Site icon Berita Kota Makassar

Pulang Salat Subuh, Ayah Balok-baloki Anaknya Hingga Tewas

MAKASSAR, BKM — Kamis pagi (23/6), jarum jam menunjuk pukul 06.30 Wita. Suasana sudah mulai ramai di Jalan Sinassara, Lorong 19, RT 10/RW 07, Kelurahan Kaluku Bodoa, Kecamatan Tallo, Kota Makassar.

Tetiba warga di lokasi ini geger. Pada sebuah rumah bernomor 333 telah terjadi peristiwa pembunuhan. Pelakunya adalah seorang kakek berusia 70 tahun bernama Rahman. Korbannya bernama Rusli alias Teo. Umurnya 42 tahun. Pria yang di lengan kanannya terdapat tato itu tak lagi anak kandung Rahman.
Terungkapnya tragedi berdarah ini bermula ketika warga datang ke rumah Rahman. Mereka bertanya apa yang terjadi. Dengan spontan Rahman menjawab bahwa dirinya baru saja menghabisi nyawa putranya sendiri, Rusli.

Rusli menjadi sasaran penganiayaan oleh dilakukan ayahnya sendiri dengan menggunakan balok kayu. Ketika itu korban sedang tertidur pulas di atas kursi panjang dalam rumah. Usai membunuh anaknya, Rahman pun bergegas menuju ke Mapolsek Tallo. Ia melaporkan apa yang telah diperbuatnya, sekaligus menyerahkan diri kepada aparat.
Kasi Humas Polrestabes Makassar AKP Lando yang dikonfirmasi, kemarin membenarkan peristiwa tersebut. Menurutnya, aparat Polsek Tallo telah menangani kasus ini dan memeriksa sejumlah saksi.

Fatwan (39), seorang kerabat korban yang sehari-harinya berprofesi sebagai buruh, menjelaskan kronologis kejadian. Berawal ketika Rahman datang dari kampung di Kabupaten Bone pada malam hari. Di dalam rumah ada anaknya Rusli. Entah kenapa, terjadi perselihan di antara mereka.

”Kenapako datang di rumah ini. Bikin susah saja,” begitu yang diungkap Rusli kepada bapaknya, seperti ditirukan Fatwan di hadapan polisi.
Meski mendapat perlakuan dan kata-kata seperti itu, Rahman tak terlalu memedulikannya. Ia tetap masuk untuk beristirahat dan tidur.
Menjelang azan subuh, Rahman terbangun. Ia lalu berangkat ke masjid dekat rumahnya untuk salat. Setelah selesai, Rahman kembali ke rumah. Pria yang sudah sepuh ini mendapati anaknya masih tertidur di atas kursi panjang yang ada di ruang tengah.

Rahman lalu masuk ke dalam rumah dan mengambil sepotong balok 12×12 dengan ukuran panjang 50 sentimeter. Benda keras tersebut kemudian digunakan menyerang dan memukul kepala Rusli pada bagian kanan. Lima kali pukulan membuat sang anak tak berkutik.
Usai melakukan penganiayaan, pada pukul 07.10 Wita, Rahman keluar dari rumah menggunakan sepeda motor. Tujuannya adalah Polsek Tallo. Ia menyerahkan diri kepada polisi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Pada pukul 07.30 Wita, personel Polsek Tallo mendatangi lokasi kejadian. Dipimpin Kapolsek Kompol Badollahi bersama Kanit Reskrim Iptu Faisal dan piket fungsi.
Tak lama berselang, tim Inafis dan Dokkes Polda Sulsel  yang dipimpin Aipda Hasmin bersama empat personel lainya tiba dan langsung menggelar olah TKP. Selanjutnya pada pukul 09.00 Wita korban dievakuasi ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara dengan menggunakan mobil ambulans.
Pada pukul 12.48 Wita pihak rumah sakit menganjurkan agar dilakukan otopsi terhadap korban. Namun pihak keluarga menyatakan hal itu tidak perlu dilakukan, karena korban merupakan anak kandungnya sendiri. Mereka pun menandatangani surat persetujuan untuk tidak dilakukan otopsi.

”Terkait kejadian ini, petugas Polsek Tallo mengamankan barang bukti sebatang balok kayu yang digunakan menganiaya korban,” ujar AKP Lando.
Paman korban benama Aco, mengatakan sejak istrinya meninggal dunia, Rahman memilih tinggal di Bone. ”Almarhumah istri pelaku adalah kakak saya. Setelah istrinya meninggal, ipar saya itu tinggal kembali ke kampungnya di Bone,” ujar Aco, kemarin.
Rahman memiliki empat orang anak, dua laki-laki dan dua perempuan. Mereka semua sudah berumah tangga. Korban Rusli memiliki saudara kembar, sehingga lebih akrab disapa si kembar. (jul)

Exit mobile version