POLMAN, BKM — BRI Polman mengimbau kepada seluruh agen BRI Link untuk menyetop penarikan bantuan non tunai yang terjadi belakangan ini.
Agen BRI Link yang selama ini melayani pencairan bantuan non tunai di Takatidung, Sopyan, ketika dimintai tanggapannya atas kejadian tersebut mengaku bahwa pihaknya menperoleh informasi bahwa oknum KPM yang datang menarik dananya ke BRI Link dalam bentuk tunai karena mereka menilai dana bantuan yang masuk kerekeningnya dianggap tidak sesuai dengan nilai barang yang tersedia.
Menurut Sopyan uang tunai dengan bisa sesuai karena sebagai pengelola jasa pelayanan tak akan bisa bekerja cuma sosial dan tentu mesti mendapat keuntungan dari kegiatan itu walaupun cuma sedikit.
Dilain sisi tak mungkin semua bantuan melalui APBN atau APBD berupa barang dan jasa bakal bisa nilainya persis sama dengan uang yang masuk dengan barang yang disiapkan panitia atau pengelolanya ditunjuk. Maklum kegiatan tersebut biasanya dikenakan pajak saat pengadaan barang dan jasa dan pengadaannya biasanya dilelang sesuai aturan yang berlaku dan diikuti sejumlah rekanan.
Diperoleh informasi dari BRI Kapenan yang diduga tempat KPM mencairkan bantun tersebut, dikatakan atas pencairan tunai ia tak mendapat keuntungan apa-apa atas pencairan tersebut selain cuma Rp. 5.000. (lima ribu rupiah) sebagai biaya penarikan di BRI Linknya.
Penjelasan BRI Polman yang membidangi bantuan sosial, Fadly, mengatakan sangat menyesalkan kejadian tersebut sambil mengajak untuk bersama-sama menelusuri dari mana mereka bisa mendapatkan nomor penarikan tersebut dan ia menilai penarikan itu dianggap melanggar aturan.
”Apapun alasannya mereka tak bisa secara langsung mencairkan dananya dalam bentuk bantuan tunai dan ia berterima kasih atas adanya informasi tersebut dan ia mengaku sudah memerintahkan semua BRI link yang terkait untuk menghentikan penarikan bantuan non tunai tersebut dalam bentuk penarikan tunai,” ucapnya. (*)
