Site icon Berita Kota Makassar

Meski Diliburkan Mahasiswa UMI Tetap Peringati Amarah

MAKASSAR, BKM– Meski diliburkan oleh pihak universitas selama dua hari 24-25 April, ratusan mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI) tetap memperingati tragedi bersejarah April Makassar Berdarah (Amarah) di depan Kampus UMI, Jalan Urip Sumohardjo, Rabu (24/4). Mereka juga melakukan aksi long march di tiga titik yakni di Taman Makan Pahlawan, RSKD DADI dan gedung Menara UMI /Rektorat UMI.
Aksi mahasiswa bertahan sampai sore pukul 16:30 wita.
Militansi mahasiswa dalam peringati tragedi amarah terus dipelihara dengan baik agar sejarah itu jangan dilupakan. Hingga sore, mahasiswa serempak menduduki sebagian jalan pintu masuk kampus.
Dalam aksi dilakukan mahasiswa ini, mahasiswa menegaskan insiden Amarah telah menciderai nilai Hak Asasi Manusia (HAM) yang diduga dilakukan oleh oknum aparat hingga menewaskan tiga orang mahasiswa. Aksi ini pula menjadi momentum untuk menyampaikan tuntutan revisi buku saku pasal 26 tahun 2018 serta meminta melibatkan pihak dari Kampus UMI untuk ikut andil memperingati Amarah.
“Aksi yang dilakukan ini memperingati Amarah yang terjadi pada 24 April 1996. Adapun isu tuntutan kami untuk merevisi buku saku pasal 26 tahun 2018 dan meminta melibatkan pihak dari Kampus UMI untuk ikut andil memperingati Amarah,” kata Amir, Jendral Lapangan aksi.
Sementara itu, civitas akademik Universitas Muslim Indonesia (UMI) telah menggeluarkan imbuan kepada setiap mahasiswa agar tidak melakukan peringatan April Makassar Berdarah (Amarah). Bahkan kampus telah mewanti-wanti akan memberi sanksi tegas bagi mahasiswa yang menggangu aktvitas masyarakat.
Menurut Rektor UMI Makassar, Prof Basri Modding, peringatan hari Amarah tidak lagi diperkenan dilakukan mahasiswa UMI, sebab menurutnya peristiwa tersebut telah berlalu dan ditakutkan akan menganggu aktivitas masyarakat ketika mahasiswa melakukan peringatan tersebut dengan cara berdemo.
“Saya pikir peringatan itu sudah tidak ada lagi peringatan itu. Mahasiswa juga tidak boleh melakukan aksi apapun itu, jika nanti akan menganggu stabilitas pengguna jalan, saya pasti akan tindaki secara keras kalau ada yang melakukan itu,” tegasnya saat dikonfirmasi, kemarin.
Tidak hanya itu, ancaman bagi mahasiswa UMI yang melakukan aksi peringatan Amarah ini tidak main-main. Sebab Prof Basri akan memberikan peringatan ringan hingga keras berupa akan dikeluarkan dari kampus jika, melakukan tindakan anarkis.
“Saya sudah tegaskan itu, siapapun mahasiswa yang melakukan peringatan itu lalu melakukan aksi yang tidak pantas hingga anarkis, sapa pastikan saya akan berikan teguran keras sepanjanag itu sudah merusak yah,” ucapnya.
Ia juga mengimbau agar mahasiswa saat ini tidak bertindak anarkis. Peringatan itu, menurutnya perlu dilakukan oleh mahasiswa UMI untuk melakukan kegiatan – kegiatan yang lebih positif dan bernilai seperti Dzikir atau menyelenggarakan forum dialog.
“Masih banyak kegaiatn yang bisa dilakukan mahasiswa tanpa harus turun demo-demo ganggu pengendara lain. Jadi itu yah, saya pastikan yang turun itu dapat peringatan dari kampus,” tutupnya. (arf-ita)

Exit mobile version