pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken
pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken

Bagikan Pupuk Cair Gratis, Sedekah Sayur untuk Duafa

Ipda Purwanto, Personel Brimob Polda Sulsel Raih Hoegeng Award

PERSONEL Brimob Polda Sulawesi Selatan mengukir prestasi. Adalah Ipda Purwanto yang menorehkannya. Ayah dua putra dan dua putri kelahiran Purworejo, Jawa Tengah, 18 Mei 1976 ini meraih Hoegoeng Awards 2022.

NAMA penghargaan itu diambil dari nama mantan Kapolri Jenderal (Purn) Hoegoeng Iman Santoso, yang selama ini dikenal sebagai sosok kapolri yang penuh integritas dan menjadi teladan bagi Korps Bhayangkara. Ipda Purwanto akan menerima award tersebut bertepatan dengan HUT Bhayangkara ke-76 pada Jumat, 1 Juli 2022 pukul 13.15 Wita di Ballroom The Tribrata Darmawangsa, Jakarta.
Rencananya, Wadanki I Batalyon Pelopor Brimob Sulsel Pa’baeng-baeng ini akan berangkat ke Jakarta hari ini, Kamis (30/6). Sehari sebelum berangkat, Rabu (29/6), BKM mewawancarainya.

Suami Sukmawati,SKep,NS ini sudah bertugas di Brimob Polda Sulsel sejak tahun 1997. Ia tinggal di Asrama Brimob Pa’baeng-baeng. Dari kediamannya, Ipda Purwanto memproduksi pupuk cair untuk sayuran. Namanya Bio Teratai.
Pembuatannya diawali dari tahun 2016. Kemudian pada tahun 2018, ia membagikannya secara gratis ke petani sayuran binaannya yang berada di dua kecamatan, yakni Tombolo Pao dan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa. Sedikitnya ada 500-an petani aneka jenis sayuran yang dibinanya.
Pada tahun 2020, tepatnya di bulan Maret, pandemi covid-19 melanda negeri ini. Bersamaan dengan itu pula pemerintah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kala itu, Ipda Purwanto kerap melihat dan membaca tentang banyaknya petani di daerah lain yang membuang hasil pertaniannya. Sebab tidak ada aktivitas perekonomian, sehingga sayuran tak laku.

Ia kemudian berinisiatif menghubungi seorang ketua kelompok tani bernama Jamaluddin. Perkenalan antara Ipda Purwanto dengan Jamaluddin terjalin dalam sebuah lomba yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia (BI). Dari situlah Ipda Purwanto terbiasa berkunjung ke kampung Jamaluddin di Desa Kanreapia, Kecamatan Tombolo Pao. Untuk kedatangannya yang sekali atau dua kali dalam sebulan, ia membawa serta pupuk cair yang diproduksinya. Selanjutnya dibagikan secara gratis kepada para petani sayuran.

Ipda Purwanto langsung mempraktikkan penggunaan pupuk tersebut. Para petani pun menyambut antusias kedatangan Ipda Purwanto bersama pupuk yang diberikan cuma-cuma.
”Waktu ada saya lihat petani di luar yang membuang-buang sayurannya karena kecewa tidak laku dijual, saya kemudian menghubungi Pak Jamaluddin. Saya sampaikan agar teman-teman petani di Gowa tidak melakukan hal serupa. Sayang sekali. Pak Jamaluddin bertanya, apa solusinya? Saya sampaikan, ada dapur Brimob yang dibuka dan setiap harinya memasak 3.000 porsi nasi kotak untuk dibagikan kepada masyarakat yang terdampak PSBB,” terang Ipda Purwanto.
Ia lalu mengajak petani sayur tersebut untuk berkolaborasi. Sayuran hasil pertanian kemudian dikumpulkan. Dengan difasilitasi mobil Brimob dan seizin komandannya, Ipda Purwanto kemudian bergerak untuk mengambil sayuran dari petani.

”Saya sampaikan ke petani sayuran yang menjadi binaan selama ini, siapa tahu ada yang mau menyumbang. Sudah saatnya petani bersedekah. Selama ini mungkin panen bagus dan melimpah, tidak tahu mau bersedekah di mana. Karena jarang sayur disedekahkan. Jadi sekaranglah saatnya,” jelas Ipda Purwanto lagi.
Gayung pun bersambut. Ajakan Ipda Purwanto itu diterima baik oleh para petani sayuran binaannya. Berlanjutlah perjalanan aneka sayur tersebut ke dapur lapangan TNI, polres maupun umum. Sampai akhirnya masyarakat masih antusiasi, sehingga lahirlah program Sedekah Sayur berkolaborasi dengan Kampung Sayur Kanreapia.

Tak lagi hanya menyasar warga yang terdampak PSBB. Tapi juga mereka yang mengalami musibah dan bencana. Seperti banjir bandang di Jeneponto, Bantaeng, serta Masamba. Juga bencana gempa bumi di Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat. Sayuran dari petani Gowa dikirim ke wilayah tersebut.
Selain itu, Sedekah Sayur juga telah sampai pada 34 pondok pesantren (ponpes) di Sulsel. Termasuk pondok tahfidz kaum duafa. Terakhir, ke panti-panti asuhan di tiga kabupaten dan satu kota, yakni Takalar, Gowa, Maros, dan Kota Makassar. ”Sedekah sayur sudah masuk ke 107 panti asuhan dengan total sayuran 100 ton,” ungkap Ipda Purwanto.

Atas dedikasinya itu, berbagai elemen masyarakat mengajukan nama Ipda Purwanto untuk menjadi penerima Hoegoeng Award. Salah satu yang mengusulkannya adalah Jamaluddin. Ia beranggapan bahwa sangat sulit mencari sosok polisi yang mau jauh-jauh datang ke kampung terpencil. Apalagi dari Satuan Brimob. Bahkan sangat jarang personel Brimob yang mengurus masalah pertanian.
Dari Makassar ke Kanreapia jaraknya lebih kurang 100 km. Butuh waktu tiga jam untuk bisa sampai. Dari jalan poros ke lokasi berjarak lebih kurang 5 km.
Pada hari Sabtu Ipda Purwanto biasa berkunjung untuk bertemu petani binannya. Berangkat pada pukul 07.00 Wita. Sayur yang dikumpul dari petani kemudian dibawa ke Makassar pada pukul 20.00 Wita. Sampai di Makassar pukul 24.00 Wita. Setelah beristirahat sebentar ia kemudian mengeluarkan sayuran dari dalam karung untuk dibungkus. Selanjutnya dipilah-pilah lalu dibagikan ke beberapa panti.

Lalu, kenapa Ipda Purwanto mau membina petani dan memberikannya pupuk cair secara gratis? ”Saya dari keluarga petani. Bapak saya petani tulen. Begitu juga dengan nenek buyut saya. Jadi saya tahu bagaimana susah dan jerih payahnya seorang petani. Saya biasa merasakan dampak dari kelangkaan pupuk. Mahal harganya. Ketika panen tiba hama menyerang dan harga anjlok. Kalau di lokasi operasi tempat saya bertugas, perasaan saya seperti itu,” tuturnya.
Tentang pembuatan pupuk yang diproduksinya, Ipda Purwanto menjelaskannya cukup detil. Ia memanfaatkan bantuan dari lalat tentara hitam (BSF) untuk mengurai sampah organik yang akhirnya ada cairannya. Cairan itulah yang kemudian difermetasi lagi. Digabung dengan beberaopa mikroba untuk menambah fungsi pupuk. ”Ada juga tambahan ramuan khusus dari bapak,” ujarnya sambil tertawa, tanpa menyebut ramuan ”unik” itu.
Fungsi utama pupuk cair Bio Teratai adalah mengurangi penggunaan pupuk kimia. Kedua, mengembalikan fungsi tanah untuk memperbaiki mikro organisme dalam tanah. Ketiga, mempercepat pertumbuhan akar. Keempat, merangsang bunga dan buah. Kelima, ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan manusia. Juga ekonomis.
Di awal-awal produksi yang dilakukannya, Ipda Purwanto selalu meminta bimbingan dosen Fakultas Pertanian Gadjah Mada Yogyakarta. Kebetulah ia memiliki banyak teman kuliah di kampus tersebut. Juga ada beberapa keluarganya di sana.

Selain itu, komunikasi juga dijalin dengan dosen Fakultas Pertanian Unhas Makassar. Sampai bertemu dengan Prof Baharuddin asal Unhas untuk menyempurnakan pupuk yang dihasilkannya.
”Kalau punya uang saya biasa terbang ke Yogya untuk berkonsultasi dengan akademisi yang ada di Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Saya juga minta masukan dari dosen Fakultas Pertanian Unhas,” jelasnya.
Ia kembali mengenang kisah lucu di awal memproduksi pupuk cair. ”Awal-awalnya kan bau. Sementara istri saya orang kesehatan (bekerja di Puskesmas Dahlia, Makassar). Jadi dia selalu buang cairan yang saya simpan diember. Tukang sampah keliling yang ambil. Itu seringkali dilakukan,” kata Ipda Purwanto.
Setelah upayanya menghasilkan pupuk cair bagi petani sayuran biasa dilipu media, sang istri akhirnya paham dengan apa yang dilakukan suaminya. Apalagi setelah Ipda Purwanto mendapat undangan untuk mendapat penghargaan dari Pemerintah Provinsi Papua. Penghargaan itu diberikan atas dedikasinya ketika terlibat dalam sebuah operasi di Papua. Ketika itu Ipda Purwanto membawa serta pupuk hasil produksinya, lalu dibagikan kepada petani yang juga dibinanya di sana.
”Empat bulan saya bertugas di sana, ada petani binaan juga. Di mana pun saya ditempatkan untuk operasi, memang selalu saya bawa pupuk cair yang saya buat,” imbuhnya.

Tentang Hoegeng Award yang akan diterimanya untuk kategori polisi berdedikasi, Ipda Purwanto mengaku tak pernah menyangka sama sekali. Apalagi pada tahapan seleksi ada 67.700 orang personel kepolisian yang diusulkan. Hingga akhir nya terpilih sembilan orang hasil seleksi oleh Kompolnas. Komisi III DPR RI, Komnas HAM, Jaringan Gusdurian, serta detik.com.
”Terus terang saya tidak menyangka akan mendapat penghargaan ini. Karena masih banyak polisi yang hebat dan baik di luar sana,” ujarnya.
Ia pun tak lupa menyampaikan terima kasih atas doa dan dukungan dari para petani, anak-anak panti asuhan, pondok pesentren, pondok tahfiz dan kaum dhuafa, serta masyarakat yang merasakan program sedekah sayur, kolaborasi dengan Kampung Sayur Kanreapia. (*/rus)




×


Bagikan Pupuk Cair Gratis, Sedekah Sayur untuk Duafa

Bagikan artikel ini melalui

atau copy link