MAKASSAR, BKM–Tingkat pengenalan atau popularitas hingga tingkat keterpilihan atau elektabilitas Partai Gelora terus menajak di era pandemi Covid 19.
Dalam survei terbaru yang dirilis Suara Milenial Institute, Partai Gelora hanya selisih tipis dengan Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Bahkan, Partai Gelora tetap mengukuhkan diri sebagai partai pendatang baru yang memiliki elektabilitas tertinggi. Dalam survei itu, partai- partai lama cenderung merosot karena dinilai kurang memiliki kepekaan terhadap pandemi Covid 19.
Ketua DPW Partai Gelora Sulsel Syamsari Kitta pun merespon hasil survei itu sebagai kabar yang positif. Meski demikian, mantan anggota DPRD Sulsel itu tidak ingin terlena dengan hasil survei yang menempatkan partainya sebagai partai yang memilki kans besar di Pemilu 2024.
“Alhamdulillah, ini kabar baik bagi kami sebagai partai baru, tapi kami tidak ingin terlena, tentu ini akan menjadi pemicu bagi kami untuk terus bekerja, apalagi masih ada waktu tiga tahun, saya kira kans untuk menembus angka Parlementary Treshold (PT) akan semakin terbuka,”ujar Syamsari Kitta, Sabtu (31/7).
Saat ini kata dia, Gelora Sulsel terus melakukan konsolidasi di seluruh daerah untuk merampungkan jejaring sampai ke tingkat TPS. Jika itu rampung, Bupati Takalar itu semakin yakin elektabilitas Gelora akan semakin menanjak.
“Saat ini kita fokus merampungkan struktur hingga ke TPS, hasil konsolidasi kami di berbagai daerah, struktur sudah sampai di kecamatan dan lurah atau desa, Insya Allah dalam waktu yang tidak lama, jejaring kami sudah sampai di TPS,” terang Syamsari.
Sehari sebelumnya, Lembaga Survei Suara Milenial Institute merilis survei terbaru tentang elektabilitas partai politik di masa pandemi Covid-19. Dalam survei itu terlihat adanya penurunan elektabilitas partai-partai lama dibandingkan perolehan pada pemilu 2019.
“Walaupun PDIP masih menempati urutan pertama dalam tingkat elektabilitas namun suaranya menurun menjadi 17,5 persen. Disusul oleh Partai Gerindra 10,5 persen, di urutan ketiga ada Partai Demokrat 6,9 persen. Kemudian PKS memperoleh 5,6 persen, dan Golkar meraih 5,2 persen,” ujar Direktur Eksekutif Suara Milenial Institute, Muhammad Aderman, Jumat (30/7).
Menurunnya elektabilitas partai lama di masa pandemi ini, menurutnya karena publik merasa belum melihat sumbangsih dan kepedulian mereka dalam meringankan beban masyarakat selama pandemi.
“Penurunan terjadi hampir di semua partai politik yang pernah bertanding di pemilu 2019, karena publik belum melihat sejauh mana sumbangsih mereka dalam meringankan beban masayrakat,”katanya.
Aderman menambahkan, seluruh partai harus mengubah pendekatan selama pandemi ini, dengan lebih menunjukan simpati dan sumbangsih kepada rakyat yang terdampak pandemi.
Survei yang dilakukan 15 hingga 22 Juli ini menggunakan metode random sampling melalui melalui telepon dengan melibatkan 1.000 reponden dengan toleransi kesalahan atau margin of error sebesar 3,01 % tingkat kepercayaan 95% .
Berikut ini hasil survei yakni PDIP 17,5 %, Partai Gerindra 10.5 %, Partai Demokrat 6,9 %, PKB 6,4 %, PKS 5,6 %,
Partai Golkar 5,2 %, Nasdem 3,8 %, PSI 3,2 %, Perindo 2,8 %, PPP 1,7 %, PAN 1,7 %, Gelora 1,5 %, Ummat 0,8 %, Berkarya 0,5 %, Masyumi Reborn 0,4 %, Hanura 0,4 %, PBB 0,3 %, Garuda 0,2, PKPI 0,1 %, sedangkan yang belum menjawab 30,5 %. (rif)