MAKASSAR, BKM — Masyarakat diimbau untuk tidak terprovokasi dengan isu yang berkembang dalam dua hari terakhir terkait dua peristiwa penyerangan di Kota Makassar. Aparat Polrestabes Makassar dan jajaran polsek telah turun tangan mengusut tuntas ini.
”Kepada masyarakat agar tidak mudah terpprovokasi, karena pihak kepolisian sementara melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut,” ujar Kasi Humas Polrestabes Makassar AKP Lando yang dihubungi BKM, Minggu (28/11).
Ia menjelaskan kronologis penyerangan yang terjadi pada Minggu dinihari (28/11) pukul 02.30 Wita. Sebuah asrama mahasiswa di Jalan Sungai Limboto, Lorong 37 Nomor 4 Makassar diserang orang tak dikenal (OTK). Akibat kejadian ini, satu orang mengalami luka sabetan senjata tajam. Selain itu, peristiwa tersebut juga memicu terjadinya kebakaran dalam asrama.
Bermula ketika asrama didatangi oleh OTK. Kehadiran mereka sempat terlihat oleh beberapa mahasiswa penghuni asrama. Dalam sekejap, penyerang langsung melakukan aksinya. Terlihat ada memanah ke dalam asrama. Sementara yang lainnya melempar bom molotov ke dalam asrama.
Seketika hal ini membuat panik mereka yang berada dalam asrama. Di saat bersamaan salah satu dari OTK itu menyerang masuk dengan senjata parang dan menyasar salah seorang mahasiswa. Korban bernama Muh Abdullah Said jatuh tersungkur bersimbah darah.
Ketika itu juga api mulai menyala dari dalam asrama, menambah kepanikan mereka yang ada di dalamnya. Korban yang terkena sabetan parang langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara guna mendapatkan perawatan.
Pukul 05.05 Wita, lima unit armada pemadam kebakaran (damkar) tiba di tempat kejadian. Personel Damkar langsung berusaha memadamkan api agar tidak membesar. Api berhasil dikuasai tak lama berselang.
Pukul 03.15 Wita, aparat Polsek Makassar tiba di lokasi. Mereka meminta keterangan saksi dari mahasiswa. Sementara korban diketahui mengalami luka yang cukup serius pada pergelangan tangan kiri dan kini dirawat di RS Bhayangkara. Seorang lagi juga dirawat di rumah sakit yang sama, setelah terjatuh dari lantai atas karena berusaha menyelamatkan diri dari serangan dan kebakaran.
Saksi Fery (22) menuturkan, sebelum kejadian ia bersama temannya tengah duduk di sofa teras asrama sambil bermain gim. Tetiba datang sekelompok OTK orang dengan berjalan kaki. ”Menggunakan masker, mereka langsung menyerang dengan menggunakan busur, senjata rakitan, serta bom molotov,” ujar Fery.
Sementara saksi lain M Fauzan (21), mengatakan dirinya sedang berada dalam kamar saat terjadi penyerangan. Ia melihat teman asramanya berlari. Selanjutnya Fauzan memilih bersembunyi di belakang pintu kamar. Seketika itu pelaku langsung melemparkan bom molotov ke arah kamar, yang memicu terjadinya kebakaran.
Kapolsek Makassar Kompol Yusrisal Kurniawan belum bisa memastikan apakah pelaku penyerangan itu mahasiswa atau bukan. ”Untuk saat ini kita belum simpulkan. Masih dilakukan penyelidikan,” terangnya.
Kasi Humas Polrestabes AKP Londo menambahkan, penyerangan yang terjadi di asrama mahasiswa ini diduga ada kaitannya dengan peristiwa penganiayaan yang terjadi pada malam sebelumnya di kampus Universitas Islam Negeri (UIM) Jalan Perintis Kemerdekaan, Makassar.
Kejadian ini berlangsung, Jumat malam (26/11) pukul 21.10 Wita di Sekretariat Fakultas Pertanian Kampus UIM. Sekelompok orang yang jumlahnya puluhan melakukan penyerangan, sehingga menyebabkan satu orang mahasiswa mengalami luka bagian bagian kedua pergelangan tangan akibat terkena sabetan parang. Korban saat ini masih menjalani perawatan di RS Dr Wahidin Sudirohusodo, Makassar.
Respons Legislator
Anggota DPRD Sulsel dari Partai Golkar Andi Hatta Marakarma mengaku prihatin dengan kejadian yang telah menimbulkan korban tersebut. “Saya juga prihatin dengan kejadian tersebut, kenapa selalu terjadi,” ujarnya, kemarin.
Menyusul peristiwa ini, Andi Hatta yang pernah bupati Luwu Timur dua periode, menyebut bahwa ada yang perlu dibenahi.
Sementara itu, legislator Partai Amanat Nasional (PAN) Andi Irwandi Natsir, juga mengaku miris atas kejadian tersebut. Apalagi, menurutnya, peristiwa seperti itu sudah beberapa kali terjadi.
Untuk itu, pihaknya meminta agar pihak kepolisian segera mempertemukan tokoh dari dua daerah. ”Perlu dihadirkan para tokoh asal daerah tersebut, sehingga ada jalan keluar dan tidak ada lagi kejadian lanjutan,” terangnya.
Menurut Irwandi, pihak kepolisian harus bergerak cepat dalam mengantisipasi adanya potensi kericuhan hingga balas dendam. “Harusnya aparat bergerak cepat. Untuk itu, saya meminta seluruh tokoh dipertemukan supaya masalah ini segera mereda,” jelas wakil ketua DPW PAN Sulsel ini.
Hal sama disampaikan legislator PKS Sulsel Ismail Bactiar
. “Kami tentu sangat menyayangkan insiden tersebut. Seharusnya hal itu tidak terjadi,” tandasnya.
Menurutnya, peristiwa yang terjadi hendaknya menjadi evaluasi oleh banyak pemangku kepentingan, khususnya pemerintah di daerah. Kejadian serupa pernah terjadi dan sudah menahun, padahal pernah didamaikan oleh pejabat pemerintahan.
Ismail berharap aparat menyelesaikan masalah itu sehingga tidak ada rasa takut. “Kasihan adik-adik yang datang dari daerah jika masalah tersebut tidak tuntas dengan baik,” ucapnya. (jul)