BERKIPRAH di dunia perhotelan membuat Ahmad Rifai menyadari benar bagaimana menangani bisnis pelayanan tamu ini. Masuk menjadi general manager (GM) di Hotel Arthama Losari, Ahmad Rifai punya tugas besar dalam meningkatkan kualitas pelayanan dihotel bintang empat itu.
Dari sisi pelayanan penggunaaan, menurut Ahmad ifai Bahasa Inggris adalah bahasa penting dalam menunjang pekerjaan. Bagi Ahmad, Rifai menjadi seorang GM, artinya menjadi seorang generalis.
Dia harus bisa menguasai semua bidang yang ada dalam bisnis perhotelan. Mulai dari back office hingga ke bagian front office. Memulai karier perhotelan dari posisi paling bawah, Ahmad Rifai paham benar bagaimana setiap pekerjaan yang ada di masing-masing departemen di hotel yang dikelolanya.
”Bekerja di dunia hospitality harus periang, harus bersahabat, dan senyum harus lebar. Tentunya mesti punya daya tahan yang tinggi,” kata Ahmad Rifai.
Dalam menjalankan tugasnya sebagai GM, Ahmad Rifai menganggap setiap pegawai sebagai aset hotel. Ini berlaku disemua level manajemen hingga yang paling bawah. Karena itu, sebisa mungkin Ahmad Rifai memperlakukan mereka seperti dirinya sendiri atau seperti tamu.
Disadarinya, kemampuan setiap personel yang dibawahinya tidaklah sama. Hal ini turut memengaruhi saat bekerja sebagai suatu tim. ”Terkadang beberapa departemen tidak sinkron satu sama lain. Memang ada perbedaan-perbedaan etika dan etos kerja antara satu departemen dengan departemen yang lain. Sehingga kadang ketika kami terapkan disiplin tinggi, ada departemen yang tidak komitmen,” ungkapnya.
Menurut Ahmad Rifai, hal ini tak lepas dari kualitas SDM yang ada di hotel. Sehingga pihak hotel mesti menyiasati dengan melakukan training dan pengembangan SDM yang maksimal.
”Kami berusaha melakukan peningkatan kualitas yang terus-menerus dan berkelanjutan. Salah satu caranya dengan pembinaan, pendidikan, dan bimbingan untuk setiap SDM yang kami miliki,” ujar Ahmad Rifai.
Selain dihadapkan pada masalah kepegawaian, sebagai GM Ahmad Rifai juga mesti memikirkan bagaimana meningkatkan kualitas layanan yang ada di hotel. Salah satu upaya yang digalakkan yaitu dengan melakukan upgrade atau meningkatkan fasilitas-fasilitas yang ada di hotel.
Seiring perkembangan zaman, Ahmad Rifai menyebut hotel juga dituntut bisa mengikuti tren fasilitas yang dinamis. Karena bila tidak, bisa jadi tertinggal dengan hotel-hotel lainnya.
Apalagi di tengah kondisi persaingan yang semakin ketat. Bentuk peningkatan ini misalnya, menambah kecepatan internet wifi dari yang awalnya 2 mbps menjadi 10 mbps. Termasuk juga meningkatkan setiap perabot yang ada di kamar hotel.
”Dengan peningkatan ini, kami berharap tamu atau klien bisa menjadi betah. Sehingga bisa menjadi pelanggan setia di hotel. Khususnya tamu-tamu baru yang potensial,”terang Ahmad Rifai.
Konsep hotel yang ideal, menurut Ahmad Rifai adalah sebagai penghubung dari kegiatan-kegiatan bisnis masyarakat. Semestinya hotel bisa mempertemukan komunitas-komunitas bisnis, perdagangan, hingga pariwisata melalui serangkaian kegiatan yang dilakukan.
”Ditahun 2019 kami mengalami peningkatan 80 persen. Insya Allah lebih memaksimalkan lagi dari tingkat okupandi dan pelayanan kepada para tamu, pelayanan yang terbaik, kebersihan. Perlu diketahui, 360 derajat view Makassar City ada di Arthama,” tuturnya. (jun/mir)