MAKASSAR, BKM — Isu geopolitik serta arah dukungan sejumlah partai politik ke sejumlah bakal calon gubernur Sulsel 2018 mulai terbuka. Partai Golkar sudah memastikan dukungannya kepada pasangan HAM Nurdin Halid-Abd Azis Qahhar Mudzakkar (NH-Azis). Partai yang mengontrol 18 kursi di parlemen Sulsel ini juga mengincar sejumlah partai politik untuk diajak koalisi. Soal basis dukungan suara, NH Azis diunggulkan di Kabupaten Bone, Soppeng, Wajo serta Luwu Raya.
Tokoh masyarakat asal Kecamatan Touhi, Hatta Jamal menyebut kemenangan pasangan NH-Azis ada di tangan Ketua DPD II Golkar Luwu Timur (Lutim) yang juga sebagai Bupati Lutim, Muh Thorig Husler.
“Kemenangan Pak Nurdin Halid dan Pak Aziz ada di tangan Pak Bupati. Dia sebagai juru kunci kemenangan,” ujar Hatta Jamal, Rabu (17/5).
Pada kesempatan itu Hatta menjabarkan jejak kemenangan Golkar di pilgub Sulsel sebelum-sebelumnya. Diantaranya, kemenangan Golkar di pilgub 2003 hingga 2013. Ia menyebut kemenangan itu mencapai 80 persen di Luwu Timur.
“Kami pernah memperjuangkan HM Amin Syam sebagai calon gubernur dan kami menang. Bapak Syahrul Yasin Limpo, kembali menang. Bahkan dua periode. Kini Pak NH pasti juga menang. Mereka semua kader Golkar,” ungkap tokoh masyarakat Lutim ini.
Sementara itu, Nurdin Abdullah yang juga hampir pasti menggandeng Ahmad Tanribali sebagai calon wakil. Parpol yang semakin dekat dengan pasangan ini yakni Partai Gerindra, Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Bahkan NA sudah sangat intens berkomunikasi dengan pendiri Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Wakil Ketua Bidang Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK) Partai Gerindra Sulsel, Darmawangsah Muin, menyebutkan bahwa Prabowo selaku ketua umum DPP Gerindra menginginkan figur atau kandidat dari kalangan akademisi. Sama halnya ketika mengusung pasangan profesional Anies Baswedan dan Sandiaga Uno di Pilgub DKI Jakarta.
“Jika tidak ada kader yang siap bertarung, biasanya Pak Prabowo mau dari kalangan profesional dan independen,” ujar Darmawangsah di ruang kerja Fraksi Gerindra DPRD Sulsel, Rabu (17/5).
Ketua Komisi D DPRD Sulsel ini mengemukakan bila sejauh ini ada tiga nama yang masuk daftar calon usungan Partai Gerindra. Mereka adalah NA, Luthfi Andi Mutty dan Ichsan Yasin Limpo.
Dari tiga nama tersebut, sepertinya nama Nurdin Abdullah lebih mendekati keinginan Prabowo karena berlatarbelakang akademisi (profesional).
Hasil pemira PKS di 24 kabupaten/kota juga menempatkan NA pada peringkat teratas. Soal basis dukungan dan suara NA-TBL, yakni Kabupaten Bantaeng, Jeneponto, Pangkep, Wajo dan Soppeng.
Untuk balon gubernur Ichsan Yasin Limpo hampir pasti mendapat dukungan dari Partai Amanat Nasional. Selain itu, mantan bupati Gowa dua periode ini berpeluang mendapat dukungan dari Partai Hanura dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Adapun balon gubernur Agus Arifin Nu’mang berpeluang mendapat dukungan dari PKB, PKPI, PBB dan PDIP. Tak hanya itu, wakil gubernur Sulsel dua periode ini juga berpeluang mendapat dukungan dari Partai Demokrat. Agus tetap menjadikan basis suara di Kabupaten Sidrap, Pinrang, Tana Toraja dan Toraja Utara.
Soal sosok NA-TBL, pemerhati politik dari Indeks Politica Indonesia (IPI), Suwadi Idris Amir menilai keberhasilan Anies Baswedan-Sandiaga memenangkan pilgub DKI menjadi angin segar bagi NA sebagai akademisi ataupun profesional. “Sosok Nurdin Abdullah bukan hanya bermodalkan akademisi, tetapi dia juga seorang pengusaha sukses,” ujarnya.
Di mata Suwadi, NA memang layak disejajarkan dengan Anies Baswedan. Selain karena keduanya seorang akademisi tulen, juga berlabel tokoh nasional. Belum lagi memiliki jaringan nasional yang kuat hingga ke lingkaran istana.
Suwadi menambahkan bahwa keberhasilan Anies-Sandi tidak terlepas dari kerja-kerja mesin politik partai pengusung, yaitu Gerindra dan PKS.
Pemerhati politik dari Jariangan Suara Indonesia (JSI) Arif Saleh memprediksi pertarungan bakal ketat. Selain tidak diikuti petahana, basis daerah dari beberapa kandidat nyaris beririsan jika pendekatannya adalah faktor geopolitik.
Misalnya antara Ichsan dan NA yang berasal dari Selatan-selatan. Begitu pun NH, TBL, Burhanuddin Andi, Abd Rivai Ras merupakan figur asal Bosowasi.
Lainnya, seperti Agus Arifin Nu’mang, Rusdi Masse merupakan tokoh asal Ajatappareng. Sedangkan Azis Qahhar Mudzakkar dan Andi Mudzakkar, termasuk tokoh representasi Bija To Luwu.
“Kalau pendekatan geopolitik, tentu saja nama-nama yang d iatas bisa saling beririsan,” kata Arif Saleh, kemarin.
Hanya saja, lanjut Arif, jika melihat dari populasi penduduk asal basis figur para bakal calon, maka ada dua nama yang memungkinkan mendulang suara signifikan di wilayah tersebut. Seperti NH di Bone, serta IYL di Gowa.
Meski demikian, dari figur yang disebut, memungkinkan mengerucut ke tiga atau empat nama untuk posisi calon gubernur. Masing-masing, NH, IYL, NA serta Agus.
Dosen politik dari Unhas, Dr Azwar Hasan mengaku bila peta kekuatan pilgub masih sangat cair dan dinamis. “Nanti setelah masing-masing resmi berpasangan dan diusung partai secara cukup dan sudah terdftar di KPU, baru bisa masing-masing terbaca peta kekuatannya,” ujar Azwar, kemarin.
Menurutnya, posisi survei masih bisa berubah dan bersifat dinamis. Namun pada saat running nanti, yang paling berpengaruh ditentukan oleh sosok tokoh calon, mesin politik pengusung (tim sukses dan mesin partai) ongkos politik di lapangan, peta geopolitik yang dominan lebih menguntungkan siapa. ”Dan kepada siapa mesin birokrasi akan bergerak,” ucapnya.
Sementara pengamat politik, Dr Hidayat Nahwi Rasul menilai jika semua balon gubernur berpeluang. Hanya saja tim masing-masing belum bekerja maksimal. “Hanya saja peluang 01 masih kuat untuk beberapa figur. Selebihnya cocok menjadi 02,” ujar Hidayat. (rif)
Ini Peta Geopolitik Calon di Pilgub

×





