GOWA, BKM — Jelang akhir Maret 2022, jajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Gowa mulai melaksanakan ujian sekolah secara tatap muka. Ada 117 SMP dari 119 SMP di Gowa yang melaksanakan ujian. Rerata jumlah siswa per sekolah lebih dari 300 orang siswa. Ujian sekolah tingkat SMP ini berlangsung beberapa hari dan serentak terlaksana di 117 sekolah tersebut.
Kabid Pembinaan SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa, Rivan Maulana yang melakukan pemantauan ujian sekolah di beberapa sekolah terdekat, Senin (21/3), mengatakan, untuk tahun ajaran ini hanya ada 117 sekolah yang melaksanakan ujian sekolah. Padahal, jumlah keseluruhan SMP di Gowa sebanyak 119, termasuk swasta.
”Jadi ada dua sekolah tidak menyelenggarakan ujian sekolah ini. Karena memang belum memiliki kelas 9 atau istilahnya kelas tiga. Jadi dari 119 sekolah, hanya 117 SMP yang melaksanakan ujian,” kata Rivan Maulana saat memantau ujian sekolah di SMPN 1 Sungguminasa.
Mantan lurah Tompobalang, Kecamatan Somba Opu ini mengatakan, pelaksanaan ujian sekolah yang baru dilaksanakan selama pandemi Covid-19 merebak, dilihat berjalan aman dan lancar. Bahkan, seluruh siswa peserta ujian semua taat prokes. Para siswa terlihat mengenakan masker dan jarak duduk per siswa pun tetap diatur sejauh satu meter per kursi.
”Alhamdulillah hari pertama kita pantau berjalan lancar dan tertib. Kami lihat persiapan setiap sekolah sangat bagus. Semoga pelaksanaan ujian sekolah ini berjalan baik sampai selesai nanti,” kata Rivan.
Terpisah, Kepala SMPN 1 Sungguminasa, Bakri Rani, mengatakan, untuk masa ujian kali ini sebanyak 375 orang siswanya yang menjalani ujian. Terdiri dari 171 siswa dan 204 siswi. Pada hari pertama ujian, siswa mengerjakan dua mata ujian, yakni Bahasa Indonesia dan Agama. Ujian dilaksanakan mulai pukul 07.30 sampai 09 30 Wita untuk sesi mapel pertama dan sesi kedua pada pukul 10.00 sampai 12.00 Wita.
Ujian sekolah ini akan berlangsung enam hari ke depan atau hingga Sabtu (26/3). Selama ujian, para siswa mengisi 19 ruangan kelas di SMPN 1 Sungguminasa. Dan masing-masing ruangan hanya berisi 20 siswa saja.
”Ini memang sudah aturan berdasarkan ketentuan protokol kesehatan selama pandemi,” timpal Bakri Rani. (sar)
