pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken
pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken

PLTB Energi Baru dari Tenaga Bayu

Pemerintah terus mengembangkan program energi terbarukan dalam upaya memenuhi kebutuhan listrik masyarakat. Salah satunya dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB). Listrik yang dihasilkan dari angin kencang itu mulai hadir di Indonesia. Tepatnya di dua kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan. PLTB Sidrap di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) dan PLTB Tolo di Kabupaten Jeneponto.

PLTB Sidrap dibangun di atas areal seluas 100 hektare di perbukitan Pabbaresseng, Desa Mattirotasi, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidrap. Proyek ini digarap oleh investor asal Amerika Serikat, yakni UPC Renewables bekerja sama dengan PT Binatek Energi Terbarukan. Proyek ini menelan investasi sebesar 150 juta dolar AS atau sekitar Rp1,99 triliun (dengan kurs dolar Rp 13.300). Juli 2018 lalu, Presiden Joko Widodo meresmikan penggunaan pembangkit listrik berkapasitas 75 megawatt ini.

Joko Widodo mengaku takjub saat meresmikan pembangkit listrik tenaga angin tersebut, 2 Juli 2018 lalu. Dia merasa seperti di Eropa saat melihat wind turbin generator (WTG) atau kincir angin di PLTB itu. “Saya kok serasa di Belanda. Kayak di Eropa, tapi kita di Sidrap,” ujar Jokowi saat sambutan di peresmian PLTB Sidrap.

Pembangkit tenaga angin pertama di Indonesia ini diproyeksikan akan mampu mengaliri listrik kepada 70.000 pelanggan di wilayah Sulsel dengan daya listrik rata-rata 900 volt ampere. PLTB Sidrap memiliki 30 kincir angin dengan tinggi tower 80 meter dan panjang baling-baling 57 meter.

Satu PLTB lainnya di Sulsel yang kini digenjot pembangunannya adalah PLTB Tolo. Letaknya di Desa Arungkeke, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto. Kapasitas daya yang akan diproduksi PLTB Jeneponto jauh lebih besar dari PLTB Sidrap. Jika PLTB Sidrap memiliki daya 75 megawatt, maka PLTB Tolo didesain untuk memproduksi 2×72 MW atau sebesar 144 megawatt. Pembangunan pembangkit listrik tenaga angin di Jeneponto ini juga diperkirakan rampung tahun ini dan segera masuk dalam sistem kelistrikan Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Kehadiran dua pembangkit listrik baru tenaga bayu ini bukan sekadar memanfaatkan potensi angin kencang di Sulawesi Selatan. Setidaknya, ada tiga dampak positif secara langsung yang diperoleh pemerintah dan masyarakat dari pembangunan dua PLTB. Pertama, mengatasi krisis listrik. Beberapa tahun terakhir keterbatasan daya listrik melanda beberapa daerah di Sulsel. Tidak terkecuali di ibu kota provinsi, Makassar. Pemadaman bergilir sering menjadi solusi satu-satunya yang dilakukan PLN wilayah Sulselrabar. Tetapi dengan masuknya tenaga listrik yang dihasilkan dua PLTB itu maka persediaan listrik di Sulsel jauh lebih terjamin.

General Manager PLN Sulselrabar, Bambang Yusuf saat bertemu Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, Maret 2018 lalu memastikan bahwa tidak akan ada lagi pemadaman secara bergilir di provinsi ini. PLN sudah memiliki cadangan atau surplus listrik sebanyak 200 Mega Watt (MW) lebih. Saat ini beban puncak yang ada di Sulsel sekitar 1.050 MW, sementara daya listrik yang ada bisa menyuplai sampai 1.300 MW. Untuk elektrifikasi atau daerah yang sudah teraliri listrik, di wilayah Sulselrabar sudah mencapai 97 persen. Sedikit di atas rasio elektrifikasi nasional saat ini yakni kurang lebih 96 persen.

Salah seorang pengusaha di Sulsel, Kahar Kantao meyakini kehadiran dua PLTB di provinsi ini menjadi spirit baru dalam mengembangkan bisnis dan industri. Selama ini banyak pengusaha yang mengalami penurunan produksi antara lain karena keterbatasan pasokan listrik dari PLN. Tidak hanya pengusaha manufaktur, tetapi juga pebisnis properti. Pembangunan rumah baru banyak ditunda karena keterbatasan daya listrik yang tersedia dari PLN.

Kedua, mendukung pencapaian target porsi Energi Baru Terbarukan (EBT). Seperti diketahui, pemerintah mencanangkan pencapaian target EBT sebesar 23 persen pada 2025. Direktur Human Capital Management PLN, Muhamad Ali mengakui dengan beroperasinya PLTB Sidrap dan Tolo ini untuk mendukung pencapaian target porsi EBT pada 2025. Porsi energi baru terbarukan dalam bauran energi pembangkit listrik kini lebih dari 12 persen. Selaian angin, sumber energi baru terbarukan utama lainnya adalah tenaga air.

Selanjutnya yang ketiga adalah destinasi wisata baru. Selain sebagai pembangkit listrik, PLTB Sidrap juga kini dijadikan sebagai salah satu tujuan wisata baru. Wisatawan asing yang melancong ke Sulsel kerap menyempatkan dirinya berkunjung ke perbukitan Watang Pulu, lokasi PLTB di Kabupaten Sidrap. Mengabadikan gambar dan swafoto merupakan sebagian aktivitas turis di tempat ini. Begitu juga wisatawan domestik yang jumlahnya jauh lebih besar.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan perbukitan Watang Pulu Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) termasuk tempat yang instagramable. Lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) atau angin di Sidrap tersebut juga berpotensi jadi destinasi digital. Menurut Arief, PLTB Sidrap mudah dikenal wisatawan. Pasalnya, ada banyak anak-anak generasi millenial yang akan mempromosikan PLTB Sidrap. Secara pariwisata PTLB Sidrap termasuk atraksi wisata yang mengesankan dan menarik.

Kita tentu berharap pembangunan pembangkit listrik tenaga bayu tidak berhenti di Sidrap dan Jeneponto. Sebab, banyak daerah lain yang juga memiliki potensi tenaga angin memungkinkan dibanguni PLTB. Begitu juga proyek PLTB lain di luar Sulawesi yang on proggress. Yang pasti, energi baru dari tenaga bayu ini menjadi spirit baru dalam mengembangkan energi baru terbarukan di Indonesia. (fachruddin palapa)


Share


Komentar Anda



Tinggalkan komentar