PINRANG, BKM — Jumat siang (26/1) di Masjid Nurul Amin, Pinrang. Khatib H Mustafa Ka’nan tengah berdiri di atas mimbar. Ia menyampaikan ceramahnya di depan jamaah yang mendengarkan dengan khusyu.
Sesaat sebelum mengakhiri khutbahnya, tiba-tiba saja dia tumbang. Jamaah langsung gaduh. Mereka berusaha menyelamatkannya. H Mustafa kemudian dibaringkan di atas karpet masjid.
Lelaki yang mengenakan sarung, jas serta sorban itu coba dibantu. Ada yang memijat kaki serta tangannya. Ada pula yang menggosokkan balsem. Namun, upaya itu tak mampu membuat H Mustafa tersadar.
Ia kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lasinrang, Pinrang. Sementara jamaah masjid tetap melanjutkan salatnya.
Tuhan pun berkehendak. Nyawa H Mustafa sudah tak bisa lagi tertolong. Ketua Badan Amil Zakat (BAZ) Kabupaten Pinrang itu telah berpulang ke rahmatullah.
Semasa hidupnya, almarhum dikenal memiliki jiwa sosial yang tinggi. Bersama BAZ Pinrang, ia aktif menyalurkan bantuan bagi warga yang menjadi korban bencana alam.
Terakhir, ia masih sempat menyalurkan zakat pada hari Jumat, 24 November 2017 lalu. H Mustafa bersama pengurus BAZ Pinrang menyerahkan bantuan uang tunai kepada para korban bencana angin puting beliung di Kelurahaan Salo, Kecamatan Watang Sawitto.
Saat itu, Mustafa menyampaikan bahwa bantuan tersebut merupakan amanah yang harus disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Demikian pula pada 11 Agustus 2016 lalu, H Mustafa dengan BAZ juga menyalurkan bantuan bagi korban kebakaran di Tiroang.
Nur Azizah, salah satu staf di BAZ Pinrang tidak percaya dengan kepergian almarhum yang begitu cepat dan mendadak. Sebab sebelum kabar duka itu tiba, pada pukul 11.30 Wita atau sebelum ke masjid menjadi khatib, H Mustafa sempat menyapa dan bercanda dengan stafnya. Bahkan menyalami mereka satu persatu.
”Dia bilang, jabat tangan memangmaki, karena tidak ketemumaki lagi nanti,” kata staf yang akrab disapa Cica itu.
Menurut Cica, rencananya almarhum berangkat menunaikan ibadah umrah pada Jumat malam. Namun takdir berkata lain.
”Baik sekali orangnya. Ramah dengan kami semua. Juga religius serta disiplin. Pokoknya, kalau urusan keagamaan selalu diutamakan,” kenang Nur Azizah, yang mengaku sudah lima tahun mengurusi BAZ bersama-sama almarhum.
Di rumah duka di kampung Amassangang, Kecamatan Paleteang Pinrang, sejumlah kerabat dekat dan keluarga almarhum silih berganti berdatangan menyampaikan belasungkawa.
“Kami kehilangan sosok panutan. Dia tokoh masyarakat yang disegani karena santun menyapa. Setiap ada kegiatan keagamaan di sini, jika beliau tidak berhalangan atau sakit, pasti dia hadiri. Almarhum juga supel dan suka berkelakar,” tutur H Ridwan, kerabat dekat almarhum yang ditemui di rumah duka.
Menurutnya, selama ini H Mustafa tampak sehat-sehat saja. Tak ada riwayat penyakit yang diidapnya. ”Yah, itulah takdir Tuhan,” ujarnya.
Almarhum meninggalkan istri bernama Hj Ajirah dengan tiga orang anak dan empat orang cucu. Rencananya, almarhum akan dikebumikan pada Sabtu (27/1) di Pekuburan Abadi Kampung Amassangeng, usai salat dhuhur.
Di mata sang istri, almarhum bukan hanya sebagai sosok kepala keluarga. Tapi juga sebagai seorang panutan hidup.
Almarhum Mustafa selalu berpesan moral kepada setiap keluarganya untuk selalu disiplin dalam beribadah lima waktu. Termasuk menghargai hak-hak orang lain dan tidak mengambil yang bukan haknya.
“Kami selalu diingatkan untuk tidak meninggalkan salat lima waktu. Selalu menyampaikan ke anak-anaknya untuk mementingkan hak-hak orang lain,” tutur Hj Ajirah di rumah duka, kemarin.
Selama 40 tahun lebih kebersamaannya, Ajirah mengaku tidak pernah bertengkar dengan almarhum. Kalaupun ada masalah keluarga, dia lebih memilih diam.
“Itu yang tidak pernah saya lupakan bersama almarhum semasa hidupnya,” kenangnya.
Ibu tiga anak ini juga membenarkan rencana keberangkatan almarhum ke Tanah Suci untuk umrah. “Dia tidak meminta banyak pakaian, karena ingin ibadahnya khusyuk. Sudah semuami tas kopernya dibereskan, karena mau berangkat sebentar malam (Jumat malam). Tapi Tuhan lebih berkehendak, kita hanya merencanakan,” urai Hj Ajirah dengan mata berkaca-kaca.
Jajaran Pemerintah Kabupaten Pinrang menyatakan berkabung dan berduka cita atas kepergian almarhum. ”Bupati merasa kehilangan sosok almarhum karena menjadi panutan bagi masyarakat Pinrang. Beliau adalah sosok yang berjiwa sosial tinggi. Pribadi Bupati Pinrang dekat dengan almarhum. Atas nama Pemerintah Pinrang turut berduka cita sedalam-dalamnya. Semoga almarhum husnul khotimah, dan keluarga ditinggalkan diberi ketabahan,” kata Kabag Humas Pemkab Pinrang H Murseng merilis belasungkawa Bupati atas pemkab Pinrang, kemarin. (ady/rus/b)
Hendak Umrah, Berpulang Kala Baca Khutbah Jumat

×





