MAKASSAR, BKM–Jendela Pendidikan Nusantara (JPN) Makassar menggelar dialog akhir tahun dalam rangka merefleksi kebijakan pendidikan “Merdeka Belajar” yang digagas Mendikbud RI Nadiem Makarim dengan tema “Pendidikan Karakter Berbasis Spiritual Menuju 0.5″.
Dialog tersebut menghadirkan narasumber pendiri dan Ketua Umum JPN Pusat Julianti Noor, Dr Syarifuddin. (dari Diknas Makassar), Ketua Relawan Pendidikan Sulawesi, Muskarnaim Yunus, di Aula SMKN 4 Makassar, Minggu (15/12).
Menurut Julianti Noor, kebijakan pemerintah selama ini yang menginginkan kurikulum pendidikan diterapkan di sekolah yang begitu rumit, ternyata tidak mampu membuat siswa lebih kreatif dan inovatif. “Memang sudah perlu penyelenggaraan pendidikan dilakukan sesederhana mungkin dengan menitik beratkan pada pendidikan karakter,” kata Julianti. Julianti juga mengakui bahwa keberadaan JPN sangat sejalan dengan kebijakan Mendikbud saat ini, dimana selama ini JPN memfokuskan kegiatannya pada pendidikan karakter. Pendidikan karakter yang dikembangkan JPN lanjutnya, adalah berbasis spiritual. Pertimbangannya tiada lain didasari bahwa arus informasi yang dibawa oleh teknologi yang begitu canggih dan cepat berkembang sangatlah terbuka dan kontennya menyajikan berbagai budaya, tradisi, gaya hidup. “Disinilah perang pendidikan sangat mempengaruhi masyarakat, terutama generasi muda sebagai pemimpin masa depan. Satu-satunya pendidikan yang sangat besar pengaruhnya adalah pendidikan karakter, pendidikan moral, dan pembentukan jatidiri yang sumbernya adalah agama,” ungkapnya.
Sementara itu, Dr Syarifuddin, pengamat pendidikan Diknas Makassar mengatakan, pendidikan karakter itu harus terintegrasi pada empat pilar yang merupakan potensi yang ada dalam diri setiap manusia. Keempat pilar itu adalah olah hati, olah pikir, olah rasa, dan olah raga. “Keempat pilar ini harus terintegrasi dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, tapi tidak lagi seperti pada kurikulum 2013 atau kurikulum sebelumnya yang jangankan siswanya yang bingung membacanya tapi guru pun bingung memahami kalimat-kalimat yang tertulis di buku pelajaran yang diajarkan,” tandasnya.(rls)
JPN Minta Pendidikan Harus Berkarakter di Sekolah
