pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken
pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken

Berpulang saat Umrah, Berwasiat Dimakamkan di Mekkah

Mengenang Almarhum Andi Rudiyanto Asapa, Bupati Sinjai Dua Periede

MAKASSAR, BKM — Innalillahi wainna ilaihi rojiun. Bupati Sinjai periode 2003-2008 dan 2008-213, Andi Rudiyanto Asapa berpulang ke rahmatullah. Ia mengembuskan napas terakhirnya ketika berada di Mekkah untuk menunaikan ibadah umrah, Senin (30/5).
Mereka yang mengenal almarhum sebagai pengacara senior langsung menyampaikan ucapan belasungkawa mendalam. Salah satunya datang dari H Sulthani. Ia mengaku almarhum merupakan orang pertama yang mengantarnya memulai karir profesi advokat.
”Ketika itu Pak Rudi –sapaan akrab almarhum– mengajak saya bergabung di kantornya.

Saat itu saya terinspirasi membentuk organisasi Macassar Lawyers Club (MLC) sekitar tahun 1999, meski saya tahu banyak advokat muda kala itu yang melamar menjadi asisten beliau,” ujar Sulthani, kemarin.
Setahun kemudian, lanjutnya, Sulthani diminta menjadi Ketua DPD Serikat Pengacara Indonesia Sulawesi Selatan yang dipimpin Trimedya Panjaitan.
Ia menyebut almarhum sebagai tokoh yang layak diidolakannya sebagai advokat, karena begitu konsisten dan menjunjung tinggi kode etik profesi advokat.
”Alharhum selalu menekankan, banggalah menjadi advokat. Karena dengan profesi advokat, kita bisa membela hak-hak sesama dalan proses penegakan hukum dan hak azasi manusia,” jelas Ketua Umum Pusat Peradi Damai.

Di tahun 2003, tepatnya pascadialog publik Prospek Pembangunan Kabupaten Sinjai Lima Tahun Mendatang di Gedung Dharma Wanita Sinjai, Sulthani meminta kesediaan Rudiyanto untuk maju menjadi bakal calon bupati Sinjai. Ia punya pertimbangan bahwa Sinjai butuh figur pemimpin khatismatik dan memiliki wawasan luas.
”Meski saat itu almarhum mengatakan kita fokus pada profesi saja, tapi saya ngotot agar beliau bersedia. Dan Alhamdulillah bersyukur karena nama beliau mendapat respon positif dari beberapa orang tokoh adat dan tokoh politik Sinjai, hingga akhirnya terpilih menjadi bupati dua periode,” terangnya.

Setelah Rudiyanto terpilih menjadi bupati, giliran Sulthani yang diminta untuk maju menjadi bakal calon legislatif (bacaleg) di Sinjai. Sulthani sempat menolak, karena sedang bersiap membuka kantor hukum di Jakarta. ”Tapi Pak Rudi menyampaikan ke saya; ke Sinjai dulu Sul, ikut caleg,” imbuhnya.
Dorongan itu tak sia-sia. Pada pemilu di tahun 2009, Sulthani terpilih menjadi anggota DPRD Sinjai untuk periode 2009-2014. Ia bahkan kemudian didaulat menjadi ketua DPRD Sinjai. Sulthani lagi-lagi sempat menolak. ”Kalau bisa jangan saya, Pak. Saya tidak bisa terikat,” begitu alasannya ketika itu.
Namun, almarhum tetap pada pendiriannya. ”Harus belajar pada posisi ketua,” begitu kata Rudi dikutip Sulthani. Akhirnya, sebagai bentuk loyalitas, Sulthani menerima posisi tersebut.
”Saya sekeluarga sangat kehilangan seorang kakak, orang tua, dan guru atas wafatnya almarhum. Beliau begitu banyak memberikan perhatian kepada saya dan keluarga. Bekal baik materi maupun edukasi karakter, moral politik dan profesi advokat. Itulah sebabnya saya pernah membuat statemen jika saja ada orang yang sudah meninggal bangun bisa bangun berterima kasih, maka bila saya meninggal kelak, saya akan bangun berterima kasih kepada Pak Rudi,” tandasnya.
Sambil meneteskan air mata seraya bersujud, Sulthani memanjatkan doa keselamatan bagi arwah almarhum. ”Semoga sehala amal ibadahnya diterima Allah Swt, diampuni segala dosanya, dan kelak ditempatkan di surgaNya. Semoga keluarga yang ditinggalkan tetap dalam kekuatan iman menerima takdir Allah Swt. Selamat jalan tokoh idolaku,” tutur Sulthani.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan PTSP Sinjai Lukman Dahlan, menyebut almarhum Andi Rudiyanto Asapa adalah seorang pemimpin yang luar biasa, sangat inovatif, berani, tegas, dan selalu ingin mencapai prestasi terbaik.

Banyak hal menarik selama kepemimpinan Rudiyanto di Kabupaten Sinjai selama 10 tahun. Penuh dengan hal-hal yang luar biasa dan spektakuler.
”Kita semua tahu dan harus mengakui bahwa beliaulah yang pertama menggagas pendidikan gratis. Jadi di tahun 2003 kita di Sinjai sudah pendidikan gratis, sementara Indonesia nanti dimulai dengan adanya dana BOS tahun 2005. Jadi kita dua tahun lebih cepat dari pusat. Begitu pula dengan taraf pendidikan menengah, baik SMP maupun SMA,” ungkap Lukman Dahlan, kemarin.
Rudi juga dikenal sebagai bupati yang memperjuangkan program kesehatan gratis. Programnya dikenal dengan nama Jamkesda atau Jaminan Kesehatan Daerah. Ini juga yang pertama ada di Indonesia. ”Bahkan boleh jadi ini yang diadopsi oleh BPJS,” imbuh Lukman.
Yang menarik dari program Jamkesda di era Bupati Sinjai Andi Rudiyanto Asapa, yakni dengan premi Rp10 ribu dibebankan per kepala keluarga (KK), mereka sudah bisa mendapatkan pelayanan kelas dua di rumah sakit. Sementara penduduk miskin digratiskan.

”Beliau dengan segala kemampuan kepemimpinannya, kita harus akui juga sebagai seorang pejuang sejati. Berani memperjuangkan nasib orang orang yang banyak tidak memberikan perhatian. Sebut saja bagaimana beliau memperjuangkan nasib agar tenaga honorer di seluruh Indonesia itu bisa diangkat menjadi PNS. Karenanya, di tahun 2005 kalau saya tidak salah, ada pengangkatan besar-besaran PNS. Karena beliau melihat ada orang puluhan tahun mengabdi kepada bangsa dan negara namun tidak diberikan penghargaan apa-apa oleh negara. Beliaulah orang yang memperjuangkan itu. Semoga almarhum husnul khotimah,” ucapnya.
Almarhum Andi Rudiyanto Asapa meninggal dunia di usia 65 tahun. Ia meninggalkan seorang istri dr Felicitas Tallulembang, dan dua orang anak yakni Andi Debby Yudhista Asapa serta Andi Seto Gadhista Asapa yang saat ini menjabat sebagai bupati Sinjai.
Berdasarkan wasiat almarhum seperti seperti yang diumumkan di Masjid Raya Sinjai, kemarin, jenazah Andi Rudiyanto Asapa akan dikebumikan di Arab Saudi.
Andi Jefrianto Asapa, adik kandung Andi Rudiyanto Asapa membenarkan jika almarhum akan dimakamkan di Arab Saudi.

“Almarhum akan dimakamkan di sana (Mekkah). Sementara dalam prosesi sekarang,” katanya usai berkoordinasi dengan pihak keluarga yang ada di Arab Saudi.

Mewakili keluarga yang ditinggalkan, Andi Jefrianto memohon doa dari seluruh masyarakat Kabupaten Sinjai untuk mendiang kakaknya. ”Mari kita kirimkan Al-Fatihah untuk almarhum, semoga tenang di sisi Allah Swt,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Sinjai ini. (din/b)




×


Berpulang saat Umrah, Berwasiat Dimakamkan di Mekkah

Bagikan artikel ini melalui

atau copy link