Site icon Berita Kota Makassar

Tak Mau Dibayar, ”Diprotes” Istri karena Tolak Amplop

MENJALANI profesi sebagai anggota kepolisian dan penceramah kini mulai digeluti sebagian anggota Polri. Sepanjang tidak melanggar tugas negara dan ketentuan yang berlaku di institusi tersebut. Maka, sah-sah saja jika ada di antaranya yang mengasah dan menguji keterampilan dan bakatnya di luar tugas rutinnya sebagai abdi negara.

Bripka Andi Marwan Maru satu di antaranya. Ia menjadi anggota kepolisian yang memiliki keterampilan dalam menyampaikan syiar Islam dari mimbar masjid atau di tempat lain dalam membawakan ceramah ke-Islam-an.
Ia pun kerap diundang menyampaikan nasihat pernikahan di berbagai tempat dalam wilayah Kabupaten Barru. Bahkan dalam bulan Ramadan ini, ia sudah diberikan kepercayaan menyampaikan tausiah di Masjid Agung dan 10 masjid lainnya di Barru.
Kepada BKM, Marwan menceritakan awal belajar ceramah sekitar 2019. Saat itu bertugas di bagian Binmas Polres Barru. Kala itu kapolres dijabat AKBP Burhaman. Kapolres ketika itu menginstruksikan kepada Binmas berkeliling masjid untuk menyampaikan informasi kamtibmas.

”Saat itu tidak satupun anggota Binmas berani tampil. Akhirnya saya memberanikan diri maju ke mimbar masjid. Sesekali di balik penyampaian informasi kamtibmas, saya menyampaikan potongan ayat Al-Quran yang mudah diingat. Dari sinilah mulai muncul keberanian untuk selalu belajar, hingga tak menyangka kalau sekarang mulai diundang beberapa pengurus masjid,” tuturnya, Selasa (27/4).
Disamping intens mempelajari Al-Quran dan hadits, Marawan juga belajar dari Youtube serta referensi berbagai buku dan kajian Islam. ”Alhamdulillah, saat ini sudah padat jadwal untuk menghadiri undangan ceramah di berbagai masjid di wilayah Kabupaten Barru,” imbuhnya.

Begitu banyak cerita unik dan tantangan dalam melakoni sebagai penceramah. Ada yang memandang remeh karena dirinya bukanlah lulusan pesantren. ”Bahkan saat hendak menyampaikan tausiah di Masjid Agung Barru, imam masjid sempat berujar, apa yang anda mau sampaikan di masjid ini?” ujarnya sambil tersenyum.
Tentu mimbar ceramah sekelas Masjid Agung kerap menjadi penilaian kalangan jamaah masjid ini. Mereka yang menjadi dai dan penceramah ternama di tingkat kabupaten, atau paling tidak yang tampil dan bisa berceramah di masjid ini merupakan jebolan pesantren.
Tetapi di moment ini, Marwan justru menepis anggapan sebagian orang kalau anggota polisi merupakan sosok langka untuk bisa tampil memberikan tausiah.
“Bahkan cukup banyak tantangan yang melatih kesabaran saya selama menggeluti profesi penceramah sejak 2019 ini. Di antaranya saya selalu berusaha bersikap ikhlas dengan amanah ini, dengan tidak memanfaatkan untuk menerima amplop dari pengurus masjid setiap selesai ceramah. Semoga dengan menggratiskan ceramah ini kami selalu diberikan rezeky dan kesabaran,” ucap Marwan.
Bahkan, tantangan menolak amplop bukan hanya datang dari orang luar. ”Istri saya pun sempat protes dengan cara saya menolak amplop. Dia menyatakan sama saya, bahwa pemberian hasil ceramah itu halal. Lalu kenapa ditolak, ini bisa membuat kecewa pengurus masjid,” ujar Marwan menirukan pernyataan istrinya.
Dari tantangan orang terdekat ini semakin memudahkan Marwan untuk memberikan pengertian kepada istri bahwa Allah Swt itu sudah mengatur rezeki setiap orang.

Di setiap momen ceramah, Marwan selalu tampil dengan berpakaian dinas sebagai identitas bahwa dirinya sebagai anggota Polri di depan jamaah dan masyarakat, karena dirinya yang memiliki keterampilan dan keberanian.
”Justru dengan berpakaian dinas saat menyampaikan ceramah di masjid, menjadi ciri khas yang sering dinilai jamaah sebagai keunikan yang tidak dimiliki dai lainnya. Dai lain itu bisa ceramah tetapi tidak bisa berpakaian polisi. Beda dengan Marwan, bisa berceramah dan berpakaian polisi karena memang anggota Polri,” ucapnya menirukan pengakuan jamaah masjid.
Saat tampil ceramah tarawih di masjid terbesar di Kabupaten Barru ini, Marwan memberikan bukti dan menepis keraguan jamaah. Kefasihannya melafalkan ayat-ayat Al-Quran dan hadist menjadi bukti kalau dirinya bisa disandingkan dengan alumni pesantren.
Sebelum masa pandemi covid-19, polisi berpangkat bripka ini sudah menyampaikan tausiah pada 13 masjid di berbagai tempat dalam wilayah Kabupaten Barru. ”Dan Alhamdulillah, selama Ramadan ini sudah 10 kali memenuhi undangan ceramah,” ungkapnya.
Siapa sangka, Marwan ketikamengikuti pendidikan sempat dua kali mengalami kegagalan. Pertama gagal menembus STPDN pada tahun 2004. Kemudian mendaftar anggota kepolisian di 2005, dan kembali gagal. Barulah pada tahun 2006 ia berhasil lulus di Sekolah Bintara Polri Batua. Sebelumnya, Andi Marwan merupakan alumni sekolah umum dan lulus SMA Negeri 1 Barru tahun 2004.
Sikap keteladanan Marwan tidak hanya ditunjukkan saat dirinya mulai bisa berceramah. Kepada istrinya Hj Dian Filasari dengan tiga anaknya. ia selalu menjadi contoh untuk keluarganya tentang pentingnya belajar agama Islam. ”Anak pertama saya yang putri kelas IV SD Wahdah Islamiyah sudah hafal dua juz. Sementara yang kedua masih duduk di kelas 1 SD juga sudah hafal satu juz,” terangnya.
Selain intens ceramah di bulan Ramadan ini, Marwan sudah lima kali diundang untuk memberikan nasihat pernikahan. (udi/b)

Exit mobile version