Site icon Berita Kota Makassar

Buruh Tuntut Cabut Kebijakan Menindas Rakyat

MAKASSAR, BKM — Hari Buruh Internasional diperingati di Makassar, Rabu (1/5). Ada berbagai kegiatan mewarnai. Mulai dari jalan santai, bakti sosial, hingga aksi turun ke jalan.
Massa buruh menggelar demo di bawah jembatan layang Jalan Urip Sumohardjo. Mereka bergiliran menyampaikan protes dan tuntutannya. Persimpangan di Jalan Urip Sumohardjo-AP Petta Rani tutup dan dipenuhi massa.
Massa Gerakan Pemuda Patriotik Indonesia menyerukan untuk melawan kebijakan antirakyat. Melawan kebijakan politik upah murah, kerja kontrak, kerja magang, hingga outsourcing.
Selain itu, organisasi ini juga mendesak adanya sanksi terhadap elit politik perusak lingkungan. Melawan komersialisasi pendidikan. Hapus undang-undang pendidikan tinggi, dan perjuangkan kesejahteraan bagi rakyat, serta menuntut lapangan kerja layak.
Selain di bawah flyover, aksi demo juga berlangsung di depan kantor gubernur Sulsel Jalan Urip Sumohardjo. Massa di tempat ini berasal dari Front Perjuangan Rakyat (FPR).
Dalam orasinya, massa FPR menegaskan bahwa buruh dan seluruh rakyat tertindas Indonesia sekarang ini semakin buruk penghidupannya. Lahirnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78 tahun 2015 tentang Pengupahan, adalah buah dari paket kebijakan ekonomi Joko Widodo yang hanya mempertimbangkan inflasi dan pertumbuhan ekonomi sebagai parameter penetapan upah. Hal itu menjadikan defisit upah buruh semakin tinggi saat kenaikan harga terus meningkat.
Seperti di Jakarta, upah minimum yang didapat buruh hanya Rp3,9 juta dan mampu memenuhi 50 persen dari kebutuhan hidup keluarga buruh dengan satu orang anak. Di angka defisit itu semakin besar saat kenaikan harga berkali-kali lipat terus terjadi. Sehingga PP nomor 78 tahun 2015 adalah aturan pengupahan yang paling keji dan jahat yang selama ini ada di Indonesia.
Koordinator FPR Wilayah Sulsel Yahya menegaskan, berdasarkan kenyataan tersebut, maka FPR Sulsel yang merupakan aliansi dari berbagai organisasi massa, menuntut pencabutan dan menghentikan paket kebijakan ekonomi yang menindas rakyat. Cabut PP 78 tahun 2015 tentang Pengupahan. Cabut seluruh aturan yang mendukung fleksibilitas tenaga kerja (sistem kerja kontrak, outsourching, dan magang).
“Dalam peringatan May Day ini juga, kami menuntut turunkan pajak dan harga kebutuhan pokok rakyat. Hentikan RA-PS palsu. Hentikan diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan. Terkhusus perempuan buruh. Penuhi hak-hak demokratis perempuan dalam pabrik. Cabut UU Dikti No 12 tahun 2012, dan berikan jaminan lapangan kerja, serta upah layak bagi pemuda dan rakyat,” tegasnya.

Janji Wagub

Di Lapangan Karebosi, jalan santai melibatkan ribuan orang buruh. Wakil Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman hadir di acara ini. Juga Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto.
Peringatan May Day kali ini mengusung tema; Together we Grow. Dengan semangat Hari Buruh, diharapkan terbangun sinergitas pengusaha, pemerintah, dan pekerja dalam meningkatkan produkvitas dan investasi di era industri 4.0.
Wagub Andi Sudirman Sulaiman melepas dan ikut serta jalan santai dengan rute 2 km bersama para peserta. Wagub menyampaikan selamat Hari Buruh bagi para pekerja, khususnya di Sulsel.
“Hari ini Sulsel jadi contoh Hari Buruh diperingati dengan bersinergi dan berkolaborasi. Saya sangat bangga pada serikat pekerja yang telah melakukan kegiatan sangat positif ini. Pemprov Sulsel membangun pemerintahan yang terbuka. Apa yang bisa dikerja, harus dimaksimalkan untuk masyarakat buruh,” kata Andi Sudirman.
Wagub ASS juga mengapresiasi peringatan hari buruh yang dilaksanakan dengan kegiatan positif. “Sangat mengapresiasi model kegiatan May Day seperti ini. Kita telah mewujudkan karakter sulsel yang sipakatau, sipakainge, dan sipakalebbi. Harapan saya, bagaimana ke depan kita mampu bersinergi dengan pihak perusahaan dan pemerintah. Ketika ada masalah, harus diselesaikan dengan duduk bersama,” ungkap Andi Sudirman.
Dalam kesempatan itu, Wagub juga menegaskan jika pemprov akan selalu terbuka dan mendengarkan keluhan buruh. “Kita menjadikan May Day sebagai hari yang sejuk. Saya selalu membuka waktu untuk bertemu dengan buruh, asal kepentingan orang banyak, bukan kepentingan pribadi,” tandasnya.
Andi Sudirman dalam akun Instagramnya juga menyampaikan kepeduliannya terhadap buruh. Dia menuliskan, jika momen Hari Buruh mengingatkan dirinya waktu masih tergabung dalam Serikat Pekerja.
“Selalu kami berjuang lewat jalur diskusi dan ngopi bareng pemangku kepentingan. Alhamdulillah tahun ini kita apresiasi semua pihak, pemprov, pemkot, Apindo, buruh, serikat pekerja, dan lainnya bersinergi dalam perjuangan untuk kesejahteraan buruh. Insyaallah mudah-mudahan kami bisa lakukan yang terbaik untuk penyelesaian aspirasi buruh lewat rekomendasi. Mari doakan yang terbaik, buruh sejahtera untuk ekonomi rakyat yang kuat,” tulisnya.
Buruh, diakuinya menjadi bagian penting dari pergerakan ekonomi Sulawesi Selatan. Oleh karena itu, perlindungan dan keberpihakan terus diperlihatkan oleh pemerintah.
“Hari Buruh tahun depan, tanggung jawab pemprov untuk mewujudkan permintaan ikatan buruh, menambah jumlah pengawas. Juga bagaimana OPD terkait membuat mitigasi yang terarah dan terukur kebijakan terkait buruh. Sehingga lahir rekomendasi, seperti masalah ijazah dan iuran buruh,” ungkap Andi Sudirman.
Selain itu, Andi Sudirman juga berharap agar para buruh tetap bersemangat menjalankan aktivitas sehari-hari.
Ketua Panitia Peringatan Hari Buruh Nasional di Sulsel Ida Muliani Said, menyebut sebanyak 5.000 buruh hadir memeriahkan kegiatan yang dipusatkan di Lapangan Karebosi. Mereka berasal dari asosiasi dan federasi buruh se-Sulsel.

Aksi Sosial

Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto menegaskan, buruh harus menjadi pemersatu di tengah sistuasi saat ini usai pemilihan presiden beberapa waktu lalu.
“Buruh harus menjadi kuat, semakin kompak, dan harus menjadi pemersatu. Terlebih saat bangsa mengalami situasi seperti sekarang setelah pilpres,” kata Danny.
Ia berharap, momentum May Day ini juga menjadikan buruh semakin memperlihatlan perannya untuk menyatukan seluruh kepentingan politik dan ekonomi.
“Buruh harus memperlihatkan kekuatannya sebagai pengikat tali silaturahmi. Menyatukan seluruh kepentingan baik ekonomi dan politik,” ucap Danny.
Wakil Wali Kota Makassar Syamsu Rizal MI menyampaikan aparesiasinya kepada para buruh. Ia menghadiri aksi sosial sunatan massal dan donor darah, yang berlokasi di Terminal Pelabuhan Makassar. Kegiatan tersebut dilaksanakan PT Pelindo IV Makassar, bekerja sama Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) dan PMI Makassar.
Didampingi Wakil Kepala UTD PMI Kota Makassar Khudri Arsyad, Deng Ical menyaksikan langsung proses sunnat dan donor darah tersebut. Tak lupa ia menyampaikan terima kasihnya kepada buruh, karena telah merayakan May Day dengan cara yang inspiratif.
Menurutnya, dulunya perayaan May Day itu identik dengan unjuk rasa bahkan dengan cara kekerasan. Namun kali ini sudah mulai bergeser menjadi kegiatan yang bermanfaat bagi orang lain.
“Pelindo IV bersama teman-teman serikat pekerja mempelopori sebuah kegiatan yang tentunya diharapkan menjadi tren baru dan contoh bagi perusahaan lainnya,” kata Deng Ical.
Dengan adanya kegiatan ini, dirinya berjanji akan membangun kesepahaman bahwa May Day itu tidak selalu identik dengan tuntutan atau kekerasan. Tetapi lebih kepada memberikan manfaat kepada orang banyak. (arf-rhm/rus)

Exit mobile version