MAKASSAR, BKM–Sudah dua hari ini Dinas Kesehatan Kota Makassar melakukan inspeksi mendadak (Sidak) terkait makanan yang mengandung formalin.
Sidak yang dilaksanakan hingga Senin (6/6), Dinkes menemukan jenis ikan yang mengandung bahan pengawet dan formalin di pusat perbelanjaan modern Carrefour yang berada di salah satu pusat pertokoan di Kota Makassar. Ikan yang positif mengandung formalin yakni ikan teri medan.
“Hasil penelitian secara langsung yang kita lakukan di lapangan jenis ikan ini mengandung formalin. Setelah disita lalu dimusnahkan dan pengelola Carrefour kita beri teguran,” ujar Kepala Bidang Bina Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Makassar, Dr Ardin Sani, di sela-sela inspeksi mendadak, kemarin.
Saat sidak tersebut, pihak manajemen Carrefour hanya pasrah saat ikan yang mengandung formalin itu disita.
Selain memeriksa ikan dan daging, Dinas Kesehatan juga memeriksa kebutuhan pokok lainnya seperti ayam.
Ia menuturkan, tidak menutup kemungkinan makanan sejenis yang mengandung formalin beredar di supermarket lainnya atau pasar tradisonal. Sebab, tim terpadu masih akan melanjutkan sidak di seluruh pasar modern dan tradisional di Makassar hingga lebaran Idul Fitri.”Kita membentuk tiga tim untuk melakukan pemeriksaan dan membagi wilayah. Kita juga menunggu kepulangan Wali Kota Makassar, dan Kadis Kesehatan dari Spayol (Madrid), untuk melanjutkan sidak di sejumlah titik,”katanya.
Sementara itu, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Makassar juga berjanji akan melakukan sidak apakah ada spekulan yang mengganggu harga bahan pokok selama bulan Ramadan hingga lebaran tahun ini.
Selain sidak, dewan juga akan melakukan kegiatan operasi pasar.
Ketua Komisi B DPRD Makassar, Amar Bustanul mengatakan, sidak dilakukan sebagai upaya untuk menstabilkan harga di pasar.
Namun selama ini, kata Amar, harga bahan kebutuhan pokok di Makassar masih terkendali.”Kami baru berencana rapat internal dulu untuk memanggil Disperindag dan menjadwalkan sidak ke lapangan. Kalau-pun ke depan ada lonjakan harga di pasaran atau gejolak harga meroket, maka dibutuhkan dua penanganan yakni pemkot akan melakukan stabilisasi serta? menjaga pasokan bahan-bahan kebutuhan dengan melibatkan distributor masing-masing, “katanya, kemarin.
Komisi B Bidang Perekonomian DPRD Makassar, tambah Amar, juga mengimbau ke Disperindag untuk melakukan peninjauan ke lapangan guna memantau harga sembako.
Sementara itu, anggota Komisi B DPRD Kota Makassar, Fatma Wahyuddin juga berharap imbauan tersebut dilaksanakan secepatnya agar bisa dilakukan pencegahan.“Kita inginkan Disperindag secepatnya mengunjungi mall, minimarket dan pasar-pasar atau distributor, agar bisa dilakukan antisipasi. Selain itu, memantau pelaku usaha yang melakukan aksi penimbunan,” ujar Fatma.
Menurutnya, praktik penimbunan bahan-bahan pokok adalah penyebab utama terjadinya spekulasi lonjakan harga di pasar, utamanya pasar tradisional. Sehingga dengan melakukan sidak hal itu dapat terawasi.
“Kita ingin memperjelas, harga sembako stabil atau paling tidak sesuai dengan harga yang ditetapkan. Jangan sampai harga sembako tidak terkendali tentu akan memberatkan masyarakat,” terangnya.
Selain sidak, kata anggota Fraksi Demokrat ini mengatakan Komisi B telah memberikan saran agar dilakukan juga kegiatan seperti operasi pasar. Dan itu telah masuk dalam salah satu poin rekomendasi Komisi B ke Pemerintah Kota Makassar.
“Kenaikan harga biasanya terjadi minimal 20 persen, kita sarankan agar dibentuk pasar murah untuk masyarakat, itu salah satu rekomendasi kita,” ucapnya.
Sebelumnya, dari pantauan harga sejumlah bahan kebutuhan pokok yang ada di Kota Makassar mulai tampak mengalami kenaikan harga. Kondisi ini terjadi sejak sepekan lalu sejak seminggu jelang Ramadan.
Salah satunya yang terjadi di pasar pa’baeng-baeng yang merupakan pasar tradisional teramai kedua ?di kota Makassar setelah pasar terong. Di pasar Pa’baeng-baeng yang terletak di Jalan Sultan Alauddin Makassar tersebut terjadi kenaikan harga berbagai macam kebutuhan pokok dimana yang terjadi kenaikan drastis adalah harga bawang merah.
Yang biasanya hanya dijual dengan harga Rp 25.000 naik menjadi Rp 40.000 perkilonya. Demikian juga pada bawang putih dimana sebelumnya hanya Rp 15.000 spontan naik dengan harga Rp 20.000 perkilo.
Tak Hanya itu, kenaikan harga juga merembes pada cabe rawit yang biasanya banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Sebelumnya hanya Rp 20.000 kini sudah naik menjadi Rp 25.000 perkilo. Terlebih lagi ayam potong dari Rp 20.000 naik jadi Rp 25.000 perkilonya.
Selanjutnya harga telur ayam ras. Sejak sepekan lalu sudah mengalami kenaikan malah dua kali lipat. Dimana se raknya awalnya hanya Rp 33.000 kini sudah melejit menjadi Rp 40.000 per rak. Tiap rak sendiri hanya terisi 30 butir telur.(jun-ita-ari/war)