Site icon Berita Kota Makassar

Modalku Perkuat Permodalan UMKM di Sulsel

MAKASSAR, BKM — Setelah beroperasi selama enam tahun di Pulau Jawa, platform pendanaan digital atau financial technology (Fintech), Modalku, melakukan ekspansi ke luar Jawa. Makassar menjadi daerah pertama ekspansinya.

”Beroperasi di Indonesia sejak tahun 2016, Modalku telah memiliki jangkauan operasional di daerah Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, dan Surabaya. Di tahun 2022, Modalku semakin fokus untuk memperluas jangkauan layanan ke UMKM di luar Pulau Jawa. Kolaborasi dengan berbagai platform digital untuk menjangkau UMKM di luar wilayah operasional Modalku terus kami lakukan. Namun, kami percaya dengan adanya kantor representatif di Makassar, Modalku bisa memperkuat kehadiranya melalui berbagai produk pinjaman yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakter UMKM di sini. Kami berharap dapat membantu pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan dan Makassar khususnya,” kata Co-Founder & COO Modalku, Iwan Kurniawan.

Sementara itu, Head of Growth Modalku, Arthur Adisusanto, mengatakan, Makassar memiliki potensi UMKM yang besar, baik dari sisi jumlah maupun sektor industrinya. Seperti pariwisata, pertanian, pertambangan, peternakan, dana industri lainnya.
Saat ini, jumlah UMKM (usaha mikro kecil dan menengah) di Provinsi Sulawesi Selatan mencapai 1,5 juta. Angka ini meningkat sangat signifikan jika dibandingkan tahun 2019 yang hanya 900 ribuan UMKM. Jumlah UMKM yang cukup besar ini tentunya menjadi peluang besar bagi Modalku untuk mengembangkan usahanya di Sulsel umumnya dan Kota Makassar khususnya.

Melalui ekspansi ini, tambah Arthur, ke depan pihaknya akan menerapkan strategi pengembangan jaringan dari pengguna yang sudah ada. Sekaligus melakukan rekrutmen talenta lokal yang dapat menjangkau para pelaku UMKM di Makassar.
”Kami juga sangat terbuka untuk melakukan kerja sama dengan berbagai partner yang memiliki customer base di Makassar agar dapat mencapai target penyaluran pinjaman sebesar Rp20 miliar selama tahun 2022. Melalui ekspansi ke daerah Makassar, para pelaku UMKM khususnya yang berbadan usaha (PT/CV) dengan lama usaha mulai dari 3 bulan dapat memanfaatkan fasilitas Payables Financing. Fasilitas pinjaman yang dapat digunakan untuk pembayaran tagihan atas barang atau jasa kepada supplier online dan offline ataupun platform digital; dan Invoice Financing; produk pinjaman jangka pendek untuk membiayai terlebih dahulu invoice dari peminjam kepada pembeli. Para pelaku UMKM dapat memanfaatkan pinjaman hingga Rp2 miliar dengan tenor mulai dari 1 hingga 12 bulan dengan suku bunga 18 sampai 24 persen per tahun,” jelas Arthur

Arthur mengatakan, fasilitas tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk seluruh segmen seperti pariwisata, pertanian, pertambangan, dan peternakan juga terus bertumbuh. Para pelaku UMKM hanya perlu melengkapi dokumen yang diperlukan secara digital dan menunggu proses crowdfunding di website atau aplikasi Modalku untuk kemudian memperoleh dana yang akan dicairkan kepada para pelaku UMKM.
Group Head of Brand & Marketing Communications Modalku, Ariani Hadioetomo, mengungkapkan, ekspansi ini tentunya harus diimbangi dengan edukasi dalam menggunakan platform fintech.

”Dengan menerapkan prinsip Responsible Lending, kami mengajak para UMKM untuk bisa mengetahui kondisi keuangan bisnisnya sebelum mengajukan pinjaman. Melalui prinsip yang sama, kata Ariani, Modalku juga melakukan penilaian terhadap UMKM peminjam dan kemampuan mereka untuk melunasi pinjaman. Di sisi lain, pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk lebih memahami dan cermat dalam memilih platform pendanaan yang telah berizin dan diawasi OJK.
Ariani menambahkan, Modalku menyediakan layanan pendanaan digital, di mana peminjam (UMKM yang berpotensi) bisa mendapatkan pinjaman modal usaha hingga Rp2 miliar yang didanai pendana platform (individu atau institusi yang mencari pendanaan) melalui pasar digital tanpa agunan.

Selain di Indonesia, Modalku juga beroperasi di Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam dengan nama Funding Societies. Sampai saat ini, Grup Modalku telah berhasil mencapai penyaluran pinjaman usaha sebesar Rp36,61 triliun kepada lebih dari 5 juta transaksi pinjaman UMKM.
Tentang jumlah kredit macet atau default yang ada di Modalku, Arthur mengatakan, saat ini di bawah satu persen. Rendahnya jumlah kredit default ini, selain karena selektivitas yang diterapkan Modalku sebelum mengucurkan pinjaman kepada para nasabahnya. Juga, pihak Modalku memberikan solusi terbaik kepada nasabahnya yang mengalami default.

”Bagi nasabah yang kesulitan membayar namun masih punya kemampuan untuk membayar, kami memberikan jalan restrukturisasi. Jadi pinjaman ditambah bunga yang belum terbayar hingga jatuh tempo, itulah yang direstrukturisasi. Misalnya selama 6 bulan, 12 bulan, atau 18 bulan. Jadi selama restrukturisasi pinjaman tersebut, tidak lagi kami kenai bunga. Sedangkan bagi nasabah yang memang sudah tidak sanggup lagi membayar pinjamannya, maka dengan sangat terpaksa kami anjurkan nasabah tersebut menjual asetnya untuk melunasi pinjamannya,” jelas Arthur. (mir)

Exit mobile version