Site icon Berita Kota Makassar

Bacagub Baru Sulit Bersaing Wajah Lama

MAKASSAR, BKM — Pergerakan tokoh Sulsel untuk maju bersaing di pemilihan gubernur kian dinamis. Demikian pula partai politik, terus melirik dan memberikan dukungan kepada beberapa tokoh untuk ikut berkontestasi dalam pilgub yang akan dihelat November 2024 mendatang.
Ada nama baru yang kini bergulir di bursa bakal calon gubernur (bacagub). Sebut saja Pangdam XIV/Hasanuddin Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Andi Muhammad. Kemudian Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto.

Mantan Wali Kota Makassar dua periode Ilham Arief Sirajuddin saat ini sudah dilirik lebih dari satu partai politik. Danny Pomanto mendapat dorongan dari Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) Provinsi Sulsel Ashabul Kahfi. Kahfi menilai peluang Danny untuk maju di Pilgub Sulsel 2024 mendatang sangat besar. Apalagi wali kota dengan latar belakang arsitek itu memiliki kapasitas di atas rata-rata.
Hal itu diutarakan Ashabul Kahfi pada Rapat Kerja Daerah (Rakerda) PAN Makassar di Hotel D’Maleo, Selasa (21/6). “Kita dorong. Dongo’ (bodoh) PAN kalau tidak perhitungkan Pak Danny,” ujarnya Ashabul Kahfi di Rakerda yang dihadiri Danny.
Dia mengatakan, saat ini PAN sudah mulai mengukur calon-calon kepala daerah yang dianggap punya kapasitas untuk didukung.
Menanggapi komentar Kahfi, Danny mengaku sangat tersanjung. Ia tidak menduga jika partai berlambang matahari terbit tersebut memperhitungkan dirinya untuk diusung pada pilgub mendatang.

Kendati pada saat Pilwali Makassar, PAN tidak menjadi salah satu dari partai pengusung, Danny tidak mempersoalkan.
“Selalu ada proses adaptasi dengan PAN. Pada dasarnya kita satu tujuan, sama-sama ingin memajukan Makassar. Bagaimana membuat Makassar kuat untuk berkontribusi ke provinsi,” tambahnya.

Soal pernyataan Ashabul Kahfi yang mengatakan bahwa jika tidak mendukung Danny itu dongo’, orang nomor satu Makassar itu menanggapi, sebagai rezeki yang diterimanya. “Kalaupun ada pernyataan begitu, anggap itu rezeki,” ujarnya.
Saat ditanya apakah Nasdem cemburu jika Danny berpindah ke PAN, Danny tak ingin berkomentar.
Diketahui Danny juga merupakan kader Nasdem besutan Surya Paloh.

Sebelumnya, Ketua DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sulsel HM Amri Arsyid telah menemui Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Andi Muhammad, Sabtu (19/6). Sebagai partai besar dan patut diperhitungkan, PKS sangat jeli mencari tokoh-tokoh nasional yang bisa menjadi pemimpin Sulsel ke depan. “Pangdam kita sangat sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh PKS,” ungkap Amri Arsyid mengenai ketokohan Mayjen Andi Muhammad. ini.
Amri Arsyid menyampaikan bila nama Mayjen Andi Muhammad ini akan dibawa ke Rapimnas PKS. “Apalagi, Pak Pangdam ini akan pensiun di bulan Oktober tahun ini. Jadi, sangat cocoklah untuk melanjutkan pengabdiannya sebagai gubernur,” ungkap Ustaz Amri.

Sebelumnya, PKS meminta kesediaan Ilham Arief Sirajuddin (IAS) untuk maju di pilgub Sulsel. Saat itu, IAS masih tercatat sebagai kader Partai Demokrat. Namun kini IAS kembali bergabung ke Partai Golkar. Bisa saja PKS mencari figur lain setelah IAS pindah partai.
Sementara itu, pemain lama yang telah mengemuka sebagai bakal calon gubernur yakni Ketua DPD I Partai Golkar Sulsel Taufan Pawe (TP). Wali Kota Parepare ini juga harus bersaing dengan kader Golkar seperti IAS, Andi Fahsar Padjalangi, Andi Kaswadi Razak, dan Indah Purti Indriani. Sedangkan Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan dikabarkan akan bergabung dengan Partai Demokrat dibawah pimpinan Ni’matullah Erbe.
Nama lain yakni Ketua DPW Partai Nasdem Rusdi Masse (RMS). Namun informasi yang dikumpulkan koran ini, RMS lebih memilih beraktivitas di Senayan menjadi anggota DPR RI.
Tidak hanya itu, nama lama yang telah mencuat yakni Ketua DPD Partai Gerindra Sulsel Andi Iwan Darmawan Aras (AIA). AIA yang juga Ketua KADIN Sulsel ini juga disebut lebih nyaman beraktivitas di Senayan, meski banyak pengurus dan kader yang memintanya untuk bertarung di Pilgub Sulsel menghadapi sang petahana Andi Sudirman Sulaiman.

Pertegas Komitmen

Masuknya pendatang baru pada bursa bacagub Sulsel mendapat tanggapan beragam. “Ini dinamika yang lumrah dalam kontestasi pilkada. Namun perlu diketahui penentuan calon kepala daerah di Indonesia oleh parpol sangat Jakartasentris. Artinya, dukungan provinsi dan kabupaten kadangkala tak linear dengan keinginan DPP di Jakarta,”ujar pemerhati politik dari PT Nurani Strategic Dr Nurmal Idrus, Rabu (22/6).

Menurut Nurmal, mereka semua punya peluang, terutama IAS dan Danny yang memang murni sudah kader parpol. “Hanya Andi Muhammad saya lihat yang mesti terus mempertegas komitmennya untuk ikut bertarung karna masih berstatus TNI aktif,” ujar mantan ketua KPU Kota Makassar ini.
Pengamat politik dari Unhas Dr Andi Haris, mengemukakan seorang calon gubernur harus dilihat dari rekam jejak kerja, kredibilitas dan kapasitasnya selama ini. Termasuk selama menduduki jabatan. “Jadi calon yang ada sekarang ini masing-masing memiliki peluang yang sama, tapi bergantung dari komunikasi politik mereka dengan parpol pengusung. Karena semakin banyak parpol pengusungnya maka akan semakin baik,” terang Dr Andi Haris, kemarin.

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unibos Dr Arief Wicaksono, mengungkapkan bila dibandingkan antara calon wajah lama atau wajah baru, akan lebih menguntungkan wajah lama. Karena wajah lama punya track record yang jelas, apakah figur itu berhasil atau tidak berhasil.
“Persoalan sebenarnya terletak pada proses pengusungan atau kandidasi yang berjalan di partai politik itu sendiri sebagai bagian utama dari mekanisme suksesi kepemimpinan di Sulsel,” jelas Arief Wicaksono.

Menurutnya, posisi partai selalu menyandarkan diri kepada figur dengan tingkat keterpilihan yang tinggi. Sehingga figur lain yang tidak punya keterpilihan tinggi akan cenderung diabaikan oleh partai politik.
“Yang menarik, kalau kandidasi parpol merujuk pada figur yang sama, karena di situlah nanti akan menjadi lubang terjadinya potensi jual beli calon oleh para elit partai,” imbuhnya.

Dosen komunikasi politik dari UIN Alauddin Makassar Dr Firdaus Muhammad berujar, peluang kandidat diusung partai dengan alasan kader atau tokoh politik populer. “Jika ada kader partai yang memiliki popularitas tinggi justru lebih ideal. Intinya, partai ingin kandidat usungannya jadi pemenangnya. Maka IAS, DP, dan Andi Muhammad bisa diusung karena ketokohannya,” terang Firdaus.
Ditambahkannya, IAS sebagai kader Golkar masih harus kerja keras secara internal. PAN lirik Danny dan Andi Muhammad karena ketokohannya, sebab internal partai belum siapkan kader. ”Kader mereka mungkin dipasang di wakil nantinya,” pungkas Firdaus. (rif)

Exit mobile version