MAKASSAR, BKM–Tugu atau monumen merupakan sebuah simbol untuk mengenang suatu sejarah. Di Kota Makassar terdapat sebuah tugu dan monumen yang berada di sejumlah kecamatan. Seperti Tugu Pahlawan Indonesia di depan Benteng Rotterdam, Monumen 40.000 jiwa, Monumen Maha Putra Emmy Saelan dan sejumlah patung pahlawan.
Hanya saja, tugu dan monumen kondisinya saat ini tidak terawat dan yang paling memprihatinkan tidak banyak masyarakat tahu sejarah tugu tersebut.
“Kita sangat prihatin dengan kondisinya yang tidak terawat. Lebih prihatin lagi banyak warga yang tidak tahu sejarahnya. Apalagi di hari pahlawan ini,” ungkap Nila Sastra, pemerhati sosial di Kota Makassar kepada BKM, Senin (9/11).
Ia juga meminta pemerintah dapat melestarikan dan merekonstruksi kembali tugu dan monumen tersebut agar menjadi lebih baik dan terawat.
“Tugu dan monumen ini seharunya bisa menjadi monumen yang dapat dikenang generasi sekarang. Mudah-mudahan pemerintah dapat tergerak dan memperhatikan,” kata dia tutupnya.
Sementara itu, Dg Aco, salah seorang warga yang setiap harinya lalu lalang depan tugu pahlawan mengaku kalau tugu tersebut memang sudah tidak terawat. Apalagi tidak terpelihara, karena di sisi kanan dan kirinya digunakan pedagang untuk berjualan.
Sementara itu, dari pantauan BKM di Monumen Maha Putra Emmy Saelan di Jalan Hertasning tampak terbangkalai. Kini lokasinya banyak ditumbuhi rumput-rumput liar dan banyaknya sampah-sampah pelastik yang berserakan, monumen ini juga hanya di tempati lahan parkir oleh masyarakat sekitar. Bahkan di badan monumen terdapat banyak coretan dan keramik yang nampak pecah dan cat yang sudah pudar.
Kondisi juga sama di Monumen Mandala, di monumen yang berada tepat di Jalan Sudirman tersebut tampak kumuh, lantai tampak kotor dan mulai pecah pecah.
Pemeliharan Monumen Mandala, Mappaturung mengatakan bahwa Monumen Mandala sedang dalam persiapan renovasi dan sedang menghitung kisaran anggaran. Harusnya akan di renovasi di tahun ini namun dikarenakan kondisi pandemi, pemerintah mengundur perencanaan renovasi tersebut.”Insyaallah akan dilaksanakan di awal tahun 2021. Kita berharap pandemi cepat lah,”jelasnya.
Berbeda di Monumen 40.000 jiwa. Di monumen tersebut masyarakat sekitar masih sering membantu pengelola monumen untuk membersihkan lokasi. Seperti membersihkan daun kering yang berserakan serta sampah-sampah pkastik di sekitar monumen.
Sebelumnya, Penjabat Gubernur Sulsel, Soni Sumarsono prihatin pada kondisi tugu Pahlawan Indonesia yang terletak di Jalan Ujung Pandang.
“Tugu pahlawan ini mau tidak mau harus direvitalisasi kawasannya, jangan sekali kali melupakan sejarah, itu kan pertanda simbolik banyak cerita dibaliknya, namanya citra kepahlawan,” kata Sumarsono.
Ia menyebutkan, tugas dan tanggungjawab kedepan saat ini jangan sampai tugu ini hilang dan generasi selanjutnya terputus akan pengetahuan tugu bersejarah ini. Serta sebagai upaya menyelamatkan sejarah bangsa.
“Generasi umur 30an ke bawah, mungkin itu banyak hal yang tidak bisa bicara mengenai Indonesia, yang dibicarakan zaman now, karena itu tugas mengindonesiakan manusia Indonesia, antara lain upaya merevitalisasi benda-benda, cagar budaya dilakukan,” sebutnya.
Revitalisasi, baik pada zaman kerajaan, penjajahan dan era kemerdekaan perlu dilakukan. Tujuannya, agar jati diri bangsa tidak terputus. Apalagi, saat ini masyarakat sangat terbatas akan pengetahuan dan pengalaman merasakan langsung peninggalan cagar budaya, ini ditambah karena ada sebagian tidak diketahui keberadaanya.
“Orang datang ke Benteng Rotterdam, dia lebih banyak merasakan dan seolah-olah berada di masa lalu, berbeda dengan hanya membaca buku, oleh karena itu titik-titik sejarah ini, itu harus dimunculkan kembali kawasan ini,” ujarnya.(tim pkl)