BULUKUMBA, BKM — Inspektorat Daerah Kabupaten Bulukumba menggelar workshop penilaian maturitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) terintegrasi dan Fraud Control Plan di Aula RSUD HA Sulthan Daeng Radja Bulukumba, Rabu (22/6).
Kepala Perwakilan BPKP Susel Rizal Suhaili mengatakan SPIP sangat penting. Sebab, SPIP menjadi pondasi bagi Pemerintah Daerah untuk memastikan pencapaian tujuan yang sebaik-baiknya.
“Sebenarnya sih, pengendalian itu sudah ada. Hanya sekarang kita formalkan dalam bentuk yang jelas, terukur dan bisa dilihat capaiannya seperti apa,” kata Rizal, yang baru empat bulan menjabat Kepala Perwakilan BPKP Sulsel.
Menurutnya, untuk memastikan SPIP bagus, maka beberapa komponen harus diperhatikan. Seperti dari sisi konteks, sasaran dan tujuan Pemerintah Daerah dan bagaimana SPIP itu ditegakkan.
Efektifitas pencapaian tujuan harus dilihat dari tujuan SPIP yaitu efektif dan efisien, pengamanan aset, laporan keuangan dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
“Kalau itu bisa diwujudkan, maka SPIP-nya bagus. Laporan keuangannya WTP (Wajar Tanpa Pengecualian). Berarti asetnya aman. Laporannya handal,” jelasnya.
Rizal menerangkan, WTP itu standarnya ada. Jika terpenuhi, makanya akan mendapat WTP. Misalkan katanya, bagaimana penyajian aset daerahnya, baik pencatatannya, penguasaannya dan keberadaan aset diketahui.
Tercatat dengan baik, mulai perolehannya sampai pencatatannya pasti bagus. Makanya begitu WTP, mestinya laporan keuangannya handal. Jika tidak demikian katanya, pasti tidak WTP.
“Bisa saja Wajar Dengan Pengecualiaan (WDP), jika ada satu item signifikan yang nggak bisa diyakini oleh pemeriksa dalam hal ini BPK, maka pasti dikasi WDP. Biasanya aset, bisa juga penyajian laporan keuangannya tidak sesuai standar akuntansi pemerintah,” sambung Rizal.
Baru-baru ini Bulukumba menerima WTP dari BPK. Dengan begitu, Rizal mengartikan bahwa Bulukumba handal.
“Itu penilaian profesional oleh BPK, telah memberi kaidah-kaidah penyajian laporan keuangan dan telah didukung oleh dokumen- dokumen aset, belanja, dan semuanya. Wajar dia WTP,” jelasnya.
Rizal lebih dalam menambahkan, untuk menghindari terjadinya fraud, maka pertama harus kembali kepada diri dalam menguatkan integritas.
“Sebaik apapun sebuah sistem, manakala kita tidak punya integritas, selesai. Korupsi, pengaturan, sistem ndak jalan. Tapi manakala sistem dipatuhi, itu bisa ditekan,” katanya.
Ia mengajak seluruh peserta workshop agar menyadari dulu bahwa ‘Korupsi itu Musuh Bersama’. Memahami dulu, korupsi itu kejahatan luar biasa. Artinya apa, perlu penindakan luar biasa atas korupsi.
“Baru pertanyaan kita, apakah kita mampu melakukan itu?. Sejauh mana integritas kita untuk mampu menegakkan itu?,” katanya.
Sementara, Inspektur Daerah Bulukumba M Taufik menjelaskan tujuan workshop dalam rangka penguatan untuk pengendalian pada OPD-OPD lingkup Pemkab Bulukumba. (min/C)