Site icon Berita Kota Makassar

Sedih Jika Batal Pesanan dan Ada Kue yang Tertinggal

DI TENGAH masa pandemi covid-19, masih banyak sisi positif yang masih bisa digali. Sebagian orang mulai bisa berdamai dengan keadaan yang serba terbatas pergerakan. Seperti halnya Alda yang terus menggeluti usaha kue rumahan.

Laporan: MUH RIDHO-MUH RAHMAT

Alda memang telah lama belajar berdagang jauh sebelum pandemi ini ada. Sehingga di masa-masa ini dia hanya perlu menggali lagi kelebihan yang dimilikinya.
“Sebenarnya saya sudah lama berkecimpung dengan dunia berdagang seperti berjualan kue di bulan ramadan ini,” kata Alda kepada penulis.
Selama menekuni usaha dagang kuenya, perempuan berusia 17 tahun terlihat nyaman dalam menikmati prosesnya. Hal ini dapat dilihat dari semangatnya berjualan kue hingga bermacam-macam bentuk dan rasanya.
Menurutnya, kue jalangkote, donat dan panada jadi makanan khas yang sangat diburu oleh pelanggan yang hendak berbuka puasa.
Ditanya soal duka berbisnis kue, Alda mengaku, awalnya rintangan yang dihadapi cukup terjal. Selain sempat pelanggan membatalkan pesanannya, kadangkala kue juga tersimpan karena sunyi pembeli.”Kadang kesalahpahaman komunikasi antara saya dan konsumen akibatnya kue yang dipesan batal mereka beli. Termasuk jika pembeli sepi otomatis kue tertinggal,” tuturnya ketika diwawancarai.
Hal ini tak membuatnya patah semangat, ia tetap berjualan dan menganggap masalah itu sebagai pembelajaran.
“Yang jelas kedepannya, saya harus lebih teliti ketika menerima pesanan, konfirmasi kembali jumlah pesanan dan langsung beri total harga sebelum pesanan dibuat,” kata nya.
Ditemui di tempat jualannya, Alda sangat senang datangnya bulan suci ramadan tahun ini, karena pembeli untuk kue berbuka puasa sangat ramai. Rata-rata pembeli mencari makanan atau minuman.
“Senang sekali di bulan ramadan ini sangat ramai pengunjung walaupun masih dalam suasana covid -19 tapi masih ramai yang beli di tempat kami ini,” katanya.
Alda juga mengaku banyak kue yang dijual dari titipan orang dan setiap hari berbeda macam dan bentuknya.
” Inikan saya jualkan kue orang jadi ketika bulan ramadan seperti ini pasti banyak yang menitip kuenya di tempat ini. Pasti banyak macam kue yang saya jual,”tambahnya.
Ditanya soal penghasilan perharinya, dengan senyuman khasnya Alda tak menyebut hanya mengatakan, jika ia merasa senang dengan datangnya ramadan sebab penghasilan bertambah setiap hari hingga jutaan rupiah perhari. Kondisi ini-pun berbeda dengan berjualan kue di hari-hari biasa yang hanya mendapatkan keuntungan ratusan ribu rupiah.
“Alhamdulillah berjualan kue di bulan ramadan laris manis. Hanya saja, tetap tidak melupakan protokol kesehatan yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. Saya juga selalu mengingatkan pembeli agar tetap memakai maskernya. Apalagi, kita tidak tahu siapa yang menyebarkan virus covid-19 tersebut,”ujarnya.(*)

Exit mobile version