GOWA, BKM — Sekitar belasan orang mahasiswa yang menamai dirinya Gerakan Aktivis Mahasiswa (GAM) datang ke kantor Perusda Holding Company Gowa Mandiri (HCGM) Kamis siang (12/9) sekitar pukul 12.30 Wita.
Kantor BUMD milik Pemkab Gowa yang terletak di Jalan Habibu Kulle, Sungguminasa tepat di sebelah timur Museum Istana Balla Lompoa ini, didatangi para mahasiswa dan membakar ban depan kantor Perusda.
Para mahasiswa yang didominasi anak lakilaki ini membawa sejumlah plakat dan spanduk bertuliskan kalimat protes. Bahkan, mereka sempat membakar sebuah ban besar di depan kantor. Aksi mahasiswa ini pun sempat dihalau petugas kepolisian yang telah berjaga-jaga di lokasi.
Mereka tak dibiarkan membakar ban dengan alasan bisa berdampak adanya kebakaran kabel listrik di atasnya serta kendaraan mobil yang terparkir di jalan dan perkantoran di sekitar Perusda. Sehingga petugas meminta mahasiswa memadamkan api ban. Namun mahasiswa keberatan dan akhirnya sempat terjadi aksi dorong mendorong.
Orasi mahasiswa berhenti ketika Plt Direktur Utama Perusda HCGM, Mappasomba, tiba di kantornya dan meminta perwakilan lima orang mahasiswa serta lima orang karyawan yang protes. Para perwakilan ini diterima di ruang rapat Perusda HCGM oleh Plt Dirut didampingi direktur keuangan serta manajemen Perusda. Termasuk juga Kapolsek Somba Opu, Kompol Syafei Rivai.
Sementara dibagian luar kantor Perusda, sejumlah personel kepolisian dari Polsek dan Polres Gowa mendampingi para mahasiswa yang menunggu di luar. Pertemuan pihak perwakilan karyawan dan mahasiswa dengan direksi berjalan alot sebab perwakilan karyawan enggan menerima komitmen dan penjelasan pihak direksi yang menyatakan penggajian karyawan di Perusda memang hingga kini belum stabil disebabkan sejumlah bidang usaha Perusda tidak berjalan.
Dalam orasinya, jendral lapangan, Nurul Imam Rahman, mengatakan, ada empat poin tuntutan yang dilayangkan. Yakni membayarkan segera gaji karyawan, meminta bupati Gowa bertanggungjawab, tangkap koruptor di Perusda HCGM, dan menuntut status karyawan diperjelas.
Menyikapi demo ini, Plt Dirut Perusda HCGM, Mappasomba kepada wartawan di sela menerima pendemo menjelaskan, saat ini keuangan Perusda memang sedang tidak stabil. Sejak tahun 2015, usaha produksi dari lima bidang usaha milik Perusda hanya dua usaha yang berjalan.
Itu pun tidak maksimal. Yakni usaha jasa konstruksi (Jaskon), sektor pertambangan, dan Perusahaan Daerah Karya bidang Percetakan. Sedangkan tiga anak perusahaan lainnya, yaitu perdagangan umum yang bergerak dibidang usaha taksi, agribisnis dan usaha peternakan tidak berjalan lagi.
”Semua karyawan tau jika kondisi keuangan Perusda ini sedang tidak memungkinkan. Jadi kalau mahasiswa berteriak bahwa di sini ada korupsi, dimana mau ambil uang untuk dikorupsi. Pendapatan yang masuk dari tambang dan percetakan itulah yang dibayarkan untuk gaji karyawan. Jadi salah juga kalau mereka katakan ada karyawan sudah 18 bulan tidak terima gaji. Sejak saya masuk diperbantukan memimpin Perusda ini awal Januari 2018 kemarin, saya mulai membenahi dan mengklarifikasi kenapa karyawan tidak terima gaji. Sebab itulah keluhan mendasar mereka sejak saya masuk. Setelah saya benahi, maka Alhamdulillah kami bisa membayarkan gaji karyawan 8 bulan,” ungkap Mappasomba yang juga menjabat sebagai Asisten II Bidang Kesra Pemkab Gowa.
Mappasomba juga menjelaskan, selama dia melakukan pembenahan manajemen Perusda HCGM ini, ternyata ada sejumlah karyawan menikmati gaji, namun tidak punya pekerjaan.
”Ironis kan. Tidak bekerja tapi mau juga digaji full seperti karyawan aktif lainnya. Saya tidak tau jelas apa niat karyawan yang melakukan protes ini. Sebab mereka tahu kondisi riskan Perusda. Tahu penyakit perusahaan,” tandas Mappasomba. (sar/mir)
Mahasiswa Demo Perusda HCGM
