GOWA, BKM — Hanya karena diminta agar pelan-pelan mengendarai sepeda motor, seorang petani bernama Asri Battu (28) naik pitam. Saat ditegur oleh petani lainnya bernama Herman (30), Asri Battu tersinggung dan langsung menantang duel Herman pada Senin (13/6) pukul 22.00 Wita.
Akibatnya, dua warga bertetangga tempat tinggal ini di Dusun Bolangi, Desa Timbuseng, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Gowa terlibat di tengah malam.
Mereka pun harus menanggung luka serius.
Beruntung, duel berdarah tersebut tidak sampai membuat nyawa kedua petani itu melayang. Mereka langsung dilarikan ke rumah sakit guna mendapatkan tindakan medis.
Kepala Pos Polisi Sub Sektor Pattallassang Wilayah Hukum Polsek Bontomarannu Iptu Abd Rasyid yang dikonfirmasi BKM, Selasa (14/6) sore, membenarkan peristiwa tersebut.
Ia lalu menjelaskan kronologis kejadian.
Berawal ketika Asri Battu melintas di depan rumah Her melajukan sepeda motornya yang dikendarinya dengan sedikit kencang. Bahkan disebutkan hampir menabrak Herman.
Karena merasa hampir tertabrak, Herman menegur tetangganya itu untuk melaju pelan saja.
“Pelan-pelanki kalau naik motor,” tegur Herman seperti ditirukan Iptu Abd Rasyid. Namun teguran itu tidak diterima baik oleh Asri Battu dan langsung menantang Herman. “Kenapai?” cetusnya.
Di saat bersamaan ketika mengeluarkan kata-kata yang terkesan menantang itu, Asri Battu langsung menyerang Herman dengan parang. Akibatnya, Herman menderita luka terbuka pada bagian betis di bawah lutut sebelah kanan.
Dalam kondisi terluka, Herman berlari masuk ke dalam rumahnya. Ia mengambil badik lalu kemudian keluar dan menikam Asri Battu pada bagian dada sebelah kanan sebanyak satu kali. Asri Battu langsung terjatuh.
Belum sempat Asri Battu mengambil parangnya kembali untuk menyerang, Herman kembali menikamnya pada bagian perut, pipi, dada dan lengan. Akibatnya, Asri Battu mengalami luka sebanyak sembilan tusukan.
Usai menikam, Herman langsung melarikan diri ke Dusun Lamuru, Desa Sunggumanai, Kecamatan Pattallassang ke rumah seorang anggota polisi bernama Brigadir Agung.
” Korban Asri Battu dirawat di RSUD Syekh Yusuf Gowa, sedang Herman berada di RSU Bhayangkara Makassar setelah petugas Piket Fungsi Polsubsektor menjemputnya di rumah anggota polisi itu dan mengamankannya beserta barang bukti badik pada pukul 24.00 Wita,” jelas Iptu Abd Rasyid.
Dari hasil pemeriksaan pada tubuh Asri Battu, terdapat sembilan tusukan. Masing-masing pada dada sebelah kanan, pelipis kanan, tulang punggung depan sebelah kanan, bagian perut sebanyak lima tusukan dan pada lengan sebelah kanan.
“Kami telah memeriksa saksi di TKP bernama Musdin Dg Naba alias Ato (26), seorang petani. Untuk kasus ini kami tengah mengembangkannya untuk menggali apa motif sesungguhnya. Namun untuk sementara, perkelahian tersebut terjadi diakibatkan karena pengaruh minum minuman keras jenis ballo (tuak),” jelas
Iptu Abd Rasyid.
Dia pun mengimbau kepada masing-masing pihak keluarga kedua pemuda berseteru itu untuk menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus ini ke pihak kepolisian. Apalagi, keduanya masih punya hubungan keluarga.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Bhabinkamtibmas bersama aparat Desa Timbuseng untuk melakukan pendekatan terhadap pihak keluarga agar permasalahan ini tidak menimbulkan persoalan baru,” ujar Iptu Abd Rasyid. (sar)