SELAIN memiliki kekayaan budaya dan kuliner khasnya, Kabupaten Gowa juga memiliki destinasi wisata yang tak kalah menariknya, seperti Wisata Rumah Kebun Bili-bili. Di Wisata Rumah Kebun kita bisa menikmati keindahan Bendungan Bili=bili, termasuk berbagai fasilitas yang bisa dirasakan jika berada di Rumah Kebun.
SAMBIL menikmati sejuknya udara dan angin yang begitu bersahabat, program Diary Putri untuk podcast kanal Youtube Berita Kota Makassar berkesempatan berbincang-bincang dengan Owner Wisata Rumah Kebun Bili-bili, Henny Anastasia.
Kapan mulai merintis Wisata Rumah Kebun?, Henny mengaku, Rumah Kebun Bili-bili ini terinspirasi waktu ia mengalami krisis moneter (Krismon) di Jakarta.
Krisis moneter tersebut menyebabkan beberapa bisnis Henny down. Kemudian ia teringat pernah membeli tanah di Bili-bili pada tahun 1993, saat ia berumur 29 tahun. Awalnya ia tidak berpikir untuk menjadikan tanah yang ia beli itu sebagai kawasan wisata.
Sebaliknya, ia berniat untuk menjadikan tempat tersebut sebagai villa.“Jadi saya sudah pasarkan, sudah gambar, sudah buat semuanya. Namun, ketika tahun 1994 itu mulai terasa krismon sampai 1997 saya stop dan saya simpan, ujarnya.
Bahkan tempat tersebut tak difungsikannya selama kurang lebih 25 tahun.
“Nanti tahun 2016 saya balik lagi ke sini, saya lihat ada peluang, tapi hanya sebagai tempat wisata. Awalnya, Henny merasa bingung, harus ia apakan tanah seluas itu. Menurutnya, untuk memulai bisnis dari awal itu adalah hal yang sulit. Kita banyak ide tapi untuk memulainya itu susah.
Ia kemudian memikirkan bagaimana agar usaha tersebut dapat menjadi pemantik agar dikemudian hari menjadi bisnis yang besar. Selama sebulan ia mencoba memikirkan apa yang akan ia lakukan pada tempat tersebut. Setiap malam ia berbaring di sebuah bale-bale bambu, menatap langit yang dipenuhi bintang-bintang. Ia menikmati suasana alam yang tersuguhkan.
Henny yang terbilang aktif dalam menggunakan sosial media pun membagikan kegiatan-kegiatan yang ia lakukan. Apapun yang ia makan, suasana tempatnya yang asri, ia bagikan melalui postingan pada akun facebook pribadinya.
Tak disangka, teman-teman sosial medianya justru tertarik dengan kiriman-kiriman yang mereka lihat pada postingan Henny. Mereka tertarik untuk berkunjung dan menikmati makanan yang disajikan oleh Henny. Awalnya hanya satu dua orang, kemudian bertambah jadi sepuluh dua puluhan, bertambah lagi menjadi lima puluh dan seterusnya. Terpaksa, ia harus menyiapkan meja-meja makan untuk tamu-tamunya yang semakin bertambah.
Sebab itulah, Henny kemudian mendirikan Rumah Kebun Bili-bili tersebut sebagai wisata yang dapat dikunjungi oleh banyak orang. Meski awalnya tempat tersebut dinilai tidak bagus karena sempat terlantar dan tak terurus.
Namun, sekembalinya Henny, ia kemudian memperindah tempatnya agar lebih asri dan nyaman. Kini, Rumah Kebun Bili-bili dapat menjadi rekomendasi wisata yang tepat bagi kaum-kaum yang merasa bosan dengan hiruk pikuk perkotaan. Saat ini, tempat ini menjadi viral di media sosial karena sudah banyak yang tau bahwa saya datang ke sini itu, ada satu tempat yang nyaman untuk duduk sore-sore, di belakang tersedia kebun-kebun. Jadi, anggap saja rumah sendiri.
Mereka yang datang ke wisata tersebut dengan tujuan wfh (work from home) pun bisa. Bermodalkan Rp25.000, sudah mendapatkan minuman sepuasnya, dan bisa duduk berjam-jam bahkan seharian. Tidak ada biaya tambahan kecuali dia memesan snack tambahan. Tersedia juga Gazebo yang dapat disewa seharga Rp100.000 sebagai tempat untuk berkegiatan.
Selain itu, terdapat sebuah lapangan yang bisa digunakan sebagai tempat untuk camping. Untuk keamanan, pengunjung dilarang membawa makanan dari luar. Sebagai gantinya, peserta camping akan mendapat suply makanan yang telah disediakan. Terdapat pula aula yang dapat menampung 500 sampai 800 orang.
Dapat dijadikan tempat untuk mengadakan acara pernikahan, acara ulang tahun, maupaun acara ibadah-ibadah. Selain itu, Henny juga menyediakan penginapan dengan sistem rumah kebun. Kami tidak punya villa di sini. Jadi konsepnya memang rumah kebun, yaitu rumah di tengah kebun.
Rumah tersebut hanya memiliki kamar tidur dan lesehan sehingga kegaiatan-kegiatan hanya dapat dilakukan di luar ruangan. Untuk camping selama satu malam, mematok harga sebesar Rp110.000. Dengan harga yang terbilang cukup murah tersebut, peserta camping sudah mendapakan persediaan makan dua kali sehari, makan pagi dan malam.
Gratis minuman, teh, kopi, dan susu, selama 24 jam. Jika ingin menambah makan siang, pengunjung dapat menambah budget sebesar Rp55.000. Dengan total harga Rp160.000, pengunjung juga akan mendapatkan tambahan snack yang berupa beberapa jenis gorangan.
Masyarakat pada umumnya akan menimbang-nimbang atau mempertimbangkan jarak tempuh sebuah wisata yang akan dikunjunginya. Jauh atau tidak, terjangkau atau tidak, hal tersebut masih menjadi pertimbangan yag paling penting. Melihat domisili wisata yang ia bangun terbilang jauh, lalu bagaimana Henny menyikapi hal tersebut?.
Untuk datang ke sebuah tempat wisata, menurut Henny, tidak perlu memikirkan jaraknya. Namanya berswisata itu jangan dipikir jauhnya. Bagi saya, sebuah tempat yang menarik itu ukurannya jangan jauhnya, tapi worth it tidak.?
Menurutnya, apakah tempat wisata yang dikunjungi itu dapat mengobati rasa lelah kita yang telah menempuh jarak yang jauh. Apakah pantas mengorbankan waktu, tenaga, dan uang, hanya untuk mengunjungi sebuah wisata. Dengan segala fasilitas yang didapatkan di Wisata Rumah Kebun Bili-bili, ditambah pemandangan indah dan makanannya yang lezat, jarak bukanlah masalah. Karena Rumah Kebun Bili-bili adalah tempat yang worth it untuk dikunjungi.
Meskipun saat ini masih dalam keadaan pandemi, namun wisata rumah kebun ini tetap dapat dikunjungi. Karena di wisata rumah kebun ini telah menerapkan protokol kesehatan yag sesuai dengan aturan yang berlaku. Mengingat luasnya tempat wisata tersebut memungkinkan meja-meja yang ada dapat disesuaikan jaraknya agar tidak berdempetan.
Mencuci tangan sebelum masuk dan menggunakan masker. Henny merupakan seorang wanita yang terbilang memperhatiakn sekitarnya. Untuk membantu masyarakat-masyarakat yang ada di sekitar rumah kebunnya, ia kemudian membuka peluang kerja untuk mereka.
Mereka pun kini menjadi karyawan tetapnya yang mengurus segala keperluan yang ada, mulai dari mengurus tanaman, hingga masa-memasak. “Semua sudah saya serahkan kepada mereka. Jadi saya sudah tidak khawatir lagi kalau saya pergi, mereka sudah bisa menjalankan usaha ini dengan sendirinya. Karyawan-karyawan yang bekerja di rumah kebun tersebut kebanyakan adalah orang-orang yang putus sekolah, bahkan ada yang buta huruf.
Lalu, apa yang membuat Henny mimilih dan percaya untuk mempekerjakan mereka, sementara banyak diluar sana sarjana-sarjana yang berpendidikan di bidang-bidang tertentu yang dapat bergabung dalam bisnisnya?
Mereka tidak punya spirit kerja. Kita tidak bisa cari uang dengan duduk saja, kita harus kerja. Ada yang kerja otot ada yang kerja otak. Saat ini saya kerjanya otak, saya cuma berpikir ide-ide apa yang bisa saya lakukan. Staf saya kerja denga otot, karena kemampuan intelektual mereka yang kurang.
Henny tetap mengapresiasi karyawannya dengan memberikan pekerjaan-pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh para expert, misalnya chef.
Saya di sini tidak menggunakan chef, bukannya saya memandang enteng luluan-lulusan jurusan terkait, tapi untuk bekerja di tempat ini yang sepi, yang jauh dari keramaian, apakah mereka mampu bangun jam enam pagi datang ke sini? Belum tentu.
Tapi staf saya, anytime saya telfon, meskipun jam lima subuh saya suruh datang, mereka datang. Jadi mereka no comment setiap ada pekerjaan.
Jadi di sini saya melatih mereka untuk melayani dengan tulus. Jadi, jangan pandang pengunjung naik mobil atau motor. Ada yang datang naik mobil tapi tidak punya attitude, tetap kita layani. Ada yang sombong, kita layani dengan sopan. Ada yang datang dengan sopan, kita layani lebih baik lagi. Jadi attitude dari mereka kita tetapkan sebagai standar pelayanan di sini, bahwa rumah kebun is a home.
Menurutnya, orang yang datang ke rumah kebun harus merasa homie, merasa berada di rumah sendiri. Untuk kedepannya, masih banyak yang Henny rencanakan utnuk mengembangkan wisata rumah kebun bili-bili miliknya. Ada berbagai rencana yang telah ia pikirkan, seperti konsep sky garden dan sky train yang akan berusaha ia wujudkan, serta rencana-rencana lainnya. Semoga Tuhan kasih umur panjang. capnya.
Bagi yang ingin reservasi dapat menghubungi owner rumah kebun bili-bili langsung melalui WhatsApp di nomor 08 11444 7064, atau bisa follow akun instagram di @rumah kebun bili-bili atau Facebook dan TikTok deng an username yang sama, yaitu rumah kebun bili-bili. (pkl)