MAKASSAR, BKM — Kehadiran Universitas Terbuka (UT) sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi negeri di Indonesia sudah terbilang lama. Walau begitu, diakui bahwa sebagian masyarakat belum banyak yang mengenalnya secara utuh tentang perguruan tinggi ini. Khususnya masyarakat Sulsel yang ada di pelosok-pelosok.
Agar perguruan tinggi yang dikenal sebagai pelopor pendidikan jarak jauh di Indonesia ini bisa lebih dikenal lagi oleh masyarakat, saat ini manajemen UT ini melakukan langkah- langkah strategis untuk mensosialisasikan, sekaligus mempromosikan UT di masyarakat.
Secara umum, perkembangan UT di pulau Jawa sudah sedemikian maju bila dibandingkan dengan perkembangan UT di Sulsel. Menurut informasi dan ini juga sering disampaikan Direktur UT Makassar Hasanuddin, beberapa daerah di pulau Jawa memiliki kantor UPBJJ-UT lebih dari satu. Mahasiswanya juga telah mencapai ratusan ribu orang.
Untuk pencapaian mahasiswa UT tahun ini, Sulsel ditarget 9.000 mahasiswa dari 500 ribu mahasiswa secara nasional.
Universitas Terbuka, terutama yang bermukim di daerah pedesaan maupun pelosok- pelosok negeri ini, belum lama ini UPBJJ -UT Makassar mengundang seluruh pengurus Pokjar (Kelompok Belajar) UT yang ada di Sulsel untuk mengikuti rapat koordinasi di Makassar.
Tujuannya, selain untuk silaturahmi sesama pengurus Pokjar UT, sekaligus untuk mengevaluasi perkembangan mahasiswa UT yang ada di wilayahnya masing-masing, serta strategi yang dilakukan dalam mensosialisasikan dan mempromosikan UT selama ini.
Ketua Pokjar Pangkep Hj Rostiah termasuk yang mempresentasikan strategi promosi yang dilakukan di wilayahnya, mengatakan di tahun ajaran 2022.2 akan fokus melakukan sosialisasi dan promosi (Sosprom) ) di daerah pesisir dan pegunungan.
” Kalau tahu- tahun sebelumnya yang menjadi target sasaran adalah wilayah kota, sekarang mulai bergeser ke wilayah kepulauan dan pegunungan,” ujar Hj Rostiah.
Dikatakan Hj Rostiah, pihaknya akan melakukan sosialisasi dengan mengunjungi sekolah-sekolah yang ada di kepulauan dan pegunungan.
“Wilayah kepulauan dan pegunungan rata-rata masyarakatnya terkendala dengan jarak dan keterbatasan ekonomi dalam mengakses pendidikan. Makanya, UT hadir di wilayah yang tidak terjangkau itu sebagai solusinya,” ujarnya.
Terkait dengan sosprom UT di Pangkep, Hj Rostiah juga melakukan audiensi dengan instaansi terkait, kemudian akan mendata seluruh pegawai tenaga honorer yang belum sarjana (S1).
Selain itu, pihaknya juga gencar melakukan audiensi dengan organisasi profesi, seperti PGRI. Lalu aktif mengikuti kegiatan yang dilakukan instansi dan organisasi kemasyarakatan lainnya dan juga sering ikut sebagai sponsor kegiatan, baik langsung maupun lewat media sosial.
Untuk lebih mengencangkan lagi promosi UT di Kabupaten Pangkep, Hj Rostiah mengusulkan pihak UPBJJ-Makassar untuk mencetak spanduk sebanyak-banyaknya untuk disebar ke wilayah-wilayah strategis. Ia juga berherap pihak UPBJJ-UT dapat membantu memfasilitasi mahasiswa UT yang ada di Pangkep bisa mendapatkan beasiswa dari pemerintah setempat. (rls)