Kampus Tetap Lakukan Perkuliahan Daring

MAKASSAR, BKM– Universitas Hasanuddin (Unhas) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar kembali memutuskan untuk tetap melanjutkan kegiatan akademik semester akhir dengan perkuliahan daring.
Menurut Kasubdit Humas dan Informasi Publik Direktorat Komunikasi Unhas, Ishaq Rahman mengatakan, keputusan rapat pertama yang dilakukan pimpinan Unhas pada desember lalu Berdasarkan Keputusan Rektor Nomor 2931/ UN 4.1/ KEP/2020 tentang penerapan Pembelajaran mata kuliah perpaduan daring dan tatap muka dalam bentuk blended learning di Universitas Hasanuddin.
“Pimpinan ikut prihatin dengan banyak jumlah yang terpapar termkasud dosen dan guru besar kita dan kita akan memerangi virus ini bersama. Berdasarkan keputusan pimpinan kegiatan akademik semester akhir tahun akademik 2020-2021 mengikuti kalender akademik perkuliahan mulai dilaksanakan pada tanggal 15 Februari 2021 akan dilakukan secara daring kecuali penelitian dan praktek lapangan dan laboratorium ada SOP tersendiri,” ungkapnya.
Lanjutnya bahwa ada kekhawatiran jika perkuliahan dibuka dengan banyak jumlah dosen dan guru besar yang terpapar, maka diputuskan perkuliahan dilaksanakan sesuai dengan jadwal dan kelas kuliah yang telah ditetapkan masing-masing Prodi pada sistem neosia perkuliahan mata kuliah tatap muka dilaksanakan secara daring.
“Kecuali perkuliahan yang dilaksanakan di wahana pendidikan seperti rumah sakit, puskesmas instansi lainnya dilakukan cara luring dengan mengacu pada ketentuan yang ditetapkan oleh pengelola pendidikan terkait dengan penelitian,” ujarnya.
“Begitu juga dengan raktek di lab laboratorium yang dilakukan secara luring mengacu pada standar operasional prosedur masing-masing laboratorium dengan mempertimbangkan pengaturan kepada mahasiswa waktu dan kondisi ruangan berdasarkan protokol kesehatan covid-19 yaitu menjaga jarak memakai masker dan mencuci tangan,” tambahnya.
Begitupun Kepala Sub Bagian (Kasubag) Hubungan Masyarakat (Humas) UIN Alauddin Makassar, Ismi Sabariah. Ia mengatakan banyaknya dosen dan guru besar yang terpapar covid-19 kemungkinan untuk membuka kampus belum akan dilakukan.
“Belum ada keputusan dari atas soal itu, dan memang banyak dosen yang terpapar jadi untuk membuka perkuliahan kedepan ada kemungkinan tetap online kecuali praktek lapangan yah yang mengharuskan tetap ada aturan protokol kesehatan,” tuturnya. (ita)