DI kota-kota besar, termasuk Makassar, berbagai usaha tumbuh dengan pesat. Bahkan hampir semua jenis usaha ada di di sini. Mulai dari kuliner, kerajinan, jasa dan lain sebagainya.Tapi, yang memiliki konsep unik masih jarang ditemui.
Laporan: Nugroho Nafika Kassa
HINGGA saat ini masyarakat masih cenderung membuka usaha mainstream yang telah banyak sebelumnya. Tak salah, karena benar pangsa pasarnya terlihat jelas dengan melihat usaha lainnya yang sama.
Padahal sebenarnya, keunikan juga menjadi daya tarik pasar yang cukup baik. Contohnya usaha yang kini digeluti Rusdi.
Ya, usaha milik Rusdi terlihat cukup unik. Namanya adalah Bandeng Tanpa Tulang Daeng Culli.
Dilihat dari namanya, kita pasti tahu bahwa ia menjual ikan bandeng yang tak ada tulangnya. Namun bukan dipresto seperti yang telah dikenal selama ini. Melainkan, ia mencabut tulang ikan bandeng satu persatu.
Walaupun bukan hanya dirinya saja yang kini telah memiliki usaha serupa, namun konsep usaha ini terbilang unik dan belum banyak yang melakoninya.
Ikan bandeng yang amat digemari masyarakat Sulawesi ini memang terkenal memiliki jumlah tulang yang lumayan banyak. Jika mengonsumsinya, orang harus sedikit bersabar karena mesti memilah-milah daging dan tulangnya. Namun berkat ide kreatif Rusdi, ikan bandeng dibuatnya menjadi lebih nikmat untuk disantap.
BKM menemui Rusdi di tempat usahanya Jalan Tamangapa Raya Nomor 70 A, Makassar. Walaupun saat itu Rusdi masih agak berduka karena salah satu keluarganya meninggal dunia, namun dengan ramahnya ia tak sungkan menanggapi berbagai pertanyaan BKM.
Pria 32 tahun ini telah menggeluti usahanya sejak lima bulan terakhir. Awal idenya ternyata sederhana. Rusdi pernah melihat ada orang yang bisa dan sangat ahli dalam mencabut tulang ikan.
Rusdi menyebut, seseorang itu adalah rekannya yang berasal dari Jawa. Dia bekerja di sebuah tempat makan lesehan di Makassar. Dari pengamataannya, temannya itu amat ahli mencabut duri yang ada dalam tubuh ikan bandeng. Rusdi pun memutuskan untuk belajar dari orang tersebut.
Terus mengapa harus ikan bandeng? Rusdi punya jawaban sendiri. Baginya, bandeng adalah ikan yang paling banyak digemari masyarakat. Ia kerap melihat di banyak tempat makan bahwa ikan bandeng paling banyak peminatnya. Mulai dari anak-anak sampai orang dewasa.
“Banyak yang suka ikan bandeng, tapi banyak juga yang mengeluh kalau lagi makan ikan itu. Anak-anak dan juga ibu-ibu, biasa mengeluh. Bilangnya, susah dicabut tulangnya. Makanya kita buat ini supaya mereka bisa dengan tenang menikmati enaknya ikan bandeng,” jelas Rusdi
Rusdi sedikit membuka bocoran tentang ikan bandeng. Hewan yang dibudidayakan di tambak ini ternyata memiliki struktur tulang yang beraturan. Karenanya, bila terbiasa mencabutnya, akan dengan mudah mengetahui di mana saja letak tulangnya.
Dalam pengerjaannya, Rusdi hanya butuh waktu sekitar 10 menit mencabut semua tulang seekor ikan bandeng. Namun jika telah terbiasa, cukup hanya lima menit saja. Waktu seperti itu dirasa cukup lama untuk satu ekor ikan. Tapi wajar, mengingat jumlah tulang satu ekor ikan bandeng kurang lebih ada 160 tulang. (*/rus/b)