurahan, kecamatan serta masjid-masjid termasuk sekolah-sekolah.
Kepala Kemenag Sidrap, H Kaharuddin Aras menambahkan pelaksanaan salat sunat gerhana matahari terjadi pada 9 Maret 2016. Sebagaimana diprediksikan, gerhana matahari total akan terjadi sekitar dua jam mulai pukul 06.20 hingga 08.32 Wita atau disesuaikan waktu masing-masing wilayah.
Untuk itu, diminta kepada seluruh masyarakat untuk melaksanakan salat gerhana sebagaimana yang dianjurkan dalam agama apabila terjadi fenomena alam tersebut, baik di lapangan maupun di masjid sesuai tempat yang dianjurkan pemerintah setempat.
Dimana, kata dia, dengan salat sunat tersebut akan menambah keimanan kala mengetahui salah satu tanda kebesaran Allah SWT tersebut.
“Ini untuk mengingatkan manusia semua, akan salah satu tanda kebesaran Allah SWT dan menambah keimanan kepada Sang Pencipta,” ucap Kaharuddin Aras. (arf-sar-ady/maf/b)




×


Puluhan Ribu Warga Baring sambil Tunjuk Matahari

Bagikan artikel ini melalui

atau copy link

Tinggalkan komentar