MAKASSAR, BKM–Pemilu Sukses Tolak Golput menjadi tema pada talk show gerakan cerdas memilih, memilih itu juara yang digelar oleh Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (RRI) Makassar, Auditorium RRI, Sabtu (9/3).
Kegiatan yang dihadiri pelajar dari tingkat SMA sampai perguruan tinggi di Makassar ini dikemas dengan acara pentas kreativitas, workshop citizen journalism dan talk show. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari.
Adapun yang hadir dalam talkshow yaitu Komisioner KPU Sulsel Syarifuddin Jurdi, Komisioner Bawaslu Makassar Zulkarnaen, Pengamat Politik UIN Alauddin Makassar Firdaus Muhammad dan Kepala Stasiun RRI Makassar Maladi Amin.
Dalam penyampaiannya, Maladi menyebut; RRI memiliki peran strategis mendukung keberhasilan pemilu dengan konten yang mampu tingkatkan partitipasi pemilih, dan mendidik dan mencerdaskan.
Menurutnya, pemberian informasi memiliki korelasi yang positif untuk demokrasi Indonesia. RRI sebagai lembaga penyiaran publik yang netral dan tidak komersial serta berorientasi kepentingan publik. Gerakan cerdas yang dimiliki sebagai upaya untuk edukasi dan literasi buat masyarakat terutama pemilih pemula baik tahapan pemilu dan regulasinya.
“Sekaligus ingin meningkatkan angka partisipasi pemilih di Indonesia. Saya sampaikan apresiasi pada semua pihak khususnya kepala sekolah dan pinpinan perguruan tinggi untuk menghadirkan pemilih pemula,” sambutnya.
Komisioner KPU Sulsel Syarifuddin Jurdi mengatakan, media sosial mampu mempengaruhi anak-anak muda di dalam menentukan pilihan politiknya. Berbeda dengan dahulu di mana pemilih pemula cerdas mengikut orang tuanya atau keluarga. Karena referensi politik masih kurang.
Sekarang ini menjadi tugas generasi millenial jangan menyebarkan info yang tidak jelas asal usulnya. Cek dahulu apa benar info itu dan dapat dikonfirmasi ke media mainstream. Kalau tidak benar, artinya berita tersebut hoax.
“Generasi milenial menentukan bangsa. Olehnya itu KPU telah menyiapkan instrumen mahasiswa yang berasal di daerah. Bisa pindah memilih di Makassar di mana kita berdomisili. Caranya dapat lapor ke KPU setempat saja,” tambahnya.
Sementara itu Komisioner Bawaslu Makassar Zulkarnaen menyebut, pemilih cerdas dimulai dari niat. Penting bagi pemilih pemula menjadi pemilih yang cerdas agar wakil-wakil yang dipilih adalah orang tepat. Harus bisa pintar menempatkan yang tepat perwakilan dari kita semua.
“Adek harus tahu jangan membiarkan orang jahat. Kalau tidak berpartisipasi maka memberikan ruang yg tidak tepat menempati ruang kita,” terangnya.
Pengamat Politik UIN Alauddin Makassar Firdaus Muhammad melihat golput terjadi didasari pesimisme bahwa siapapun terpilih hasilnya pasti tetap sama. Dan itu hasil survei orang golput. Apa yang membuta seperti itu terjadi, karena perilaku elit politik ketika turun ke warga berkampanye selalu memberi janji yang tidak dapat ditepati.
“Jangankan janji mau berkomunikasi dengan kami tidak. Nanti menjelang lima tahun mendatang baru datang lagi. Justru mendapati korupsi dan penyimpangan. Ini berat diluruskan,” sebutnya.
Jadi sekarang ini lanjut Firdaus adalah mendorong orang untuk menjadi pemilih cerdas. Jangan memberi ruang elit politik yang tidak tepat. Dapat dibuktikan caleg provinsi sebanyak 1.300 kursi tersedia hanya 85 kursi. Tapi dari 1.3000 an itu ada kesalahan dalam memilih.
“Pasti ada orang baik. Bagaimana orang baik terpilih kalau tidak berpartisipasi. Kalau kita ingin memiliki nurani tapi tidak memilih maka potensi orang tidak kompeten terpilih. Kenali para kandidat dan pilih sesuai kompetensinya,” tutupnya. (arf/rif)
Mendorong Generasi Millenial Jadi Pemilih Cerdas

×





