MAKASSAR, BKM — Budiman Hakim kini resmi menjadi bupati Luwu Timur. Ia dilantik untuk sisa masa jabatan 2021-2026. Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman mengambil sumpah dan melantiknya secara hybrid di Ruang Pola Kantor Gubernur, Senin (5/4).
Budiman menjadi bupati berdasarkan SK Menteri Dalam Negeri Nomor 131.73-684 tahun 2021 Perubahan Atas Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131.73-356 Tahun 2021.
“Dengan pelantikan ini saya ingin mengucapkan selamat atas amanah jabatan bupati 2021-2026. Mudah-mudahan ini bisa menjadi momentum awal memberikan kemaslahatan bagi orang banyak, terkhusus bagi masyarakat Luwu Timur dan Sulawesi Selatan yang kita cintai,” kata Andi Sudirman Sulaiman.
Ia berharap, bupati yang dilantik, demikian juga dengan ketua TP PKK Lutim diberikan hidayah, kekuatan dan pertolongan dalam memimpin.
Di bagian lain penjelasannya, Andi Sudirman mengutarakan telah berdiskusi dengan bupati Lutim yang membahas rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel yang akan mengambil alih pengelolaan Bandara Sorowako di Kabupaten Luwu Timur. Hal ini terkait program percepatan pembangunan dalam pengelolaan bandara milik PT Vale Indonesia itu yang berada di Sorowako, Kecamatan Nuha, Luwu Timur.
“Bagaimana dalam waktu sesingkat-singkatnya bandara bisa menjadi bagian dari program pemerintah dan diserahkan kepada pemerintah. Tidak lain adalah untuk kepentingan masyarakat banyak,” ujar Andi Sudirman.
ASS juga mengakui bahwa Luwu Timur adalah daerah yang strategis di Sulsel. Investasi terbesar di Sulsel salah satunya di Luwu Timur. Untuk itu ia mengajak bupati dan juga ketua TP-PKK yang dilantik untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan instansi vertikal dan Forkopimda. Demikian juga dengan OPD dan jajaran Pemprov Sulsel.
“Saya juga mengingatkan OPD, pada jajaran pemerintah Sulsel, jika ada program yang dijalankan dengan Pemerintah Luwu Timur, sedianya untuk melaporkan pada pimpinan wilayah yang sudah dilantik yakni Bapak Bupati dan Forkopimda yang ada di Luwu Timur,” tegasnya.
Sinergitas terbangun di tengah pandemi covid-19 dengan menghadirkan program prioritas atau program istimewa yang menyentuh masyarakat. “Terkhusus di bidang pertanian, perikanan dan kehutanan. Tiga sektor ini menjadi poin dalam laporan Badan Statistik bahwa ini yang memberikan kontribusi terbesar dalam kehidupan ekonomi masyarakat,” paparnya.
Budiman dilantik mengantikan bupati terpilih Muhammad Thorig Husler yang meninggal dunia.
Seperti diketahui, bahwa pada pelantikan kepala daerah dan wakil kepala daerah pada tanggal 26 Februari 2021 lalu, khusus untuk Luwu Timur yang dilantik hanya wakil bupati, karena bupati terpilih hasil pilkada serentak tahun 2020 berhalangan tetap.
Siapa Jadi Wabup?
Lalu siapa wakil bupati yang akan mendampingi politisi PDIP itu dalam menakhodai pemerintahan di Luwu Timur? Wabup masih akan dicari, apakah dia berasal dari politisi, birokrat atau pengusaha.
Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Sulsel Rudi Pieter Goni (RPG), mengakui bila Budiman adalah kader PDIP. Namun untuk wakil, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada mantan kepala dinas dan Bapelitbangda Lutim itu.
“Kalau calon wakil kita serahkan sepenuhnya kepada Pak Budiman untuk mencari partner. Karena untuk membangun Luwu Timur tidak mudah jalan sendiri, sehingga perlu ada pasangannya,” ujar RPG di Makassar, Senin (5/3).
Meski keputusan ada di tangan Budiman, namun PDIP tidak ingin serakah untuk memaketkan kadernya sebagai kepala daerah di Luwu Timur. Mereka menyerahkan sepenuhnya kepada partai pengusung siapa pantas bersama Budiman. Yang pasti, kata dia, Budiman harus berterima kasih kepada keluarga Thoriq Husler, karena keberadaan mantan bupati tersebut, Budiman mendapatkan rezeki menjadi kepala daerah.
“Kami sudah meminta kepada Pak Budiman untuk membangun komunikasi dengan partai pengusung dan keluarga bupati terpilih, almarhum Pak Thoriq Husler dan saat ini kami hanya menunggu perkembangan,” ujarnya.
Apakah PDIP mengusulkan bagaimana Budiman mengambil keluarga Thoriq Husler, baik itu adiknya yang juga anggota DPRD Sulsel, Taqwa Muller digadang-gadang bakal mendampingi Budiman atau Istri Thoriq Husler, Puspawati Husler. RPG yang juga anggota komisi A DPRD Sulsel ini menyebutkan dirinya tidak ada di posisi tersebut, karena itu hak partai pengusung mulai dari Golkar, PDIP, Hanura, PAN, Gerindra, PKB, PKS, dan PBB.
“Kami tidak di posisi itu (usulkan keluarga Thoriq Husler). Politik itu bukan karena kekuasaan, tapi komitmen. Juga karena Pak Budiman tak berpikir menjadi bupati. Kita hanya berpikir kursi kami (PDIP) hanya sebagai wakil bupati. Tentu kalau dia jadi bupati, itu hak lain (partai pengusung) bukan kita semua,” tuturnya.
Dirinya pun menyebutkan PDIP saat ini tak hanya memikirkan kekuasaan semata, tapi bagaimana komitmennya terhadap masyarakat yang akan dia pimpin nanti. “Kita tidak ingin kawin paksa (pilihkan pasangan), karena itu bahaya bagi kita,” jelas RPG yang juga ketua badan anggaran DPRD Sulsel ini. (jun-rif)