MAKASSAR, BKM — Sudah dua pekan lamanya Rosmiati menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Daya, Kota Makassar. Sedikit demi sedikit kondisi ibu empat orang anak ini berangsur mengalami perubahan. Ia dibawa ke rumah sakit pada hari Kamis, 6 Mei lalu.
Sempat dua tahun terbaring sakit di rumahnya dan tak mendapat perhatian, Rosmiati akhirnya bisa mendapat perawatan tanpa dipungut biaya sepeser pun. Ia yang dulunya sangat sulit untuk berbicara, kini mulai memperlihatkan perubahan.
BKM yang datang menemui Rosmiati di rumah sakit, Rabu (19/5), sempat wawancara dengannya. Nada bicaranya mulai terdengar cukup jelas. Sesekali ia menyunggingkan senyum di bibirnya. Pihak keluarga sangat berterima kasih atas bantuan yang diberikan selama ini.
”Kami sangat berterima kasih kepada para donatur yang telah menyalurkan bantuannya untuk kami,” tutur Daeng Noma, ibunda Rosmiati yang menjaga anaknya di rumah sakit.
Sehari-harinya sejak dirawat di rumah sakit, Daeng Noma rutin menemani Rosmiati. Dia pun harus berbagi waktu untuk merawat tiga orang cucunya, anak Rosmiati yang ditinggal di rumahnya RT 08/RW 01 Kelurahan Rappokalling, Kecamatan Tallo, Kota Makassar.
Di usianya yang sudah sepuh, kesulitan kelelahan begitu dirasakan oleh Daeng Noma. Di pagi hari ia harus menjaga anaknya yang terbaring di rumah sakit, sementara di malam hari harus menjaga cucunya, khususnya Roni, anak bungsu Rosmiati yang saat ini juga sedang sakit.
Guna meringankan bebannya menjaga Rosmiati, Daeng Noma harus menyewa beberapa orang untuk menjaga anaknya itu. Hal tersebut dilakukan bila Daeng Noma pulang ke rumah melihat cucunya.
”Terus terang, saya biasa capek dan ingin rasanya tidur nyenyak dan beristirahat. Tapi yang namanya ibu, pasti tidak tega saat melihat anak dan cucunya sakit. Jadi kalau saya pulang ke rumah merawat cucuku Robi, saya harus menyewa orang untuk menjaga dia (Rosmiati) di sini,” ungkap Daeng Noma sambil mengelus kepala Rosmiati.
Berdasarkan diagnosa pihak RS Daya, Rosmiati mengalami penyakit general weakness (badan lemah). Ini merupakan keluhan yang paling sering dirasakan para lanjut usia (lansia). Banyak kondisi medis yang menyebabkan hal ini. Mencari penyebabnya memerlukan wawancara medis (anamnesis) dan pemeriksaan fisik yang teliti.
“Untuk saat ini kondisi saya jauh lebih baik dari sebelumnya. Tapi masih sering mengalami nyeri dan sakit pada bagian kaki dan perut. Kalau sewaktu-waktu kaki saya nyeri, rasanya seperti ingin mati,” terang Rosmiati. (rul)